Thursday 23 May 2013

Gambar Ibu Ibu Hamil Cantik Seksi Indonesia


CLICK TO ENLARGE

KLIK UNTUK MEMPERBESAR


dalam bikini :)

Hamil Besar 7 - 9 Bulan Masa Mengandung

Mirror Camwhore Selfie

Lingerie Pajamas

ANAKKU TERNYATA ANAK GENDERUWO - Kisah Misteri Horror Seram Alam Gaib


Kelik Untuk Liat Versi Bugilnya
Gara-gara ingin mempunyai seorang anak, sepasang suami isteri yang sudah belasan tahun menikah rela bersekutu dengan genderuwo.
Namun akhirnya, penyesalan jualah yang mereka dapatkan.... Kisah mistis ini dialami oleh paman dari sahabat Penulis, yang bertempat
tinggal di daerah Blitar, Jawa Timur. Demi melindungi nama baik mereka, sahabat penulis meminta supaya nama pelaku disamarkan.
Berikut ini adalah kisah mistis lengkap mereka...: Setelah tiga belas tahun menikah, Ngadiyono dengan Sulastri belum juga dikaruniai anak.
Sudah tak terhitung banyaknya dokter ahli kandungan yang mereka datangi demi mewujudkan impian mereka memiliki momongan.
Bahkan puluhan orang pintar pun telah mereka sambangi demi mimpi yang sama. Namun semua usaha yang mereka usahakan belum
berbuahkan hasil yang memuaskan.  Karena mimpi yang mereka dambakan tak juga terwujud jadi nyata, pasangan suami isteri Ngadiyono
dan Sulastri pun tenggelam dalam rasa keputusasaan, bahkan akhirnya hanya bisa pasrah terhadap nasib. Hingga suatu ketika datanglah
salah seorang paman Sulastri yang bernama Pakde Ngatmin yang berasal dari Kediri. Kepada Pakdenya, Sulastri dan Ngadiyono menceritakan
keresahan yang mereka alami. Setelah mengetahui penderitaan yang dialami oleh keponakannya, Pakde Ngatmin memberitahukan
bahwa ada suatu tempat kramat di wilayah Jawa Timur yang mungkin saja bisa mewujudkan impuan mereka. Tempat semacam punden kuno.
"Banyak orang minta berkah di tempat kramat ini agar mempunyai anak. Menurut cerita yang Pakde dengar, kabarnya banyak yang berhasil,"
tegas Pakde Ngatiman. Walaupun Pakde-nya telah membicarakan kekeramatan punden tersebut,  Ngadiyono sama sekali tidak tertarik.

Pikirnya, dokter dan orang pinter saja sudah dia datangi dan tak berhasil, apalagi hanya sebuah tempat keramat. "Mustahil!" bantahnya
dalam hati. Karena omongannya tak ditanggapi oleh Ngadiyono, Pakde Ngatmin malah membujuk keponakannya, Sulastri, agar mau bertirakat
di punden kramat tersebut, dan mohon kepada yang mbaurekso agar bisa diberi momongan anak. "Apa kamu tidak ingin punya keturunan,
sedangkan usia perkawinanmu sudah belasan tahun. Kalau suamimu tidak mau biar kamu saja yang tirakat disana. Nanti alamatnya Pakde
kasih tahu," bujuk Pakde Ngatiman. Mendengar bujukan dan nasehat pamannya itu, Sulastri mulai tergoda. Sebagai wanita dia sudah tentu
ingin sekali mempunyai anak keturunan. Demikianlah, setelah Pakde-nya pulang ke Kediri, Sulastri membicarakan keinginannya u/ bertirakat
di punden keramat tersebut kepada suaminya. Namun, Ngadiyono menolaknya dengan alasan dokter dan paranormal saja tak banyak membantu
apalagi tempat keramat. Lagi pula dia takut terjebak kemusyrikan dengan memuja sebuah tempat keramat. "Lebih baik pasrah dan berdoa saja
kepada Tuhan!" tegas Ngadiyono membuat isterinya terdiam. Namun Sulastri tidak berputus asa. Keinginannya yang sangat kuat untuk
mempunyai anak memaksanya untuk terus menerus mendesak suaminya agar mau menemaninya bertirakat di punden keramat tersebut.
Ngadiyono yang semula bersikukuh tetap menolak ajakan isterinya akhirnya luluh hatinya, ketika Sulastri memintanya dengan linangan air mata.

Dia tak tega melihat isterinya bersedih. Akhirnya, dengan berat hati Ngadiyono menyetujui usulan isterinya untuk bertirakat di punden keramat
tersebut. Setelah mendapat cuti dari tempat kerjanya Ngadiyono beserta isterinya pergi menuju Jawa Timur. Mereka mampir ke rumah pamannya
yaitu Pakde Ngatmin untuk dimintai alamat serta denahnya. Setelah menginap semalam di rumah Pakde-nya, keesokan paginya mereka berdua
menuju ke punden keramat tersebut. Di dalam perjalanan mereka mengira tempat yang akan mereka kunjungi adalah sebuah makam keramat,

namun ternyta bukan. Punden tersebut hanya sebuah onggokan batu besar yang sekelilingnya terdapat pohon-pohon besar dan tua yang
menyeramkan. Singkat cerita, setelah mendapat wejangan dari juru kunci punden, mereka berdua diharuskan tirakat di tempat tersebut
dengan membakar kemenyan. Ini  dilakukan selama semalaman. Mereka berduapun menyanggupi persyaratan tersebut. Dan malam itu juga
mereka melakukan ritual pemujaan di punden keramat itu. Bersama malam yang kian larut, mereka berdua pun ikut larut dalam semedi yang
kian khusuk. Dinginnya malam dan semilir angin menerpa tubuh mereka. Ada perasaan takut dan ngeri di hati mereka. Namun karena tujuan
telah bulat, maka perasaan itu pun mereka buang jauh-jauh. Di tengah keheningan malam itu, mata Ngadiyono seakan mulai meredup dan
tak sanggup menahan rasa kantuk yang amat sangat. Secara tak sadar dia pun mulai tertidur pulas, sementara Sulastri masih asyik dengan
semedinya. Entah apa yang terjadi...


Beberapa bulan setelah melakukan ritual pemujaan di punden keramat, aneh bin ajaib, Sulastri memang hamil. Dia merasa sangat bahagia,
begitu pula dengan Ngadiyono. Ya, mereka bedua merasa bahagia karena impian untuk mempunyai keturunan akan terwujud menjadi kenyataan.
Tapi dibalik rasa bahagia itu hati Sulastri sebenarnya bergidik menahan ngeri bila mengingat peristiwa malam itu. Inilah kejadian yang
sebenarnya...: Tatkala suaminya tertidur pulas malam itu, dia didatangi sosok makhluk hitam tinggi besar. Makhluk seram itu mendatanginya
dengan senyuman yang menyeringai. Namun entahlah, Sulastri bagaikan terhipnotis oleh senyuman makhluk itu.











Dan yang lebih aneh lagi, Sulastri diam saja ketika makhluk hitam seram itu menggumuli dan menikmati tubunya. Saat itu juga makhluk itu
berkata sambil berbisik lirih, "Sulastri, aku akan menitiskan anakku ke dalam rahimmu!" Sulastri diam membisu. Dia bahkan begitu bergairah
dengan permainan makhluk yang sangat menjijikan itu. Begitulah. Sulastri sengaja merahasiakan peristiwa tersebut kepada suaminya.
Dia takut Ngadiyono marah besar bila mendengar cerita ini. Ya, siapa sih yang rela isterinya disentuh oleh orang lain, terlebih berwujud
makhluk menyeramkan. Hari demi hari berlalu, hingga tak terasa usia kandungan Sulastri mencapai sembilan bulan lebih. Semestinya, sang
jabang bayi sudah berkendak dilahirkan ke dunia. Namun, memang aneh, hingga usia sepuluh bulan tanda-tanda kelahiran itu belum juga
nampak. Karena merasa takut ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada diri isterinya, Ngadiyono segera memeriksakan kandungan Sulastri
ke dokter spesialis kandungan. Menurut hasil pemeriksaan dokter, tak ada kelainan yang dialami Sulastri maupun bayi yang di kandungnya.
Janin itu masih dalam keadaan sehat dan tak perlu merasa khawatir dengan keterlambatan persalinan. Merasa tidak puas dengan jawaban
dokter, Ngadiyono membawa isterinya ke dukun beranak. Setelah diperiksa, hasilnya pun sama, yaitu Sulastri dan anak yang dikandungnya
masih dalam keadaan sehat. Di usia kandungannya yang memasuki bulan ketiga belas, Sulastri merasa purutnya amat mules. Karena
keadaannya mendesak Ngadiyono tak sempat membawa isterinya ke rumah sakit, namun dia segera membawa isterinya ke dukun beranak di
dekat sekitar rumahnya. Menjelang tengah malam, hati Ngadiyono merasa resah dan tak menentu menanti kelahiran anak pertamanya.
Beberapa saat kemudian terdengar tangisan seorang bayi dari arah dalam kamar. Kemudian disusul suara jeritan rasa kesakitan dan suara itu
berasal dari suara dukun beranak. Karena merasa penasaran, Ngadiyono segera masuk menuju kamar bersalin itu. Namun, betapa kagetnya dia

saat itu. Apa yang terjadi? Ngadiyono menyaksikan sesosok bayi berwarna hitam legam dengan ditumbuhi bulu yang lebat tengah menyedot
darah yang keluar dari leher si dukun beranak. Sementara itu Sulastri nampak jatuh pingsan. Merasa ketakutan, saat itu juga, Ngadiyono berteriak
meminta pertolongan. Demi mendengar teriakan itu makhluk kecil itu menatap Ngadiyono dan berkata, "Ngadiyono aku bukan anakmu,
tapi aku adalah titisan genderuwo, yang dititiskan melalui isterimu!" Makhluk itu tertawa menyeringai, kemudian berlari melompat jendela
yang terbuka dan menghilang. Beberapa lama kemudian, masyarakat yang mendengar teriakan Ngadiyono pada berdatangan. Mereka semua
terkejut mendapati dukun beranak yang telah mati mengenaskan, dan merasa heran demi mendapati Sulastri yang tengah pingsan sehabis
melahirkan. Begitu pun dengan Ngadiyono yang terkulai lemah di atas lantai, tak sadarkan diri. Sebagian dari para tetangga itu segera mengurus
jenazah si dukun beranak, dan sebagian lagi segera membawa Sulastri ke rumah sakit. Seminggu setelah kejadian itu, keadaan Sulastri membaik.
Sambil berurai air mata dia menceritakan pengalaman seramnya ketika berada di punden keramat sewaktu suaminya tertidur.  Ngadiyono
menyimak dengan batin yang perih. Sulastri menyesal dengan kejadian itu dan meminta maaf kepada suaminya. Ngadiyono pun memaafkan
isterinya dan berusaha agar sabar menahan cobaan. Mungkin memang Tuhan belum mengizinkan atau belum memberi mereka keturunan.

Yang terpenting mereka berdua harus memohon ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerena mereka telah melakukan kemusyrikan dengan
melakukan pemujaan di punden keramat tersebut.
Datang Juga Sumber Cerita Seram

Ngentot Mama Di Taman - Cerita Seks Ibu Kandung


Ngentot mama di taman


Mama saya, seperti kebanyakan wanita wanita lain, sangat senang dengan tanaman. Di usia nya yang separuh baya, hampir sebagian waktunya
dihabiskan untuk mengurusi bunga-bunganya yang nyaris memenuhi seluruh halaman rumah kami yang luas. Setiap sore mama selalu berada
di halaman belakang, terbungkuk - bungkuk merawat bunga-bunga kesayangannya. Jika liburan begini, biasanya sepanjang sore kubahiskan
waktu untuk memperhatikan Mama. Terus terang, saya senang sekali mencuri pandang pada gundukan payudaranya yang hampir menyembul
dari belahan dasternya, pahanya yang sekali-sekali tersingkap jika Mama menungging, atau memeknya yang membayang dari celana dalamnya
yang jelas terlihat sewaktu Mama berjongkok. Sewaktu waktu, dengan tidak sengaja, Mama membungkuk kearah ku yang lagi asyik duduk di
gazebo. Kedua belah payudaranya yang tanpa beha hampir seluruhnya keluar dari leher dasternya. Kedua putting payudaranya jelas-jelas terlihat.
Mungkin karena gerah, Mama tidak mengancingkan hampir separo kancing dasternya. Aku hanya bisa melongo, batang kontolku langsung ereksi,
kalau nggak cepat cepat aku ngacir, mungkin Mama bisa melihat separo batang kontolku yang udah keluar dari pinggang celanaku.
Suatu hari, aku benar benar ketiban rezeki. Nggak sengaja Mama memberikan tontonan yang membuatku terangsang berat.

Seperti biasa aku sedang duduk duduk di gazebo, bertelanjang dada seperti biasa, aku hanya memakai blue jeans ketat kegemaranku.
Sambil mengembalikan kesadaranku, maklum habis tidur siang, aku menemani Mama di halaman belakang. Sambil ngobrol mengenai

acara wisudaku, Mama asyik dengan bunga-bunganya. Entah kenapa, mungkin karena keasyikan ngobrol, Mama nggak sengaja jongkok tepat
di depan mataku. Walaupun sedikit tertutup dengan tumpukan pupuk, dan ranting ranting daun, aku jelas - jelas melihat gundukan memeknya,
mulus tercukur tanpa satu helai rambut. Ya ampun, mungkin Mama lupa memakai celana dalam !!!. Kontan aku jadi terangsang luar biasa.

Saking terpananya, aku nggak peduli lagi sama batang kontolku yang udah menerobos keluar, menjulang gagah sampai ke atas pusarku.
Aku baru sadar sewaktu Mama terbelalak melihat kontolku. Jelas-jelas saja Mama kaget, saking panjangnya,kontolku kalo lagi ereksi

bisa sampe ke ulu hati. Dengan wajah merah karena jengah, aku bangkit dan ngacir ke toilet belakang. Di tengah kegelapan kubuka resluiting
jensku dan mulai mengocok kontolku. Tiba tiba pintu terbuka, membelakangai sinar matahari sore - Mama berdiri di pintu, tangan kanannya
masih memegang sekop kecil. Mama menatap kontol raksasaku, dan jembutku yang lebat, kemudian menatap wajahku dan badanku yang kekar.

Aku hanya bisa melongo, tanpa berusaha menghentikan kocokan ku. “Ya ampun !”, hanya itu yang keluar dari mulut Mama, entah apa yang dia
maksudkan. Ku kocok sekali lagi kontolku, membiarkan Mama melihat kedua tanganku yang menggenggam erat pangkal dan ujung kontolku
yang mulai memerah. Ku kocok lebih cepat lagi, sementara tangan kananku menarik celana dalamku ke bawah, biar Mama melihat kedua biji
kontolku yang bergerak ke sana ke sini seirama kocokanku pada batang kontolku. Terpana oleh pemandangan di depan matanya,
atau mungkin karena melihat ukuran kontolku yang super besar, Mama beranjak masuk sambil menutup pintu toilet di belakangnya.

Mama mendekatiku sambil mulai melepas satu persatu kancing dasternya dan kemudian melepaskannya, benar ternyata Mama tidak memakai beha.
Kedua bulatan tetek-nya benar- benar membuatku terangsang, walaupun sudah turun namun ukurannya hampir sebesar melon.

Minimnya cahaya yang masuk ke toilet membuat kedua pentilnya tidak jelas terlihat warnanya. Mungkin coklat kehitaman. Aku hanya bisa
berkata lirih , “Oh, Mama, tetek Mama benar-benar hot!!”. Dengan beberapa langkah, aku kedepan menyongsong Mama, sambil tanganku

berusaha menggapai salah satu bulatan payudaranya. Sambil berjalan, kontolku tegak menjulang di udara. Aku benar - benar terangsang.
Ku peluk pinggang Mama, mulutku terbuka dan lidahku menjulur keluar. Ujung lidahku akhirnya menyentuh pentil susu Mama yang besar
dan kecoklatan. Astaga… kontolku serasa akan meledak. Tergesa gesa, Aku mengisap dan meremas teteknya yang lain dengan tanganku.

Kontolku yang terjepit diantara perutku dan perut Mama tiba tiba mengeras lalu… cruttttttt cruttttttt crutttttttttt.. semprotan demi semprotan
kontolku meledak menyemburkan cairan putih kental membasahi sebagian perut dan tetek Mama. Tanpa perubahan ekspresi,

Mama dengan tenang menggenggam batang kontolku dan meremas ujung nya, cairan maniku keluar lagi membasahi telapak tangannya.
Di sela sela kenikmatan yang kurasakan aku hanya bisa menatap ke bawah, air maniku membasahi seluruh tangan dan lengan Mama,

beberapa semprotan jatuh ke pangkal paha Mama. Masih di tengah keremangan toilet, tanpa banyak kata-kata, Mama meraih tanganku
dan menggosok-gosokan ke memeknya. Terasa gatal tanganku sewaktu telapak tanganku bergesekan dengan permukaan memeknya yang
dipenuhi bulu-bulu pendek. Seumur hidupku baru kali inilah aku dapat melihat memek Mama dari dekat. Belum ada lima menit, aku keluar lagi,

kali ini air maniku menyemprot tepat di permukaan memeknya. Kali ini Mama memandangku sambil tersenyum. Aku jadi salah tingkah.

Walaupun sudah dua kali aku keluar, batang kontolku masih keras, bahkan semakin keras saja, agak sakit jadinya. Mama semakin membuatku
terangsang dengan belaian-belaian tanganku pada memek dan kedua buah payudaranya. Aku membungkuk ke depan dan mulai mengulum
tetek Mama sementara tanganku yang lain meremas remas tetek yang lain. Membelai dan memencet pentilnya yang mengeras. Kedua tangan
Mama menggenggam batang kontolku dan aku mendorong ke memeknya. Di tengah desisan-nya, Mama melenguh ketika ujung kontolku

menyentuh memeknya. Di tariknya tanganku ke dalam. Mama kemudian duduk di bibir bak mandi dan kemudian mengangkangkan pahanya.
Ku himpitkan badanku ke tubuh Mama, wajahku ku susupkan dicelah kedua bukit payudaranya. Ku hisap yang satu.. kemudian yang lain.

Tangan Mama lagi lagi mencengkram batang penisku dan kemudian mendorongnya masuk ke dalam memeknya. Kurasakan hangat dan basah,
dan kemudian kudorong dengan pinggulku, hampir setengahnya, kemudian kurasakan sudah tidak bisa masuk lagi. “Sshh…egh..!” Mama
mendesis. Aku mulai memompa kontolku keluar dan masuk, mulutku tetap mengulum kedua teteknya bergantian. Semakin lama semakin cepat
aku memompa, dan kemudian terasa aku akan keluar lagi. Mama mulai ikut memompa, menyambut tusukanku. Menggelinjang dan mengerang.

Tidak berapa lama kemudian Mama mengerang agak keras, dan aku bisa merasakan badannya tergetar sewaktu ia berteriak tertahan.
Batang kontolku kemudian menjadi semakin basah saat cairan hangat dan kental keluar dari memeknya. Aku masih terus bertahan memompa,
dan kemudian, sewaktu aku merasa akan keluar, kudekap pantat Mama erat-erat dan ku benamkan batang kontolku sedalam dalamnya.

Kontolku kemudian meledak, semprotan demi semprotan air mani keluar, jauh didalam memek Mama. Separuh orgasme, kutarik keluar
dan kukocok, air mani keluar lagi membasahi tetek Mama. Kugosok - gosokkan ujung penisku di kedua pentil nya yang membesar.
Kemudian kutekan kedua bulatan payudara Mama dan menyusupkan batang kontolku di celah antara keduanya. Kugosok gosok kan terus
sampai air maniku berhenti keluar. Mama tersenyum, dagu, leher dan dada Mama penuh dengan air maniku. Entah berapa banyak air mani
yang kusemprotkan waktu itu. Pada semprotan yang terakhir, aku melenguh keras. Takut jika ada yang mendengar, Mama mendekap kepalaku
di dadanya. Setelah itu kukenakan blue jeansku, sambil tersenyum malu aku keluar dari toilet itu. Sewaktu menutup pintu kulihat Mama
mengguyur tubuhnya dan mulai menyabuni pangkal pahanya. Sungguh sexy dan aku terangsang lagi. “Mandi berdua dengan Mama ? Wow !”
pikirku. Aku masuk lagi ke dalam. Mama melihatku mengunci pintu dan tersenyum kearahku penuh arti.


Sisca Meiliana

Wednesday 1 May 2013

Obsesi Suami ingin Istrinya Ngentot Anak Kandung 18 Tahun

Sang Pengintip

Heru & Wina, sama-sama 36 tahun, suami istri yang bahagia. Anak mereka satu, Riki, 16 tahun, baru awal kelas 2 SMU. Dahulu mereka kawin muda sekali,
di usia 18 tahun. Kehidupan seks mereka justru semakin bergairah di tahun2 belakangan ini. Memang kuncinya adalah mereka berdua selalu terbuka,
Heru sedang duduk sendirian di ruang tamu malam itu. Baru saja ia melewatkan satu ronde hubungan yang panas bersama Wina, istrinya tercinta.
Hampir jam 2. Heru masuk kamar. Wina nampak tertidur, bertelanjang bulat, hanya berselimut saja. Biasanya memang Wina hanya mencuci memeknya saja
Perlahan ia singkapkan selimut Wina, tubuh istrinya sungguh mengagumkan. Di usia ke 36 masih menawan dan tak pernah membuatnya bosan.
Perut rata dan langsing, Tetek besar dan pentil yang indah. Wina tak mencukur keteknya. Lebih merangsang, kata Heru. Jembutnya lebat dan hitam.
Kontol Heru mulai keras. Ia segera mendekatkan mulutnya ke selangkangan Wina, mulutnya mulai menciumi jembut istrinya, menjilatinya sesekali.
Diarahan lidahnya ke itil Wina yg cukup besar & menonjol. Jarinya dengan gemas ikut memainkan itil istrinya, lalu lidahnya asik menjilati daging tersebut.
Wina yang sedang tidur, mulai merasakan memeknya sedang mendapat serangan yang enak, perlahan tersenyum dan membuka matanya, tahu suaminya mulai jahil,
Wina merajuk ”Aaw! Jahil kamu, Her. Ooooh... padahal belum lama kamu ngewekin aku.” Heru tak menjawab, makin asik mengulum itil Wina
”Uwwwaahhh Ssshh Terus, Herr Ooohh.. Enaaak.. Aaaahhhh..” Wina mengangkat sedikit pantatnya, agak mengejan, dan memuntahkan orgasmenya,
Oke... cukuplah, saatnya beraksi. Dengan lembut Heru menahan gerakan kepala Wina. Wina paham maunya Heru, iapun segera mengangkangkan kakinya
selebar mungkin. Jleb! terasa nikmat saat kontol Heru menyodok memeknya. Heru mulai memompa dengan santai, tangannya mulai meremasi susu Wina
Wina sesekali menggoyangkan pantatnya, menambah rasa nikmat pada kontolnya. Dengan gemas Heru mulai menciumi ketek istrinya yang lebat
Heru makin mempercepat sodokannya, memek istrinya sudah sangat basah. Kontolnya bergerak bebas dan mantap. Wina makin mendesah dan orgasme!
Sudah lumayan lama mereka ngentot, Tak lama ia merasakan desiran hangat di kontolnya, ia segera mencium bibir Wina, dan memeluknya erat.
Crooottt... crooot... pejunya memancar, tak terlalu banyak, sudah banyak keluar saat main sebelumnya. Ah lega dan enak, Heru terkulai sesaat.

Wina tersenyum, lalu menjilati kontol Heru, membersihkan sisa sisa peju yang menempel. Sesaat kemudian, Wina beranjak bersih2 di kamar mandi.
Heru berbaring, menunggu Wina kembali. Tak lama Wina kembali, memakai piyama seksi dan menggairahkan. Dia naik ke atas tempat tidur, berbaring,
”Win, dengerin aku bentar deh, tunda dulu tidurnya.” ”Duh, Her, aku ngantuk nih. Tadi kan lagi enak tidur, kamu jahilin aku, besok saja deh.”
”Sebentar deh penting nih, sudah lama kepikiran sih” ”Ya udah, ngomong deh, aku dengerin” “Ngg, anu soal m.. nggak jauh dari soal ngewek sih, Win.”
”Gi-gini, sebenarnya. belakangan aku mulai sering membayangkan kamu bersetubuh.. eh, a-anu. dengan pria lain, dan aku melihatnya langsung
Bahkan kontolku bisa mengaceng sangat keras karenanya.” Dahi Wina berkenyit, sedikit terperangah. Kali ini Wina membalas pembicaraan mereka
”HAH? kamu waras nggak sih? Kamu mabok ya? Kamu menyuruh aku terang-terangan untuk ngewek pria lain? ARE YOU CRAZY?” sementara kamu asik
melihat atau ngintipin?” ”Iya, dan aku tidak gila. Aku terobsesi, bukan gila. Nggak, kamu nggak salah dengar. Kamu boleh melakukannya dengan pria ini.
Aku ijinkan, relakan dan hanya... ingat, hanya dengan pria ini saja aku relakan. Aku tak akan marah bila kamu melakukannya dengan dia.” “Siapa Dia?”
“Riki,” “HAH? ASLI KAMU BENAR-BENAR GILA HARI INI. SUDAH, AKU MAU TIDUR. DAN JANGAN PERNAH KAMU MEMBAHAS HAL INI LAGI. GILA KAMU, HER.”

Besok paginya, Riki anaknya masuk sekolah, Wina menyiapkan sarapan & biasa berpakaian tidur atau daster yang seksi dan mini di depan Riki.
Riki kan anaknya, bukan siapa-siapa, jadi ia tak canggung. Heru pun tak pernah menegurnya karena hal ini. Hal yang biasa dan sangat wajar.
Saat ia keluar dari kamar, dilihatnya Riki baru keluar dari kamarnya dan sudah rapi siap untuk berangkat sekolah dengan seragam abuabunya.
Wina menawarkan roti untuk sarapan Riki, Riki hanya mengangguk, diliriknya mamanya, baju tidur hitam berenda di bagian atas dadanya. Cukup
memperlihatkan belahan tetek mamanya. Teteknya nampak besar di balik baju tidur itu. Nampak pentil mamanya yang besar agak tercetak
Sekilas nampak ketek mamanya yang rimbun. Buset, pagi-pagi sudah kenceng dan keras kontol gue, pikir Riki. Untungnya mamanya tak menyadari.
Tak lama mamanya selesai membuatkan sarapan, sehabisnya Riki berpamitan, tak lupa seperti kebiasaannya mengecup kening dan pipi mamanya.

Siang itu Riki pulang. Tadi mamanya SMS, katanya pergi sama Tante Ira, tetangga mereka ke mall. Pulangnya sore, kalau mau makan sudah ada di meja.
Setelah makan dan istirahat. Ia lalu menuju ke tempat cucian mamanya. Mamanya jarang mencuci setiap hari, biasanya cucian ditumpuk di tempatnya
lalu dicuci mesin cuci. Perlahan Riki mengaduk bak tempat baju kotor. Yang ia cari pakaian dalam mamanya. Riki temukan BH dan CD hitam berenda.
Diciumnya BH mamanya, wangi tubuh mamanya memenuhi rongga hidungnya. Dilihatnya ukuran BH mamanya: 38, tapi sepertinya lebih deh.
Kayaknya teteknya lebih gede, BHnya cuma buat penyangga saja. Dengan cepat kontolnya mengeras. Riki mengantongi BH dan CD tersebut,
untunglah sejauh ini mamanya tak curiga. Lagipula Riki setelah berapa lama dan bau aroma tubuh mamanya hilang dari BH dan CD itu,
akan segera menaruh dan menggantinya lagi. Terkadang ia suka menemukan rambut kasar di balik CD mamanya.

Riki mengunci pintu, masuk ke kamarnya dan mengeluarkan kontolnya, mulai mengocok sembari berfantasi dengan mencium BH dan CD mamanya.
Hal yang sering Riki lakukan setiap melamunkan tubuh indah Wina. Cuma mengkhayal dan sesekali mencuri pandang pada tubuh sintal mamanya
Selebihnya cukup ia bayangkan dari film bokep saja. Sedikit banyak ia paham dan mengerti tentang bagaimana orang ngewek itu ya karena film bokep.

Kembali ke suami istri, Heru-Wina, Wina menganggap fantasi Heru cukup wajar, ia juga pernah membaca hal ini di rubrik seksiologi majalah.
Ada kok yang berfantasi seperti ini, dengan mengintip orang lain yang beradu kelamin. Bisa dengan menyuruh pasangannya ngewek orang lain.
Dan yang ekstrim membayar orang lain, dan ia duduk anteng menyaksikannya. Namun dalam hal Heru, memang agak menyimpang lagi.
Heru hanya mau dan mengijinkan istrinya, Wina diewek sama Riki, anak mereka sendiri yang masih duduk di bangku SMA.

Makin lama dan sering Wina pikirkan, tertarik juga dirinya. Biarlah, satu kali saja demi Heru. Walau memang menyimpang, toh Riki anak mereka,
tak ada pria luar dalam hal ini. Dan sejujurnya, saat memikirkan ia berhubungan dengan Riki, Wina menemukan dirinya terangsang sekaligus penasaran.
Riki anak kesayangannya, dan dari segi fisik dan wajah, Riki termasuk oke seperti papanya. Wina memantapkan diri. ”Eh, Her, gimana ya... setelah
aku pikir baik-baik, aku siap mewujudkan impianmu.” ”Be-benarkah itu, Win? Serius? Gila, senang banget aku.” Heru mengecup istrinya senang.
”Tapi gimana kamu melihatnya? Apa kamu pikir Riki nggak bakal canggung, melakukan hal ini bersamaku dan kamu melihatnya? Aku tak yakin itu.”
”Itu bisa diatur, kamu bisa melakukannya di kamarnya, Aku intip dari jendela, pastikan kordennya sedikit buka. Dari dalam aku tak akan kelihatan"
”Baiklah, kurasa bisa, Her. Iya, aku akan buka sedikit kordennya nanti. Eh, trus bagaimana caranya aku bilang ke Riki? Nggak mungkin dong tiba-tiba,
bisa kaget dan takut dia nantinya. Gimana nih, Her?” ”Win, Riki itu anak lelaki yang sedang dalam masa puber, penasaran akan wanita dan seks.
Kamu bisa menggodanya. kalau kebablasan, anggap saja latihan buat Riki. Dia harus pintar juga nantinya dalam hal ini, dan kamu jadi guru baginya.”
”Baiklah, akan kuusahakan.” ”Mendengar kamu mau melaksanakan ide ini, kontolku bersemangat lagi, ayo kita lanjutkan ronde berikutnya, hehehe...”


Beberapa hari ini Wina mulai menggoda Riki. Sepulang Riki sekolah, Wina masih berpiyama atau daster yang mini. Wina mulai sering secara ’tak sengaja’
menyenggol Riki kalau berjalan, entah itu menyentuhkan teteknya, pantatnya. Juga Wina mendadak suka ’lupa’ menutup pintu kamarnya, melepas
handuknya untuk memakai baju saat habis mandi sore dan belagak ’tidak tahu’ kalau Riki melihatnya dari ruang TV. Riki makin terangsang melihat Wina.

Hari itu agak sore, Riki sedang nonton TV, santai, besok sekolah libur. Mamanya lagi mandi di kamar mandi. Dan Riki memang mendadak jadi rajin menonton TV di sore hari sejak beberapa hari lalu, ia secara tak sengaja melihat mamanya yang tak menutup pintu kamar sewaktu memakai baju sehabis mandi. Dan betul saja mamanya keluar dari kamar mandi terbalut handuk minim. Mata Riki melirik, mamanya dengan santai memelorotkan handuknya, memperlihatkan gunung kembarnya yang busung dan rimbunan lebat di selangkangannya, asik memilih baju tidur dan memakainya, seakan tak peduli
kalau dari luar Riki bisa melihatnya dengan leluasa. Tiba-tiba mamanya menjerit, ”Aduh!” Riki kaget dan bergegas masuk ke kamar mamanya.
Menatap dengan bingung dan bertanya pada mamanya yang sudah berpiyama sangat mini dan tipis, pentilnya jelas terlihat. Riki belagak tak ngeh.
”Kenapa, Ma?” ”Aduh, kayaknya lengan mama keseleo waktu memakai baju barusan.” ”Kok bisa?” ”Ya bisalah, namanya saja keseleo. Aduh, Rik, tolong
bantuin mama sebentar, pijitin tangan mama.” Mamanya segera dengan manis duduk bersandar di tempat tidur, sekilas Riki melihat CD Wina saat duduk
"Enak juga pijitan kamu, Rik. Sekalian deh pijitin badan mama, lagi pegel nih.” Mamanya segera berbaring tengkurap. Riki agak naik sedikit, mulai
memijat punggung mamanya, lalu pinggangnya. ”Enak, Rik, pijitannya. Duh kayaknya kurang nyaman deh karena mama masih memakai baju ini.”
Dan hal selanjutnya cuma membuat Riki bengong dan melongok. Wina cuek bangun sambil membuka piyamanya, nampak teteknya yang besar menggantung indah dan menantang. Wina kembali tengkurap hanya memakai CD putihnya. Riki meneguk lidah menyaksikan tubuh mamanya.
”Kok bengong, terusin mijitnya, Rik.” ”I-iya, ma.” Riki mulai melanjutkan memijit, tangannya agak bergetar. Kontolnya sudah ngaceng di balik celana pendeknya. Untung tak kentara banget. Saat Riki sedang memijit daerah pantatnya, tangan anaknya ia rasakan agak gemetar, mau tak mau Wina yang
lagi tengkurep jadi nyengir sendiri dan menahan tawanya. ”Eng... Rik, kalau susah, kamu buka saja celana dalamnya, nggak kenapa kok.”
”Eng... enggak ah, ma. Malu ah.” ”Malu apa malu nih? Lagian ngapain malu, kamu nggak usah pura-pura deh, mama tahu kok kamu suka ngambil BH
sama CD mama dari bak baju kotor, habisnya suka ajaib ngilang lalu muncul lagi. Nggak perlu mungkir deh, siapa lagi di rumah ini? Papa kamu? Ya
nggak mungkin. Sudah buka saja.” Yee, Riki tengsin. Kirain mamanya nggak tahu dia suka ngumpetin BH sama CD. Dengan sangat gemetar Riki turunkan
celdam putih mamanya, Wina agak menaikkan pantatnya, supaya Riki lebih mudah. Riki kini diam terpaku, menatap pantat Wina yang mulus dan montok.  Belahannya sangat menggoda, samar Riki melihat jembut disana. Tangannya mulai memijit atau tepatnya meremas pantat montok itu, tersiksa sekali Riki, celananya terasa sesak sekali oleh kontolnya yang sudah sangat... sangat keraaaasss! Matanya juga menatap belahan memek mamanya yang dihiasi baok kasar yang agak panjang. Ampuuunnnn, nggak tahan banget gue, batin Riki. Seakan menambah deritanya, Wina malah berbalik dengan santai, kedua tangannya terlipat, dijadikan bantal untuk kepalanya, keteknya yang dihiasi bulu kehitaman dan lebat terpampang jelas, lalu teteknya yang besar & keras, dgn pentil besar berwarna coklat, perut yang rata, selangkangan yang dihiasi jembut yang lebat dan menawan, belum lagi belahan memeknya yang tebal.
Riki benar-benar terangsang dan tersiksa. ”Kok bengong, terusin mijitnya, Rik. Terserah mulai dari mana, eh mungkin kamu bisa mijit tetek mama dulu.
Ayo, nggak apa, mama nggak marah, memang mama yang minta kamu mijitin mama.” Riki mulai menyentuh tetek besar yang sangat ia dambakan itu.
Terasa empuk dan juga kenyal di tangannya, masih agak takut-takut. Karena mamanya hanya memejamkan mata dan diam, keberaniannya mulai timbul,
ia mulai berani menyentuh pentil mamanya, belum berani memegangnya. Lumayan lama Riki ’memijat’ daerah sekitar tetek mamanya. Mamanya masih memejamkan mata, Riki bersyukur jadinya, sebab ia bisa dengan leluasa juga memandang daerah indah di selangkangan Wina. Belahan memeknya itu lho, dengan jembut di sekelilingnya...

Pusiiing gue, teriak Riki dalam hati. Suatu hal yang ia sering bayangkan, namun ia tahu tak mungkin terjadi, kini malah telah terjadi. Saking seriusnya Riki menatap dan memelototin memek mamanya, dia tak sadar Wina telah membuka matanya kembali, dan kini satu tangannya terjulur, memegang bahkan mengelus pelan tonjolan di balik celana Riki.

”Lho, kenapa itu kamu, Rik, kok keras? Kamu terangsang dan ngaceng ya melihat mama?”

”Ah, mama... ya jelas dong, biar gimana juga, Riki kan anak laki, ma. Ngelihat mama yang nafsuin kayak gini, ya jelaslah Riki bangun. Cuma orang nggak normal yang nggak ada reaksinya melihat hal kayak gini, ma.”

Wina masih asyik mengelus tonjolan di balik celana Riki, Riki jadi grogi. ”Rik, kamu belum pernah begituan kan?”

”Pacar saja belum punya ma, apalagi begituan. Kok mama nanyanya aneh sih?”

”Masa sih? Eng, Rik, kalau mama ajari kamu begituan, mau nggak?”

”Apa, ma? Yang bener? Gila, ya mau banget dong, ma.”

”Tapi ingat, jangan sampai papa kamu tahu. Nah, sekarang kamu buka baju dan celana kamu, kasihan tuh kontolmu sampai sesak begitu, dari tadi minta dibebasin dari sarangnya.”

Wina sebenarnya hanya bersiasat dengan mengatakan agar hal ini jangan sampai diketahui Heru, ia juga ingin membuat Riki nyaman dengan sedikit melempar canda. Dan rencana awalnya dia memang hanya sebatas akan memberi Riki oral seks saja, sekedar membuat anaknya makin tergoda. Biarlah nanti saat Riki memasuki memeknya, itu dilakukan saat Heru mengintip. Tapi tentu saja Riki tak tahu pikiran Wina, dan mempunyai agenda tersendiri di benak remajanya. Saat itu remaja puber itu sedang dengan sangat cepat melepas bajunya. Wina nampak sejenak mengamati kontol anaknya, sebenarnya ia juga masih canggung, tapi ia memantapkan diri.

”Rik, kesinian dikit, mama mau lihat kontol kamu. Wah, nggak beda sama papa kamu, sedikit lebih kecil, namun pastinya bisa menandingi atau lebih nantinya, kamu kan masih dalam masa pertumbuhan. Ada potensi ke sana nih.”

”Yang benar, ma?”

”Iya, percaya deh sama mama. Nah sekarang kamu senderan, mama akan hisap kontol kamu, istilahnya oral seks, atau kalau anak seumur kalian biasa bilang nyepong. Kamu diam saja, kalau kamu berasa mau keluar, keluarin saja, nggak kenapa. Malah mama senang, karena kamu masih perjaka.”

Riki duduk bersandar dengan tegang, sementara Wina mendekati kontolnya, posisinya agak nungging. Riki sebenarnya sudah sering melihat hal ini di film bokep. Tapi merasakan langsung, jelas beda dengan menonton. Mamanya, Wina, mulai mendekatkan kepalanya, tangannya memegang dan mengenggam kontol Riki. Memainkannya sebentar, sangat enak terasa bagi Riki. Lalu lidahnya mulai menjilati kepala kontol Riki.

Riki yang seumur-umur baru pernah merasakan, mati-matian menahan rasa geli dan nikmat itu. Lidah mamanya, menjelajahi kepala kontolnya, lalu mulai menjilati batang kontolnya. Menggelitik setiap saraf yang sensitif di wilayah kontolnya, kontolnya berdenyut geli dan nikmat. Belum habis sensasi nikmat yang Riki rasakan, kontolnya mulai ditelan oleh mamanya, dikulum, dihisap, diemut, terasa enak banget saat bibir mamanya bersentuhan dengan batang kontolnya yang sedang dikulum naik turun oleh mulut mamanya. Riki mendesah nikmat. Mulai bisa menikmati dan mengontrol dirinya.

Gila, luar biasa, hari yang tak akan aku lupakan,batin Riki. Benar kata teman gue, bukannya enak, tapi enak banget. Ini baru pakai mulut, gimana saat gue masukin kontol gue ke memek mama. Riki menjadi sangat bergairah, dan secara naluriah, juga berkat ’pendidikan’ dari para aktor dan artis bokep, ia mulai mendekatkan badannya ke arah pantat mamanya yang agak menungging saat menghisap kontolnya. Dia mau mempraktekkan dan merasakan semua yang ia lihat di film.

Maka tangan Riki mulai menyentuh pantat mamanya, meremasnya. Wina diam saja, masih biasa dan reaksi normal saja kok, pikirnya. Tangan Riki sedikit mengelus belahan pantat dan memeknya, sedikit melebarkannya. Tak masalah, mungkin mau memuaskan penasarannya, pikir Wina lagi. Dan akhirnya Wina merasakan belahan memeknya mulai diciumi dan dijilati oleh mulut anaknya itu, ini jelas nggak biasa, pikirnya. Ia agak kaget, tak menyangka Riki seagresif itu, namun mau melarang juga tak mungkin.

Ia tetap melanjutkan menghisap kontol Riki. Riki sendiri merasakan memek Wina sangat harum dan mengeluarkan aroma yang menyenangkan dan memabukkan hawa nafsunya. Jarinya mulai makin melebarkan belahan memek itu, indahnya, merah merekah, dan Riki dengan statusnya yang masih hijau itu memulai pelajarannya , ia mulai menjilati sejadinya semua daerah memek itu, belum paham benar yang mana itil mamanya. Cuek saja, asik menjilati dengan rakus dan tak ada puasnya.

Awalnya Wina merasakan kurang nyaman, namun lama-lama seiring sapuan lidah anakya yang cepat dan rakus, ia mulai merasakan nikmat, jilatan lidah Riki memang kadang kena itilnya, dan apaan nih... ya ampun, Riki... ia malah mulai menusukkan jarinya ke lobang memekku, untung nggak nyasar ke lobang pantat. Wah kacau nih anak gue, terlalu berinisiatif, pikir Wina agak nyengir.

Karena merasa mulai enak dengan aksi Riki, Wina makin hot melumat kontol Riki dengan mulutnya, sampai Riki yang masih hijau ini kelojotan, saking geli dan enaknya. Riki tak sanggup lagi meneruskan kegiatannya mempelajari memek milik mamanya. Terlalu sulit berkonsentrasi. Dan aduh... Crooot... croot... pejunya mengalir dengan deras tanpa permisi, langsung membanjiri mulut Wina.

Wina menghentikan aksinya, mulai menelan peju itu, lalu menjilati sisanya yang meleleh di sekitar kontol anaknya. Riki lemas tak berdaya. Wina kembali menghadap ke arahnya, nyengir melihat Riki yang terkulai.

”Ingat ya, Rik, jangan bilang-bilang papamu. Sekarang kamu cuci tuh kontol kamu, nanti malam mama ajarin lagi yang jauh lebih enak, nanti... kalau papa kamu sudah tidur.”

Baru saja Wina mau mengambil baju tidurnya, Riki tiba-tiba menarik bahunya, agak kasar memang. Membaringkannya, tangannya agak terangkat, dipegang kuat oleh kedua tangan Riki, dengan cepat Riki sudah di atas tubuhnya, menindihnya...

”Aduh, kamu ngapain sih, Rik? Sakit nih mama.”

”Ma, nggak perlu nunggu sampai malam deh. Yang sekarang ya sekarang. Sudah terlanjur, nggak perlu nunggu malam. Bisa gila Riki kalau menunggu sampai malam.”

Riki lalu menciumi mamanya dengan ganas, bibir, leher, keteknya, teteknya, pentilnya, masih sangat kasar sekali tekhniknya. Akhirnya Wina menyerah, ya sudah deh sekalian belajar biar pintar.

”Rik, Riki sayang... baiklah, tapi jangan kayak gini dong, mama nggak bisa nafas nih, sakit.”

Riki mulai tenang, tangannya juga tak lagi menahan tangan mamanya. Saat ini ia asik memainkan dan menghisap pentil mamanya. Wina dengan sayang membelai rambut anaknya. Lalu Wina mulai berbicara. ”Ayo deh, Rik, kalau kamu memang kepingin, jangan takut, mama akan bimbing. Keluarin saja di dalam, tak masalah. Mama sudah gak mungkin hamil. Nah mama sudah melebarkan lobang memek mama, siniin kontol kamu, biar mama pegang pakai tangan yang ini. Nah, ikuti saja, biar mama yang arahkan.”

Mulanya meleset. Coba lagi, meleset lagi. Tapi akhirnya... blessss... tubuh Riki serasa melayang. Hanya diam dulu, menindih tubuh mamanya. Terasa sangat... sangat nyaman, kontolnya seakan dibelai dan direndam dalam pelumas yang sejuk dan nyaman. Dengan naluriahnya, ia mulai menaik turunkan pantatnya, memompa kontolnya, matanya memandang wajah cantik mamanya. Gila, setelah ia mulai memompa, ternyata rasanya jauh lebih enak. Jadi inikah rasanya nikmatnya memasuki memek seorang wanita? Riki cuma mampu melakukan hal ini saja saat ini, tak ada hal lain yang ia pikirkan. Tapi... croot... crooot... ya ampun, kok cepat amat? Kecewa dia. Mamanya diam sebentar, lalu agak mendorong tubuhnya, mencabut kontolnya.

”Sudah, jangan kamu pikirkan, itu wajar buat kamu yang baru pertama kali, belum mampu mengontrol diri. Dulu juga papa kamu pertamanya kayak begitu. Tapi nanti juga bisa tahan. Percayalah. Sudah kamu bersih-bersih dulu.”

”Eng, ma...”

”Iya, sayang?”

”Tapi janji ya, nanti malam ajarin Riki, Riki tunggu dikamar ya.”

”Iya, tungguin papa kamu tidur dulu ya.”

Riki lalu mencium pipi mamanya, segera mengambil pakaiannya dan ke kamar mandi di luar. Wina kini berbaring sendiri, masih terasa peju anaknya yang mengalir di memeknya. Sedikit heran mendapati bahwa dirinya merasa nyaman saat kontol Riki memasuki memeknya. Oke, semua sudah terjadi dan sesuai rencana. Tinggal nanti malam, biar suaminya Heru bisa mengintip.

Malamnya suaminya pulang, baru jam 7 lewat, kebetulan Wina sedang makan sama Riki, hal yang biasa, karena kalau menunggu Heru, suka tak pasti jam pulangnya. Heru masuk, mengucapkan basa basi salam dan langsung duduk, sekalian ikut makan deh, mandinya nanti saja, lelah sekali ia hari ini. Mengobrol sejenak kepada Wina dan Riki. Wina memang tak menelepon atau mengabarkan apapun pada Heru. Saat Riki tak melihat, dan Heru kebetulan memandangnya. Wina mengedipkan mata sambil mengangkat tangannya memberi tanda jempol, sudah oke. Mendadak saja rasa lelah Heru langsung hilang.

Saat kelar makan, Riki menonton TV, Heru mandi, Wina mencuci piring. Setelah kelar, ia membawa tumpukan baju yang sudah disetrika ke kamar Riki, sekalian menaruhnya di lemari, juga... ia memastikan gordengnya agak terbuka, agar Heru cukup mendapatkan sudut pandang yang luas, bahkan melonggarkan jendelanya sehingga Heru bisa mengintip dan mendengar dengan jelas. Yang pasti Riki jarang sekali menutup jendelanya, paling malas, asal kelihatan sudah ketutup ya sudah, nggak mengecek lagi apakah sudah rapi atau rapat.

Wina merapikan baju di kamar Riki dengan agak berdebar. Beberapa waktu lagi, ia akan melakukan hubungan lagi dengan anaknya di kamar ini, diintip suaminya, Heru. Tubuhnya agak bergidik sekaligus bergairah membayangkannya.

Heru mandi dengan perasan girang, tadi saat Wina masuk kamar ia sampai merasa perlu memastikan lagi. Ternyata memang sudah bisa dilakukan malam ini. Gairahnya meningkat, membayangkan apa yang diimpikannya akan terealisasi dalam waktu singkat ini. Namun ia memutuskan tak akan ngewek sama Wina sebelum ia mengintip. Biar makin maksimal. Heru melanjutkan mandinya sambil berdendang, syalalalala - dubidubidam...

Riki menonton TV dengan perasaan tak menentu, bahkan sebenarnya apa yang ia tonton juga ia tak tahu atau perduli. Otaknya mengembara entah ke mana. Matanya melirik mamanya yang sedang merapikan baju di kamarnya. Sungguh hari yang luar biasa. Tubuh mamanya yang mempesona dan ia dambakan, hari ini bukan hanya bisa ia lihat sepuasnya, ia bahkan telah merasakan nikmatnya. Memang masih sangat culun dan memalukan, tapi nanti malam masih ada kesempatan, ia bertekad untuk melakukannya dengan sebaik mungkin. Ah nikmatnya, kontolnya mulai ngaceng saat ia membayangkan tubuh mamanya. Sayang ada papanya saat ini, kalau tidak, pasti ia sudah menerkam tubuh mamanya lagi.

Gong! Lonceng sudah dibunyikan. Semua sudah siap dengan rencana dan pikirannya masing-masing. Mari kita tunggu waktunya tiba...

Mendadak malam itu semuanya sangat... sangat cepat mengantuk. Cepat sekali, jam 9 kurang sedikit, saat mereka di ruang tamu menonton TV. Heru membaca koran. Yang sebenarnya acara TV dan juga koran itu sama sekali tak menarik sedikitpun bagi benak mereka. Mula-mula Riki menguap, lalu Heru, terakhir Wina.

”Wah, ngantuk banget nih, yuk kita semua tidur saja.” kata Heru.

Lima menit kemudian, semua sudah masuk kamar, tadi Wina sempat mampir ke kamar Riki, standar seperti biasanya, mengucapkan selamat tidur, sambil mengatakan supaya Riki menunggu, tak akan lama karena kalau papanya capek pulang kerja, pasti dia akan cepat tidur dan pulas.

Di kamarnya, Heru kembali bercakap dengan Wina. ”Nanti, beri waktu setengah jam, biar dia nggak curiga.”

”Iya, aku juga paham.”

”Gimana si Riki, sampai begituan nggak tadi?”

”Iya, sama kayak kamu dulu, waktu pertama kali ngewek sama aku. Masih hijau dan culun. Tapi juga menyimpan potensi.”

”Hahaha, bisa saja kamu, Win.”

Mereka kembali bercakap, mencoba santai. Akhirnya Heru merasa waktunya sudah pas, yang tak akan membuat Riki curiga, jam 10 kurang seperempat. Wina mulai mematut dirinya di depan kaca, memandang penampilannya, sedikit menyemprotkan parfum ke leher, belahan teteknya dan kedua pangkal lengannnya. Wina melihat Heru dari cermin, tersenyum nakal dan menggoda. Mau nggak mau Heru nyengir melihatya. Duh bini gue, dulu mati-matian nolak, sekarang malah antusias.

Wina membuka pintu kamarnya perlahan, lalu melihat ke depan, khawatir Riki ada di depan, setelah memastikan keadaan aman, ia lalu keluar dan memberi tanda pada Heru yang segera melesat bagai ninja. Ia menutup pintu kamar. Heru segera mengendap ke jendela kamar Riki. Sebuah tempat yang sangat aman dan strategis bagi Heru. Jendela ini boleh dibilang sudut mati Riki. Kalaupun saat sedang gituan sama Wina, Riki mau ke WC atau ke dapur mengambil air, ia akan keluar dari kamarnya dan belok ke kiri, tak mungkin ke kanan, yang menuju kamar Wina.

Heru segera mengintip, nampak jelas dan bebas sekali pandangannya. Dilihatnya anaknya, Riki sedang berbaring, tak tidur. Hei, sedang apa dia? Hehehe, dasar bocah, lagi mengelus-ngelus pangkal celana pendeknya. Kemudian dia lihat Riki agak kaget dan menghentikan kegiatannya, pegangan pintu tampak bergerak, pintu kamar terbuka. Wina masuk sambil tersenyum nakal ke arah Riki. Jantung Heru mulai berdebar.

”Yes. This is it,” serunya dalam hati. “It’s showtime.”

Wina tersenyum pada Riki, lalu duduk di pinggiran tempat tidurnya. Ia memakai baju tidurnya yang tadi sore. Riki mendekat, tak berkata sepatah katapun. Perlahan Riki menarik bahunya, menyenderkan badan mamanya pada kepala tempat tidurnya, lalu perlahan Riki turun. Wina jadi nyengir melihat aksi anaknya, biar masih culun inisiatifnya mulai meningkat, pikirnya.

Riki mulai beraksi, ia kangkangkan kaki mamanya, menatap paha dan CD putih yang Wina kenakan sejenak, lalu tangannya mulai membelai paha dan permukaan CD itu. Wina hanya diam saja memperhatikan. Tak lama Riki menarik dan membuka CD-nya. Dengan tangannya ia lebarkan kaki mamanya, biar puas dan lebih jelas. Riki menatap memek tebal itu, mengagumi jembutnya yang lebat dan juga belahannya yang merangsang. Riki dengan cepat segera mendekatkan mulutnya ke arah memek yang menggoda itu, tak sabar.

Wina segera berbicara. ”Rik, nanti mama bilangin ya, bagian yang mana yang musti kamu jilati dan mainin. Cara kamu tadi sore masih kasar dan nggak pas.”

Riki mulai menggunakan jarinya untuk melebarkan memek mamanya, hidungnya mencium aroma harum dan sekaligus mengundang. Wina masih diam saja. Dengan agak ragu Riki mulai menciumi permukaan memek Wina, lama-lama makin ganas. Kini lidahnya menyapu permukaan memek Wina.

”Ahh, bukan itu, Rik. Yang adanya sedikit di atas lobang memek mama, coba kamu lihat, ada gundukan daging yang agak menonjol, nah itu itilnya mama. Setiap wanita, jika pria menjilati dengan lidah atau memainkannya dengan jari secara benar, pasti akan kelojotan menahan rasa enak. Nah kamu mulai mainin sama jari kamu dan jilati.”

Riki berhenti memainkan lidahnya, matanya mencari yang dikatakan mamanya. Nah itu dia, agak menonjol dan besar. Ujung jari jempol dan telunjuknya mulai memainkan itil mamanya. Terasa banget di jarinya, lama-lama makin keras. Mamanya mulai mendesah, sambil melebarkan kakinya. Riki makin nafsu mendengar desahan mamanya. Lidahnya mulai menjilati, mula-mula hanya menjilati, lama-lama ia mulai mahir memainkannya, digoyangkannya itil Wina ke sana kemari, membuat Wina makin kelojotan dan mendesah, makin percaya diri, Riki mulai menusukkan jari tengahnya ke lobang memek mamanya yang memang sangat membuatnya terangsang. Dimainkannya jarinya, menyodok-nyodok memek Wina.

Wina mendesah, hampir 5 menit lebih Riki belum puas juga memainkan itil dan memek indah tersebut, desahan mamanya makin kuat dan pantatnya juga mulai bergoyang.

”Aaaahh... Shhhhh... Ughhhhhh... Pinter kamu, Rik... Auw... Aduuuhhh...” Wina menyemburkan cairan hangat orgasmenya, Riki merasakan ada sedikit rasa asin dan kental membasahi lidahnya. Nalurinya mengatakan mamanya mengalami apa yang namanya orgasme, seperti yang pernah ia lihat di film. Bisa seahli Heru nantinya, pikir Wina mengomentari permainan lidah Riki.

Di luar Heru menurunkan celananya, asik mengocok pelan batang kontolnya. Gila... Gilaaaa... ini jauh... jauuuhhh lebih baik dari apa yang ia bayangkan. Ekspresi Wina tadi sungguh hebat. Benar-benar merangsang dan menaikkan birahi. Wajah Wina saat mendesah dan merem melek menahan gempuran nikmat permainan lidah Riki tadi sangat mesum sekali. Gilaaaa... batin Heru bersorak.

Di kamar, Riki mulai berdiri, membuka baju dan celananya. Lalu Riki mendekati Wina, membuka bajunya. Astaga, wangi sekali mamanya, sampai memakai parfum guna melayaninya. Riki benar-benar terangsang. Dengan cepat ia memburu bibir Wina. Awalnya Wina enggan melakukan ciuman dengan Riki, tapi Riki terus memaksa, akhirnya bibir mereka bertemu, Riki menciumnya dengan kasar dan masih sangat hijau, namun gairahnya mampu menutupi kehijauannya. Wina mulai terangsang dengan ciuman menggelora anaknya, membalasnya dengan panas sekaligus mencontohkan bagaimana cara berciuman yang enak sekali pada Riki. Tangan Riki mulai giat meremas dan memilin, memainkan pentilnya yang sudah mengacung dan mengeras, masih tetap berciuman. Tangan Wina mencari kontol Riki, menggenggamnya dan mengocoknya, sesekali ia belai dan remas dengan lembut biji peler Riki, membuat Riki merasakan seperti melayang.

Walau Riki sudah bertekad untuk mengontrol dirinya, tak urung birahinya naik dengan cepat, tubuh mamanya, Wina, sangatlah seksi dan menggiurkan, sulit baginya untuk tidak menjelajahi tubuh montok itu. Perlahan ia rebahkan mamanya, ia ciumi ketek mamanya yang rimbun, harum sekali. Lalu ia mulai pasang ancang-ancang. Wina membiarkan Riki mencoba sendiri. Ugh, masih meleset. Sekali lagi. Blesss... masuk dan menerobos dengan sempurna. Perlahan Riki mulai memompa, perlahan sekali, matanya menatap wajah mamanya, sungguh sulit mengontrol dirinya, kala matanya menatap wajah mamanya yang sangat ngeseks itu. Ia mulai mengalihkan diri dengan kembali menciumi tetek mamanya.

Di luar, Heru asyik menyaksikan saat Riki menaik turunkan pantatnya memompa memek Wina, istrinya. Wina nampak mengangkat kedua kakinya, merenggangkannya. Memudahkan anak mereka Riki, menjalankan tugasnya. Tangan Heru masih dengan seru mengocok kontolnya, matanya tak mau lepas dari pemandangan mendebarkan yang ia saksikan di dalam kamar.

Riki merasakan belaian nikmat pada kontolnya, mulai agak memepercepat pompaannya, sejauh ini ia sudah cukup mampu menahan diri. Tangan Wina sesekali membelai pantat dan punggungnya. Riki makin bergairah. Pompaannya agak lepas kontrol. Gawat nih, pikirnya, ia berhenti bergerak, mencabut kontolnya. Untung nggak ngecret. Wina paham, anaknya sedang mencoba belajar mengendalikan dirinya. Sekalian ganti gaya deh, pikir Riki. Praktekin yang ia lihat di film bokep.

Riki segera berbaring di samping mamanya. Wina paham mau anaknya, segera ia mengangkat satu kakinya ke atas, agak miring menyamping, Riki memasukkan satu kakinya di bawah kaki Wina, memegang kontolnya, lalu bless... dari samping kini ia mulai menyodok mamanya. Ternyata lebih nyaman dan santai dengan posisi ini. Riki mulai memompa kontolnya dengan perlahan dan hati-hati. Tangannya kini sangat bebas merangkul mamanya dari samping, dengan gemes ia remas dan mainin pentil Wina sepuas hatinya. Wina menyandarkan kepalanya ke bahu Riki, satu tanganya memegang bagian belakang kepala Riki. Riki melihat rimbunan ketek mamanya yang sangat merangsang. Lidahnya segera menjilati dan menciumi ketek mamanya, sampai basah jadinya.

Heru makin terangsang dan semangat melihatnya, ia makin kuat mengocok kontolnya. Sengaja ia mainkan. Kalau sudah terasa mau keluar ia berhenti, berdiam agak lama, kalau sudah tenang ia lanjutkan. Tak mau sampai keluar, nanti disimpan buat Wina.

Dari atas, Riki dengan jelas bisa melihat rimbunnya jembut mamanya, sementara kontolnya leluasa keluar masuk menyodok memek enak milik mamanya. Ia mulai bisa mengontrol dirinya. Wina juga mulai bisa menikmati dan merasakan kontol milik anaknya ini, mulai nendang istilahnya. Riki sudah mulai bisa mengontrol emosinya, namun masih butuh waktu, kemampuannya sekarang belum akan bisa membuatnya orgasme.

Riki kembali mencium bibir mamanya, kontolnya sudah terasa linu, kali ini Wina sedikit jahil, disedotnya lidah Riki saat mereka berciuman, Riki kelojotan tak terkira, sangat... sangat... bikin terangsang sekali ciuman mamanya, kocokan kontolnya makin kuat dan crooot... croot... tanpa ampun pejunya memancar kuat di lobang memek mamanya. Wina mau tak mau nyengir nakal.

Setelah Riki mencabut kontolnya, Wina segera mendekat dan sambil nungging, ia mulai menjilati kontol Riki, habis ia jilati dan emut, sampai tak bersisa sisa peju yang menempel di kontol anaknya. Riki hanya bisa berbaring lemas, sambil mendesah puas menikmati emutan maut mamanya. Di Luar, Heru meneguk ludah melihat adegan tersebut. Imajinasinya liar dan puas dengan hal ini.

Ternyata Riki benar-benar kuat juga, pikir Wina. Nggak bisa Wina menyudahi permainannya, Riki menahannya, semangat dan kondisinya yang masih muda juga karena memang Riki sangat terangsang dengan tubuh telanjang Wina, membuat kontolnya cepat pulih dan keras lagi. Sampai 3 ronde Wina harus melayani Riki, bahkan di ronde terakhir tadi Riki bisa membuatnya orgasme, bukan degan permainan lidahnya, tapi dengan sodokan kontolnya. Bakalan berbakat nih anak gue, pikir Wina.

Sebenarnya Riki enggan melepas Wina kembali ke kamarnya, namun jam sudah menunjukkan hampir jam 1 malam. Masih bisa besok, kata Wina. Sungguh ia memang mulai terbiasa dan menikmati saat dirinya disodok kontol Riki. Lalu kembali ia berpura-pura berhati-hati, mengamati sekeliling saat membuka pintu, Wina ikut Riki ke kamar mandi di depan, mencuci dan membersihkan memek dan kontol mereka. Ia kembali berpakaian dan Riki menciumnya terlebih dahulu dengan ganas sebelum ia kembali ke kamarnya. Dilihatnya ke jendela, Heru sudah tak ada. Perlahan ia membuka pintu kamarnya. Baru juga ia masuk dan menutup pintu, Heru sudah memeluknya dan menariknya dengan kuat ke tempat tidur, mencumbu dan menyetubuhinya secara luar biasa dan gila-gilaan, nampaknya Heru melampiaskan nafsunya setelah berhasil mendapatkan fantasinya. Berkali-kali Heru menggarapnya, berkali-kali pula ia orgasme. Sungguh sangat memuaskan.

***

Sudah 2 bulan berlalu sejak peristiwa itu. Wina sedang sendiri, Heru kerja, Riki sekolah. Sedang asyik melamun. Memang akhirnya Riki juga menjadi mahir, dan juga kuat. Dan selalu hampir setiap siang dan sore Riki menyodoknya. Kini dirinya benar-benar terpuaskan oleh 2 lelaki yang paling ia cintai dalam hidupnya, Heru, suaminya dan Riki, anak kesayangannya. Bahkan untuk menambah seru, Heru mendapatkan ide tambahan.

Ceritanya Wina berhasil meyakinkan Riki untuk melakukan hubungan di kamarnya. Di samping Heru yang pura-pura tidur. Wina bilang ke Riki pasti aman, karena kalau papanya capek sekali, papanya akan minum obat tidur, saat Riki masuk dan masih ragu, Wina pura-pura membangunkan dan mengguncang-guncang tubuh Heru, yang mati-matian menahan tawa. Akhirnya ia dan Riki melakukannya, agak di pinggir ranjang, biar Heru leluasa mengintip. Setelah itu, belum lama Riki keluar kamar, dan ia juga bahkan belum mencuci memeknya, Heru segera menggarapnya secara luar biasa.

Dalam lamunannya Wina nyengir, ide Heru kali ini walau awalnya ia tentang ternyata berakhir indah bagi semua. Dasar si pengintip, begitulah kadang ia memanggil Heru dengan jahil.

Lalu Wina kembali tersenyum nakal sekali dalam lamunannya. Setelah ide Heru ia jalankan, maka Wina sendiripun juga punya ide nakal lainnya, dan tentu saja untuk adilnya Heru harus mau menurutinya, toh ia sudah menuruti maunya Heru. Wina menyeringai, kayaknya 3Some antara ia, Heru dan Riki akan menjadi sesuatu yang seru dan mengasyikkan, khayalnya berdebar. Tapi itu lain cerita. Nah itu sepertinya Riki pulang, sebaiknya ia menyiapkan makanan untuk anak kesayangannya ini, dan bersiap untuk pelajaran lanjutan bagi Riki. BYE, SEE YOU...

END

Tuesday 23 April 2013

Kisah Ngentot Selebritis: @Cutkeke73 MPOK LEHA Yang Muda Yang Bercinta #YMYB




Sudah lama aku mengagumi kesintalan tubuh Cut Keke, wanita ini selalu menyita perhatianku, tempo hari aku melihat wanita ini mesra banget dengan selingkuhanya di parkiran basement ITC Mangga Dua, pertemuan rahasia Cut Keke dengan selingkuhnya itu kepergok diriku, aku tak mengenal lelaki itu, namun wajah Cut Keke sampai merah padam, Cut Keke sampai tergangga ketika aku melihatnya dari kaca mobilku. Aku tersenyum setelah kedua sejoli yang dimabuk asmara itu bibirnya penuh dengan air liur, aku sempat menjepretkan kamera Blackberryku. Sepulang dari ITC Mangga Dua itu, aku masih memikirkan wanita itu, kontolku ngaceng membayangkan Cut Keke telanjang bulat. Aku pernah bekerja sebagai asisten manajernya Cut Keke, namun aku mengundurkan diri karena kesibukan kuliah, apalagi aku hendak menyelesaikan skripsiku yang tidak rampung rampung. Berkali kali Cut Keke menelponku namun tak kujawab, rupanya Cut Keke takut aku melaporkan pada suaminya. Sepucuk sms akhirnya masuk ke hapeku dari Cut Keke sendiri
“Handoko .. tolong donk .. jangan bocorin tadi .. please .. aku mau bicara sama kamu “ demikian sms yang membuatku tersenyum. Kubalas sms itu dengan menggodanya.
“Terus buat tutup mulut apa ? nggak bisa gratis Mbak .. “ balasku yang membuat Cut Keke membalas lagi.
“Kamu di mana ? please .. aku tak mau rumah tanggaku hancur gara gara kamu .. “ sudut Cut Keke.
Kubalas lagi
“Lho kok nyalahi aku ? aku khan belum lapor .. oke deh .. ketemu saja di rumahku .. “ balasku dengan mempersiapkan jeratan pada Cut Keke, aku kemudian melepaskan celanaku, kubuang celana dalamku, sebelum memakai celana kolorku, aku memandang kontol sendiri
“Kau harus masuk memek Cut Keke “ ancamku pada kontolku yang sudah berkali kali menyetubuhi para model yang pernah aku tangani. Kali ini incaran wanita yang selalu gagal aku dapatkan ketika masih menjadi asisten manajernya, kini aku sudah bertekad bulat mendapatkan Cut Keke yang bodynya sangat menggiurkan, aku pengin artis ini mengulum kontolku dengan liar dan nakal. Kupakai kaos longgar panjang agar bisa menutupi selakanganku.
Sejam kemudian Cut Keke datang ke rumahku, kuterima dengan senyum, Cut Keke kikuk bertemu denganku, kuterima di ruang tamu rumahku. Menggunakan kaos dan menonjolkan buah dadanya itu semakin membuat kontolku ngaceng tak karuan
“Handoko .. tolong ya .. aku minta kamu jaga rahasia .. please .. aku terdesak .. “ sahut Cut Keke dengan wajah menunduk.
“Hmm .. tapi Mbak .. Mbak Keke nggak bisa mengaturku .. aku sedang kesulitan Mbak .. “ sahutku dengan alasan yang kubuat dengan berhati hati
“Kamu minta uang berapa ? Mbak akan kasih asal kamu jaga rahasia donk .. kita friend aja “ sahut Cut Keke dengan sombongnya.
“Mahal Mbak .. mahal .. “ sahutku
“Duuh .. kamu nich gimana .. kuliahmu dulu yang bayarin uang muka juga aku, kamu nggak tahu terima kasih .. “ debat Cut Keke tak mau kalah.
“Itu sudah lain Mbak … ya sudahlah Mbak .. kalo nggak mau silakan pulang .. besok lihat saja .. “ ancamku membuat Cut Keke menjadi lemas karena aku menjual mahal diriku. Cut Keke menunduk dan merasa sedih tidak bisa mempengaruhi aku. Ketika menunduk dan pengin menangis itu, aku langsung berdiri, kutarik celana kolorku ke bawah dan langsung saja mengacungkan kontolku ke hadapan Cut Keke.
“Aku pengin Mbak Keke aja .. “ sahutku sampai membuat Cut Keke terlonjak
“Bangsaaaaaaaaaaaaat “ maki Cut Keke dengan kesal, Cut Keke kaget alang kepalang melihat kontolku ngaceng itu.
“Aku hanya bisa dibayar dengan cara ini Mbak .. beri aku kenikmatan .. akan kujaga rahasia Mbak Keke “ ancamku, Cut Keke sampai gemetar dan tidak berani menatap ke kontolku, Cut Keke hendak bangun, namun aku sudah bertekad bulat, kulepas celana kolorku, kutindih Cut Keke dengan gemas
“Handooo … jangaaaaaaaaaan … pleasee aaaaaaaah “ sungut Cut Keke.
cut_keke hot“Aku sudah lama pengin dirimu Mbaaaaaaaak .. ayo Mbaaaaaaaaak “ ajakku dengan menekan ke tubuh Cut Keke agar tidak menendang ke selakanganku, bisa kacau urusan kalo ketendang kontolku.
Cut Keke merah padam mukanya
“Tolong .. aku bukan bangsa orang murahan .. “
“Oh yaa .. katanya mau aman ? “ bujukku dengan nakal memegang buah dada Cut Keke yang montok itu.
“Jangan gitu Doo .. aku nggak mau .. “ ucap Cut Keke dengan ketakutan, kutindih wanita itu dan kulumat bibirnya, namun Cut Keke tidak balas, aku dengan buas menarik celana panjangnya itu dengan paksa, Cut Keke berusaha melawan. Namun akhirnya cuma diam ketika aku membuka celana panjangnya itu. Dadanya bergemuruh.
“Gimana Mbak ?” tanyaku lagi
“Baiklah Do .. sekali saja .. “ sahut Cut Keke mengalah karena pengin aman.
“Nggak bisa Mbak .. aku pengin selalu dengan Mbak .. sudah lama aku mengagumi Mbak .. marilah Mbak .. kontolku enak kok .. ayo emut donk “ ajakku dengan melepas tindihan tubuhnya, kunaikan kaki kananku ke sofa dan kuserongkan kontolku ke muka Cut Keke, bibir Cut Keke gemetar melihat kontolku itu.
“Kita ke kamar aja Mbak .. agar lebih indah .. “ ajakku dengan menyelusupkan tanganku ke bawah tubuh artis itu, dengan lemas Cut Keke tidak menolak, aku membopongnya menuju ke kamar, aku melemparkan wanita itu ke ranjang. Celana panjangnya hanya lepas sampai pahanya.
“Aku pengin Mbak Keke melepaskan baju Mbak sendiri .. “ ajakku. Namun Cut Keke hanya diam.
“Ayolah Mbaak … “ buaiku lagi dengan nakal mengelus elus memek Cut Keke yang masih tertutup celana dalam warna putih itu.
“Barangmu besar Do “ sahut Cut Keke dengan tanpa melihatku, tangannya kemudian menggenggam kontolku dan diremasnya.
“Iyaaa .. ayo deh “
“Buka kaosku sendiri Do .. “ sahut Cut Keke dengan suara pelan, aku kemudian menarik kaos Cut Keke ke atas, terlihat buah dadanya benar benar menatang, bra warna coklat muda itu menggairakan sekali, seperti tidak muat saja bra itu menyokong buah dadanya.
Cut Keke mengocok kontolku pelan pelan, membiarkan aku mempreteli sisa sisa pakaiannya, kulepas bra itu dan kemudian langsung kuemut punting susunya yang besar itu. Cut Keke kemudian memejamkan matanya
“Teruusu Doo .. aaaaaaaaaaah Hando .. aaaaaaah kamuuuuuuuuu nakaaaaaaaal “ lenguh Cut Keke mulai mendapatkan kenikmatan dicumbu susunya itu, kukenyot punting susunya itu, kutindih Cut Keke di ranjang itu, kemudian aku naik menyerbu bibir Cut Keke, lumatanku dibalas oleh Cut Keke.
“Ssssssssssssssh ..hhhhh .. Doo .. jangan bernafsu gitu aaaaaaaaah “ sungut Cut Keke melihatku yang sangat bernafsu menggumuli wanita ini. Kuusap usap kepalanya yang berambut sampai sebahu itu, tangan Cut Keke masih memegang kontolku
“Tolong Do .. ini hanya kita berdua .. “ sahut Cut Keke dengan nafas memburu tidak tahan melihat kontolku yang besar dan terasa hangat
“Tenang Mbak .. akan kujaga rahasia kita .. asal aku selalu minta jatah sama Mbak Keke” buaiku lagi
“Aaah Do .. jangan gitu aaaaaaaaaaah “ elak Cut Keke dengan tersenyum. Kutangkap arti senyum Cut Keke itu.
“Mbak suka kontolku ya ?” sahutku
“Punyamu lebih hangat Do .. tak biasa aku merasakan penis sehangat ini “
“Kontol namanya Mbak .. sebut kontol deh .. “ rayuku
“Uuuh .. kamu benar benar liar Do .. aku kulum ya Do “ sahut Cut Keke dengan tanpa menunggu langsung mengulum kontolku masuk mulutnya.
“Aaaaaaaaaaaaaah Mbaaaaaaaaak enaaaaaaak ayoo Mbaaaaaak .. Mbak Keke pasti ketagihan kontolkuu “ ajakku dengan meremas kedua bukit kembarnya itu, Cut Keke membungkuk itu menjadi santapan empuk bagiku, buah dadanya benar benar kenyal.
Dengan rakus Cut Keke mengulum kontolku keluar masuk, kontolku disepong tak karuan, disedot sedot dengan kuat berkali kali sampai aku tengadah merasakan emutan Cut Keke.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. Mbaaaaaak aaaaaah .. teruus Mbaak .. jangan cuma diemut .. jilati donk, memek Mbak Keke pasti nikmat “ erangku dan kuteruskan dengan membisikan kata kata vulgar lagi.
cut keke memekCut Keke kemudian menjilati kontolku dengan rakus naik turun, diludahi kontolku dengan air liurnya, kemudian menjilati lagi, kulihat kontolku basah oleh air liur Cut Keke itu. Lama lama Cut Keke mulai menikmati permainan es krimnya itu, kontolku dianggap bak es krim yang tidak pernah habis dijilati oleh lidah Cut Keke.
“Uuuuuuuuuh ..hhhhhhhmmmm .. kontolmu nikmat Do .. “ ucap Cut Keke dengan nafas memburu
“Ucapkan sayaaang Mbak .. Cut Keke sayaaaaaaang .. ayo deeh .. mainin kontolku .. “ bujukku dengan memegang kepalanya yang memandangku itu
“Baik sayaaaaaang .. “ ucap Cut Keke dengan tersenyum
Selesai sudah perjuanganku mendapatkan artis ini, aku merasa puas kini Cut Keke yang pernah kubantu mau melayani nafsuku, akan kubuat mengerang ereng kukontoli di kamarku ini. Dengan nakal Cut Keke mengocok kontolku dengan cepat.
“Uuuh .. keras banget kontolmu sayaaaaaaaang “ celetuk Cut Keke dengan tersenyum
“Mbak geser yaaa .. aku pengin lihat memekmu Mbak Keke “ ajakku dengan menarik celana panjangnya agar lebih melorot
“Panggil saja tanpa make mbak aaaaaah “ sungut Cut Keke.
“Baiklah Cut .. aku pengin kita berdua telanjang bulat…” ajakku dengan membuang kaosku, celana kolorku kubuang jauh jauh, Cut Keke mulai menarik celana panjangnya, aku tak sabaran ingin melihat memeknya yang basah itu, kutarik cepat sampai membuat Cut Keke terpekik
“Nakaaaaaaaaaal “ teriak Cut Keke dengan manja, terlihat memek Cut Keke penuh dengan jembut
“Memekmu enak Ke .. Cut Keke memang mempunyai memek yang indah .. “ pujiku sambil melebarkan kaki Cut Keke.
Aku langsung mendorong dada Cut Keke dan langsung kujilati memeknya, bau harusm tubuhnya bercampur bau khas kelamin, bau terindah yang selalu kurasakan selama ini. Hari ini aku bisa menikmati kemolekan wanita ini.
“Teruuuuuus Doo ..sayaaaaaaang aaaaaaaaaah ..lidahmu nakaaal .. Ayoo Do .. Hando sayaaang .. beri aku kejantananmu ..jilati terus memekku sayaaaaaaaang ..Ooooooooough .. sayaang aaaaaah .. kamu liaaar Do .. sayaaaaaaaaang .. ayoo .. isaaaaaap .. aaaaaaauh sssssssssshhh hh “ teriak Cut Keke keenakan memeknya aku oral dengan bibir dan lidahku, sesekali tanganku nakal mencolek masuk memeknya itu
“Uuuuh .. jarimu nakaaaaal sayaaaaaaaaaaaaang .. enaaak Do .. lagi .. lagi ..colekin memekku “ erang Cut Keke tak karuan dengan tubuh penuh dengan peluh dan keringat itu, Cut Keke mengerang erang merasakan oralku
“Rasakan sekarang kau lonte .. sudah lama aku pengin tubuhmu .. tak cukup aku dibayar dengan uangmu .. tubuhmu yang paling kuinginkan .. tidak digaji pun tak apa .. asal kau selalu kukontoli “ batinku dengan penuh kemenangan memperdaya artis pujaanku ini

cut keke hotCut Keke mendesis desis keenakan memeknya aku oral, tubuhnya benar benar menggairahkan montok dan benar benar mulus, terlihat lipatan lipatan lemak di tubuhnya namun tidak mengurangi kemolekan tubuh artis ini tanpa busana di ranjangku. Benar benar aku kepincut dengan kemolekan satu lonte ini, rambutnya yang panjang, buah dadanya sekal dan montok, pahanya lebih besar dibanding jaman mudanya, ketika sudah mencapai paruh baya, Cut Keke justru lebih menarik dan merangsang, memeknya penuh dengan jembut, menambah nafsuku untuk menggumuli wanita ini sepuasku, aku pengin menyemburkan air maniku di dalam memeknya, pengin merasakan kontolku dijepit memek Cut Keke yang aku yakini bakalan sangat hangat. Cut Keke sampai mengerang erang tak karuan akibat colekan tanganku serta jilatan lidahku.
“Handoooooookoooooooo ..aaaaaaah sayaaaaaaaang .. please … pelaaan aaaaaaah .. kamu nafsuin banget . “ erang Cut Keke dengan mata merem melek keenakan.
Daging kenyal di belahan lubang memeknya itu aku buka dengan lidahku, setiap lidahku menjulur menjilat, dada Cut Keke sampai membusung ke atas, sehingga tanganku bergerak untuk meremas buah dadanya yang besar itu, geliat dan gelinjangan tubuh Cut Keke semakin membuat aku tidak tahan pengin segera mengkontoli artis ini.
“Oooooooh Doooooooo aaaaaaaaaaaaaaaaaaah ..sssssssssssshh sssssssshhh ..hhh hhh .. teruuuus Doo .. Dooo sayaaaaaaaang .. Handokooo sayaaaaaaaang .. kamu pinter Do .. kamu pinter .. ayo Doo .. puaskan aku .. puasku aaaaaakuu “ erang Cut Keke semakin tenggelam dalam lautan birahi yang telah kami jalani ini.
Tubuh Cut Keke semakin penuh dengan keringat, rambutnya sampai berantakan, kepalanya kadang menggeleng geleng dan dibenturkan ke ranjang, kedua tanganku naik memegang kedua bukit kembarnya itu dan kuremas remas, tangan Cut Keke sebelah kanan memegang telapak tanganku untuk membantuku meremas buah dadanya.
“Uuuuuuuuuuuuh .. Do ..sayaaang .. kamu nakaaal bangeeet .. awas yaaa kalo nggak mau sama aku lagi .. “ erang Cut Keke semakin meracau tak karuan. Kuhentikan jilatan dan hisapan bibirku dan aku bangun dari membungkuk, wajah Cut Keke sedikit kecewa
“Cut mau aku yang mengkontoli terus ?” tanyaku dengan tersenyum
“Uuuuuuuuuh Do .. sayaaang .. iyalaaah Do .. kenapa selama ini aku buta sama kamu .. ayo Do .. masukin kontolmu donk .. genjotin aku .. “ ajak Cut Keke dengan nafas tak karuan kemudian tersenyum padaku.
“Baik Cut … segera kontolku mau masuk .. tahan ya Cut “ sahutku dengan melebarkan kedua paha mulus Cut Keke itu, aku kemudian maju memegang kontolku, Cut Keke memegang kedua bukit kembarnya dan diremas remas, bibirnya terjilat oleh lidahnya sendiri, matanya memandang bagaimana kontolku mau masuk
“Pelaan sayaaaaaaang .. kontolmuu besaaaaaar .. Do .. sesak pasti ..aaaaaaaaaaaaauh Doo ..aaaaaaaaaaaaaaaaaaauuh ooouh .. Yaaa Tuhaaaaaaaaaaaan .. aduuuh .. enaaaknya .. teruuuuuus Doo .. tarik dulu .. tekaaan lagi .. “ erang Cut Keke dengan tak karuan menatap ke kontolku yang masuk perlahan lahan mili demi mili itu.
“Uuuh .. aku suka memekmu Cut .. benar benar hangaaaaaaaat .. Cut Keke sayaang .. selalulah jadi istriku yang sering aku kontoli .. “ racauku penuh keenakan kontolku masuk dalam memeknya yang hangat.
cut keke bahenol doyan kontol“Doo sayaaaaaang .. uuuuuuuuh .. kalo ginian kita lebih mesra jadi suami istri yaaa …… aaaaaaaaaaauh ssssssssssssshh sshhhhh .. Do sayaaaaaaang .. suamiku sayaaaaaaang … masukin teruuuuuuuus “ erang Cut Keke dengan melepaskan remasan tangannya kemudian mencakar cakar ke sprei karena kontolku masuk lebih dalam. kedua kaki Cut Keke terlihat mulai gemetar, memeknya sesak dimasuki kontolku.
“Doooo saaayaaaaaaaaang .. ayoo .. duuuh enaaaknyaaaaaaaaaaa “ erang Cut Keke dengan menggeleng geleng
“Cut .. aku juga nggaaak tahaaaaaaan .. bisa muncraaaaaat .. memekmu sesaaaaaaak “ erangku dengan menatap ke kontolku yang sudah masuk lebih separo, aku menarik dan mendorong lagi lebih dalam, tekanan demi tekanan itu, aku akhirnya menekan dengan kuat agar kontolku amblas, disertai pekikan kami bersamaan.
“Uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Cut Keke dengan mata terpejam kemudian membuka. Aku sampai tengadah merasakan kontolku mentok di dasar memeknya terdalam.
“Aaaaaaaaaaaaaaaauh .. “ erangku keenakan, kontolku terasa lebih hangat di dalam memek Cut Keke yang berkedut kedut itu, kontolku terasa dipijat dan dipilin pilin oleh dinding memeknya itu, buah dada yang ranum itu ikut bergerak seiring aku menekan maju mundur.
“Ayo sayaaaaaaang .. genjotin donk .. genjotin istrimuuu “ sahut Cut Keke tidak sabaran merasakan kontolku benar benar nikmat dan Cut Keke merasakan sendiri kontolku
“Kontolmu enaaak banget sayaaaaaaaaaaaang aaaaaaaaaaaaaaaaaaauh …….sssssssssshhh … “
“Cut .. aku nggak tahaaan … bisaaa muncraaaaaaaat “ sahutku
“Awas kamu ya .. jangan kecewakan aku yaaa .. aku yakin kamu pasti pinter ngewe cewek .. ayo Do .. awas kalo keluar di dalam .. “ ancam Cut Keke dengan mata jalang
“Di dalam Cut … lebih nikmaaat “ sahutku tidak tahan dengan mulai menggenjot Cut Keke ini.
“Doo aaaaaaaaaaah .. jangaan Do .. di luaaaaaaaar .. aaaku bisa hamil tauk “ sahut Cut Keke dengan ketus.
Aku tak mengubris kata kata Cut Keke itu, aku maju mundur dengan mengangkang kedua kaki Cut Keke dan kupegang, kunaikan kedua kaki itu sehingga bagian pantat Cut Keke naik mengambang di udara, aku menggenjotnya dengan mantap membuat tubuh Cut Keke tak karuan menggeliat bak cacing kepanasan.
“Ooh Dooo aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuh .. rasanyaa aaaaaaaaaaaaaaaaah … duuuh .. duuh aaaaaaaaaaaaauh ..mmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhhhh ..aaaaaaouuuuuuuhh ..ooooought … “ lenguh Cut Keke tak karuan.
Genjotan demi genjotan aku lakukan dengan irama lebih cepat membuat Cut Keke semakin tak karuan, kepalanya sampai menggeleng geleng dengan keras ke kanan dan kekiri, tangan Cut Keke sampai mengepal merasakan kontolku keluar masuk memeknya dengan lancar.
“Cuut ..aaaaaaaaaaaaaah ..enaaaak .. memekmu enaaaaaaaak .. oooooooooooouh “ lenguhku tak karuan dengan menggenjotnya.
“Teruuus sayaaang .. suamiku sayaaaaaaaaang .. genjotin teruuuuuuuuus “ ajak Cut Keke dengan tubuh tak karuan, dadanya ikut naik turun seiring genjotanku.
Aku kemudian berhenti dan mengubah posisi, kutarik kakinya sebelah kiri melewati depan dadaku, kemudian kuangkat sehingga membuat Cut Keke menggeliat bertumpu dengan pinggangnya, aku kemudian membungkuk lebih dekat, kususupan tanganku lewat bawah tubuhnya lalu kuremas bukit kembarnya sebelah kanan.
“Ooh Do .. kamu pinter .. remes susuku sayaaang .. remeess .. ayo sodok lagi .. sodok lagi “ racau Cut Keke dengan penuh keenakan.
Aku kemudian menggenjot dan kutindih wanita bahenol ini dengan tubuhku, Cut Keke memandangku dengan tersenyum.
“Di dalam ya Cut … “ ajakku yang dijawab dengan gelengan Cut Keke tak mau. Aku terus menggenjotnya membuat Cut Keke tak karuan teriakannya
“Doo jangaaaaaaan aaaaaaaaaaah .. jangaaaaaaaan .. di luaaaaaar aaaaaaaaaah “ erang Cut Keke tak karuan.
Aku menggenjot lebih cepat lagi, bunyi keciplak alat kelamin kami semakin santer.
“Uuuh Cuut aaaaaaaaaaaah .. mau sampaaai “ erangku tak karuan
“Iyaa di luaar aaaaaaaaah .. di luaaaaaaar “ erang Cut Keke yang berusaha melepaskan diri agar kontolku tidak muncrat di dalam, Cut Keke berusaha kuat menahan perutku yang menyodok nyodok itu.
“Auuuh Cuuuuuuut aaaaaaaaaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. “ lenguhku lagi merasakan jepitan memek Cut Keke semakin menyempit, tangan Cut Keke yang menahan ke perutku itu terlepas, tangannya mencakar cakar ke ranjang, kedua tanganku meremas kedua buah dadanya itu membuat Cut Keke semakin takl karuan erangan dan lenguhan itu.
Kurasakan memek Cut Keke menyempit dengan cepat, kulihat Cut Keke pun semakin tegang, matanya terpejam erat, dan Cut Keke mendapatkan orgasmenya dengan menegang tak karuan
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaooouuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Cut Keke panjang mendapatkan orgasmenya, aku pun menghujamkan kontolku dalam dalam karena juga tak tahan, dadaku panas dan merambat cepat ke selakanganku
“Crooooooooooooot ..crooooooooooot ..croooooooot ..crooooooot “
Aku benar benar tegang tak karuan. Kontolku terjepit sangat eratnya itu, air maniku aku muntahkan dan seolah olah di sedot dari dalam.
cut perek keke“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erangku panjang dengan jatuh berdebam mendidih tubuh lemas Cut Keke yang mendapatkan orgaasme, Cut Keke masih ngos ngosan dengan tubuh lemah tak berdaya, aku juga ngos ngosan, kudiamkan tubuhku menindih tubuh molek penuh keringat Cut Keke itu.
Pelan pelan Cut Keke membuka matanya, kemudian menjewer telingaku.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh Cut “ erangku kesakitan ditengah menikmati sisa sisa orgasme
“Kamu kurang ajaaaaaar aaaaaaaaaah .. aku bilang di luaar .. kamu maksa “ ucap Cut Keke dengan jengkel itu.
“Sudahlah sayaaaaaaaaang .. enak kok .. aku pengin menghamili dirimu Cut “ kataku dengan memandangnya tajam
“Enak aja .. aku istrimu apa ?” debat Cut Keke dengan nada masih marah
“Lho tadi khan kita dah janjian suami istri .. “ debatku lagi dengan gemas mencium pipi Cut Keke.
“Huuuh .. lelaki mau menang sendiri .. “ maki Cut Keke dengan wajah lemas
“Pokoknya setiap aku ngontoli dirimu .. harus di dalam .. nggak mau aku perkosa kamuu Cut “ ancamku
“Aaaah Do … jangan kasar gitu aaaaaaaaaah .. “ elak Cut Keke dengan wajah malu
“Enak enak kok ditolak .. make KB sono .. aku nggak mau make kondom .. “ sahutku dengan berusaha merangsang Cut Keke agar kembali bergairah
“Sudahlah Do .. ini juga salahku … tapi kamu pinter kok Do .. enak juga aku dikontoli sama kamu “ sahut Cut Keke dengan tersenyum
“Naaaaaaah ! Naaaaaaaah ! pengin enak tapi nggak mau nanggung resiko .. payaaah “ sudutku membuat Cut Keke hanya diam memejamkan matanya.
“Ntaar dulu Do .. beri aku istirahat … baiklaah Do .. cabut kontolmu yaa .. jangan tindih aku seperti ini ..sakit tauk “ cocor Cut Keke dengan mendorong dadaku
Kutarik kontolku pelan pelan, kulihat dari keluarnya kontolku itu lendir kental putih meleleh keluar dari memek Cut Keke, Cut Keke langsung menggulingkan badannya memelukku yang telentang
“Kamu hebat Do .. Handoko sayaaang .. kontoli kayak tadi yaaa “ ajak Cut Keke dengan memagut bibirku mesra. Kami berdua kemudian saling menggoda bak sepasang suami istri. Kami akan melanjutkan persetubuhan kami selanujutnya.
“Kita akan mulai yang lebih panas, Handoko sayaang .. keluarkan semua kemampuan kontolmu .. aku yakin .. kontolmu kuaaat .. .. memekku pengin lagi dkontoli “ goda Cut Keke dengan wajah bersemu merah padaku untuk menggoda.

Wednesday 17 April 2013

Ines Model Bugil Pemula



Aku, seorang model yunior, diperkenalkan oleh temanku pada seorang fotografer ternama supaya aku bisa diorbitkan menjadi model terkenal. Temanku ngasi tau bahwa om Andi, demikian dia biasanya dipanggil, doyan daun muda. Bagiku gak masalah, asal benar2 dia bisa mendongkrak ratingku sehingga menjadi ternama.

Om Andi membuat janjian untuk sesi pemotretan di vilanya di daerah Puncak. Pagi2 sekali, pada hari yang telah ditentukan, om andi menjemputku. Bersama dia ikut juga asistennya, Joko, seorang anak muda yang cukup ganteng, kira2 seumuran denganku.

Tugas Joko adalah membantu om Andi pada sesi pemotretan. Mempersiapkan peralatan, pencahayaan, sampe pakaian yang akan dikenakan model. Om Andi sangat profesional mengatur pemotretan, mula2 dengan pakaian santai yang seksi, yang menonjolkan lekuk liku tubuhku yang memang bahenol. Pemotretan dilakukan di luar.

Bajunya dengan potongan dada yang rendah, sehingga toketku yang besar montok seakan2 mau meloncat keluar. Joko terlihat menelan air liurnya melihat toketku yang montok. Pasti dia ngaceng keras, karena kulihat di selangkangan jins nya menggembung. Aku hanya membayangkan berapa besar kontolnya, itu membuat aku jadi blingsatan sendiri.

Setelah itu, om Andi mengajakku melihat hasil pemotretan di laptopnya, dia memberiku arahan bagaimana berpose seindah mungkin. Kemudian sesi ke2, dia minta aku mengenakan lingeri yang juga seksi, minim dan tipis, sehingga aku seakan2 telanjang saja mengenakannya. Pentil dan jembutku yang lebat membayang di kain lingerie yang tipis.

Jokopun kayanya gak bisa konsentrasi melihat tubuhku. Aku yakin kon tolnya sudah ngaceng sekeras2nya. Om Andi mengatur gayaku dan mengambil poseku dengan macam2 gaya tersebut. Tengkurap, telentang, ngangkang dan macem2 pose yang seksi2. Kembali om Joko memberiku arahan setelah membahas hasil pemotretannya.

Sekarang sekitar jam 12 siang, om Andi minta Joko untuk membeli makan siang. Sementara itu aku minta ijin untuk istirahat dikolam renang aja. Om Andi memberiku bikini yang so pasti seksi dan minim untuk dikenakan. Tanpa malu2 segera aku mengenakan bikini itu. Benar saja, bikininya minim sehingga hanya sedikit bagian tubuhku yang tertutupinya. Aku berbaring di dipan dibawah payung. Karena lelah akibat sesi pemotretan yang padat dan angin sepoi2, aku tertidur.

Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh selangkanganku tiba-tiba mataku terbuka, aku melihat om Andi sedang menggerayangi tubuhku.

“Nes, kamu seksi sekali, om jadi napsu deh ngeliatnya. Om jadi pengen ngentotin Ines, boleh gak Nes. Nanti om bantu kamu untuk jadi model profesional”, katanya.

Karena sudah diberi tahu temanku, aku tidak terlalu kaget mendengar permintaannya yang to the point.

“Ines sih mau aja om, tapi nanti Joko kalo dateng
gimana”, tanyaku.

Om Andi segera meremas2 toketku begitu mendengar bahwa aku gak keberatan dientot.

“Kamu kan udah sering dientot kan Nes, nanti kalo Joko mau kita main ber 3 aja, asik kan kamunya”, katanya sambil tersenyum.

Aku diam saja, om Andi berbaring di dipan disebelahku. Segera aku dipeluknya, langsung dia menciumku dengan ganas. Tangannya tetap aktif meremas2 toketku, malah kemudian mulai mengurai tali bra bikiniku yang ada ditengkuk dan dipunggung sehingga toketku pun bebas dari penutup. Dia semakin bernapsu meremas toketku.

“Nes, toket kamu besar dan kenceng, kamu udah napsu ya Nes. Mana pentilnya gede keras begini, pasti sering diisep ya Nes”.

Dia duduk di pinggir dipan dan mulai menyedot toketku, sementara aku meraih kontolnya serta kukocok hingga kurasakan kontol itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai selangkanganku dan menggosok-gosok nonokku dari luar.

“Eenghh.. terus om.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut om Andi yang sedang mengisap toketku.

Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di puserku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk nonokku dari samping cd bikini ku. Aku sampai meremas-remas toket dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan nonokku mengeluarkan cairan hangat.

Dengan merem melek aku menjambak rambut om Andi. Segera tangannya pun mengurai pengikat cd bikiniku sehingga aku sudah telanjang bulat terbaring dihadapannya, siap untuk digarap sepuasnya. Dia segera menyeruput nonokku sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah om Andi melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

“Jembut kamu lebat ya Nes, pasti napsu kamu besar. Kamu gak puas kan kalo cuma dientot satu ronde”, katanya.

Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap.

Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku sampai wajahku basah oleh liurnya.

“Ines ga tahan lagi om, Ines emut kontol om ya” kataku. Om Andi langsung bangkit dan berdiri di sampingku, melepaskan semua yang nempel dibadannya dan menyodorkan kontolnya. kontolnya sudah keras sekali, besar dan panjang. Tipe kontol yang menjadi kegemaranku. Masih dalam posisi berbaring di dipan, kugenggam kontolnya, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut.

Mulutku terisi penuh oleh kontolnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala kontolnya, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga om Andi bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan.

“Eemmpp..nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya.

Kepala kontol itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan pejunya itu, tapi karena banyaknya pejunya meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar kontolnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku.

Kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa peju yang
menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu pager terbuka dan Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil.

“Jok, mau ikutan gak”, tanya om Andi sambil tersenyum.

“Kita makan dulu ya”. Segera kita menyantap makanan yang dibawa Joko
sampai habis.

Sambil makan, kulihat jakunnya Joko turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke toketku. Aku mengelus-elus kontolnya dari luar celananya, membuatnya terangsang

Akhirnya Joko mulai berani memegang toketku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya.

“Nes, toketnya gede juga ya.. enaknya diapain ya”, katanya sambil terus meremasi toketku.

Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka pakaiannya. Nampaklah kontolnya cukup besar, walaupun tidak sebesar kontol om Andi, tapi kelihatannya lebih panjang. Kugenggam kontolnya, kurasakan kontolnya bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan kontolnya ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga Joko mengerang keenakan.

“Enak, Jok”, tanya om Andi yang memperhatikan Joko agak grogi menikmati emutanku.

Om Andi lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kontolnya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua kontol yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian om Andi pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku.

Aku mulai merasakan kontolnya menyeruak masuk ke dalam nonokku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci kontolnya memasuki nonokku. Aku dientotnya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada toketku. Aku menggelinjang tak karuan waktu pentil kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada kontol Joko makin bersemangat.

Rupanya aku telah membuat Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang ngentot. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja dientot dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan kontol yang lain makin menghujam ke tubuhku. kontol Om Andi menyentuh bagian terdalam dari nonokku dan ketika kontol Joko menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan toket atau meremasi pantatku.

Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh kontol Joko. Bersamaan dengan itu pula entotan Om Andi terasa makin bertenaga. Kami pun nyampe bersamaan, aku dapat merasakan pejunya yang menyembur deras di dalamku, kemudian meleleh keluar lewat selangkanganku.

Setelah nyampe, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya.

“Nes, aku pengen ngen totin nonok kamu juga”, kata Joko.

Aku cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi,

“Tapi Ines istirahat aja dulu, kayanya masih cape deh”. Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, om Andi duduk di sebelah kiriku dan Joko di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya.

“Nes, aku masukin sekarang aja ya, udah ga tahan daritadi belum rasain nonok kamu” kata Joko mengambil posisi berlutut di depanku.

Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala,dia mengarahkan kontolnya yang panjang dan keras itu ke nonokku, tapi dia tidak langsung
menusuknya tapi menggesekannya pada bibir nonokku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas kontol om andi yang sedang menjilati leher di bawah telingaku.

“Aahh.. Jok, cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan.

Aku meringis saat dia mulai menekan masuk kontolnya. Kini nonokku telah terisi oleh kontolnya yang keras dan panjang itu, yang lalu digerakkan keluar masuk nonokku.

“Wah.. seret banget nonok kamu Nes”, erangnya.

Setelah 15 menit dia gen tot aku dalam posisi itu, dia melepas kontolnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke kontolnya. Dengan refleks akupun menggenggam kontol itu sambil menurunkan tubuhku hingga kontolnya amblas ke dalam nonokku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku, secara
bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami.

Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua toketku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka. Joko
memperhatikan kontolnya sedang keluar masuk di nonokku.

Goyangan kami terhenti sejenak ketika om Andi tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan toketku makin tertekan ke wajah Joko. om Andi membuka pantatku dan mengarahkan kontolnya ke sana.

“Aduuh.. pelan-pelan om, sakit ” rintihku waktu dia
mendorong masuk kontolnya.

Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua kontol kontol besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika om Andi menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, om Andi malah makin buas menggentotku.

Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut. Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Joko erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Joko.

Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah
lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, pentilku disedot kuat-kuat oleh Joko, dan om Andi menjambak rambutku. Aku lalu merasakan peju hangat menyembur di dalam nonok dan pantatku, di air nampak sedikit cairan peju itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan kontol masih tertancap.

Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Mereka mengikutiku dan ikut mandi bersama. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. nonok dan toketku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir

“Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami.

Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun mengemut kontol mereka secara bergantian sehingga langsung saja napsu mereka memuncak. aku segera diseret ke ranjang.

Om Andi mendapat giliran pertama, kelihatannya mereka dia main berdua aja dengan ku. Jembutku yang lebat langsung menjadi sasaran, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus2 nonokku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia mudah mengakses nonokku lebih lanjut. Segera kontolnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2.

“Nes, diisep dong”, pintanya. Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan2, dan kepalaku mengangguk2 memasukkan kontolnya keluar masuk mulutku, kenyotanku jalan terus.

“Ah, enak Nes, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah”, erangnya keenakan.

Tangannya terus saja mengelus2 no nokku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak.

“Nes, kamu udah napsu banget ya, nonok kamu udah basah begini”, katanya lagi. kontolnya makin seru kuisep2nya. Kulihat Joko sedang mengelus2 kontolnya yang sudah ngaceng berat melihat om Andi menggarap aku.

Tiba2 dia mencabut kontolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. kontolnya diarahkan ke nonokku, ditekannya kepalanya masuk ke nonokku. terasa banget nonokku meregang kemasukan kepala kontol yang besar, dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk nonokku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang panjang ambles di nonokku.

“Enak om , kontol om bikin nonok Ines sesek, dienjot yang keras om “, rengekku keenakan.

enjotan kontolnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh
kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya. Gak lama dientot aku udah merasa mau nyampe,

“om lebih cepet ngenjotnya dong, Ines udah mau nyampe”, rengekku.

“Cepat banget Nes, om belum apa2? jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya. A

khirnya aku menjerit keenakan “Om, Ines nyampe mas , aah”, aku menggelepar kenikmatan.

Dia masih terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 dia mencabut kontolnya dari nonokku.

“Kok dicabut om, kan belum ngecret”, protesku.

Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya anjing.

“Om, masukkin dinonok Ines aja ya, kalo dipantat gak asik”, pintaku.

Dia diam saja. Segera kontolnya ambles lagi di nonokku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di nonokku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi,

“Om , nikmat”, erangku lagi.

Jarinya terasa mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya nonokku ikut berkontraksi meremas kontol besar panjang yang sedang keluar masuk,

“Aah Nes, nikmat banget, empotan nonok kamu kerasa banget”, erangnya sambil terus saja mengenjot nonokku.

Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas2 toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke i tilku, sambil dientot i tilku dikilik2nya dengan tangannya. Nikmat banget dien tot dengan cara seperti itu.

“Om , nikmat banget ngentot sama om , Ines udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om ,” erangku saking nikmatnya.

Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya. Tak lama kemudian,

“Om, Ines mau nyampe lagi, om , cepetan dong enjotannya, aah”, akhirnya aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengentotkan kontolnya dalem2 di nonokku dan terasa pejunya ngecret.

“Aah Nes, nikmat banget”, diapun agak menelungkup diatas punggungku.

Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari nonokku.

“Om , nikmat deh, sekali entot aja Ines bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran Joko ya”, kataku.

“Iya”, jawabnya sambil berbaring disebelahku.

Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku. “Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nes”, katanya lagi.

Aku hanya tersenyum, “Om, Ines mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya”, aku pun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.

Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat om Andi sudah tidak ada dikamar. Joko sudah berbaring diranjang. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh napsu. kontolnya keelus2. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku.

Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 nonokku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku. Pentilku diplintir2nya,

“Jok enak, Ines udah napsu lagi nih”, erangku.

Tanganku masih mengocok kontolnya yang sudah keras banget. Kemudian ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh napsu,

“Jok , nikmat banget “, erangku.

Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di nonokku.

“Aah Jok , enak banget, belum dientot aja udah nikmat banget”, erangku.

Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati nonok dan i tilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dientot. Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2, sementara dia terus menjilati nonokku yang basah berlendir itu.

Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya.

“Nes, kamu pinter banget sih”, dia memuji.

Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku,
kontolnya kuisep kuat2. Dia merem melek keenakan.

Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2kan kepala kontolnya di bibir nonokku, lalu dienjotkan masuk,

“Jok , enak”, erangku.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolnya nancep semua di nonokku.

“Nes, nonokmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kontol berkali2ya”, katanya.

“Tapi enak kan, abis kontol kamu gede dan panjang sampe nonok Ines kerasa sempit”, jawabku terengah.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya.

“Enak Jok, aah”, erangku keenakan.

enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Terasa nonokku mulai berkedut2,

“Jok lebih cepet dong, enak banget, Ines udah mau nyampe”, erangku.

“Cepet banget Nes, aku belum apa2?, jawabnya.

“Abisnya kon tol kamu enak banget sih gesekannya”, jawabku lagi.

enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku

“Terus Jok , enak”. Toketku diremas2 sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk.

“Terus Jok , lebih cepat, aah, enak Jok, jangan brenti, aakh…” akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget rasanya. Padahal dengan om Andi, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih terasa nikmat banget. Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kontolnya nancep. nonokku kudenyut2kan meremas kontolnya sehingga dia melenguh,

“Enak Nes, empotan nonok kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nes”, erangnya

sambil terus mengenjot nonokku. Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya ngecret didalam nonokku, banyak banget kerasa nyemburnya

“Nes, aakh, aku ngecret Nes, nikmatnya nonok kamu”, erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya.

“Trima kasih ya Nes, kamu bikin aku nikmat banget”. Setelah kontolnya mengecil, dicabutnya dari nonokku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikmat sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya.

Aku terbangun karena merasa ada jilatan di nonokku, ternyata om Andi yang masih pengen ngentotin aku lagi. kulihat kontolnya sudah ngaceng lagi. nonokku dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas supaya nonokku makin terbuka.

“Om , nikmat banget mas jilatannya”, erangku.

Ngantukku sudah hilang karena rasa nikmat itu. Aku meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di nonokku. Pentilku kuplintir2 juga. Kemudian itilku diisep2nya sambil sesekali menjilati nonokku, menyebabkan nonokku sudah banjir lagi.

Aku menggelepar2 ketika itilku diemutnya. Cukup lama itilku diemutnya sampai akhirnya kakiku dikangkangkan.

“Om, masukin dong om , Ines udah pengen dientot”, rengekku.

Dia langsung menindih tubuhku, kontolnya diarahkan ke nonokku. Begitu kepala kontolnya menerobos masuk,

“Yang dalem om , masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om “, rengekku karena napsuku yang sudah muncak.

Dia langsung mengenjotkan kontolnya dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancap semuanya dinonokku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga kontolnya terasa masuk lebih dalem lagi.

“Ayo om , dienjot dong”, rengekku lagi.

Dia mulai mengenjot nonokku dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya. enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku menggeliat2 saking nikmatnya,

“Om , enak om , terus om , Ines udah mau nyampe rasanya”, erangku. Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolnya.Toketku diremas2nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi,

“om enak, Ines nyampe om , aah”, erangku lemes.

Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan keadaanku, kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus2. nonokku kudenyut2kan meremas kontolnya. Dia meringis keenakan.

“Nes, terus diempot Nes, nikmat banget rasanya. Terus empotannya biar om bisa ngecret Nes”, pintanya.

Sementara itu enjotan kon tolnya masih terus gencar merojok nonokku. Toketku kembali diremas2nya, pentilnya diplintir2nya.

“Om , Ines kepengin ngerasain lagi disemprot peju om “, kataku.

Terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya,

“Nes, aku mau ngecret Nes, aah”, erangnya dan terasa semburan pejunya mengisi bagian terdalam nonokku. Nikmat banget rasanya disemprot peju anget. Dia ambruk dan memelukku erat2,

“Nes, nikmat banget deh ngen tot ama kamu”, katanya.

Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian. Kami kembali ke Jakarta. Diperjalanan pulang aku hanya terkapar saja dikursi mobil. Lemes banget abis dien tot 2 cowok berkali2.

“Om, jangan lupa orbitin Ines ya”, kataku.

“Jangan kawatir, selama om masih bisa ngerasain empotan nonok kamu, pasti kamu melejit keatas deh. Bener gak Jok”, jawabnya.

Wallahualam


-Sekian-