Tuesday 23 April 2013

Kisah Ngentot Selebritis: @Cutkeke73 MPOK LEHA Yang Muda Yang Bercinta #YMYB




Sudah lama aku mengagumi kesintalan tubuh Cut Keke, wanita ini selalu menyita perhatianku, tempo hari aku melihat wanita ini mesra banget dengan selingkuhanya di parkiran basement ITC Mangga Dua, pertemuan rahasia Cut Keke dengan selingkuhnya itu kepergok diriku, aku tak mengenal lelaki itu, namun wajah Cut Keke sampai merah padam, Cut Keke sampai tergangga ketika aku melihatnya dari kaca mobilku. Aku tersenyum setelah kedua sejoli yang dimabuk asmara itu bibirnya penuh dengan air liur, aku sempat menjepretkan kamera Blackberryku. Sepulang dari ITC Mangga Dua itu, aku masih memikirkan wanita itu, kontolku ngaceng membayangkan Cut Keke telanjang bulat. Aku pernah bekerja sebagai asisten manajernya Cut Keke, namun aku mengundurkan diri karena kesibukan kuliah, apalagi aku hendak menyelesaikan skripsiku yang tidak rampung rampung. Berkali kali Cut Keke menelponku namun tak kujawab, rupanya Cut Keke takut aku melaporkan pada suaminya. Sepucuk sms akhirnya masuk ke hapeku dari Cut Keke sendiri
“Handoko .. tolong donk .. jangan bocorin tadi .. please .. aku mau bicara sama kamu “ demikian sms yang membuatku tersenyum. Kubalas sms itu dengan menggodanya.
“Terus buat tutup mulut apa ? nggak bisa gratis Mbak .. “ balasku yang membuat Cut Keke membalas lagi.
“Kamu di mana ? please .. aku tak mau rumah tanggaku hancur gara gara kamu .. “ sudut Cut Keke.
Kubalas lagi
“Lho kok nyalahi aku ? aku khan belum lapor .. oke deh .. ketemu saja di rumahku .. “ balasku dengan mempersiapkan jeratan pada Cut Keke, aku kemudian melepaskan celanaku, kubuang celana dalamku, sebelum memakai celana kolorku, aku memandang kontol sendiri
“Kau harus masuk memek Cut Keke “ ancamku pada kontolku yang sudah berkali kali menyetubuhi para model yang pernah aku tangani. Kali ini incaran wanita yang selalu gagal aku dapatkan ketika masih menjadi asisten manajernya, kini aku sudah bertekad bulat mendapatkan Cut Keke yang bodynya sangat menggiurkan, aku pengin artis ini mengulum kontolku dengan liar dan nakal. Kupakai kaos longgar panjang agar bisa menutupi selakanganku.
Sejam kemudian Cut Keke datang ke rumahku, kuterima dengan senyum, Cut Keke kikuk bertemu denganku, kuterima di ruang tamu rumahku. Menggunakan kaos dan menonjolkan buah dadanya itu semakin membuat kontolku ngaceng tak karuan
“Handoko .. tolong ya .. aku minta kamu jaga rahasia .. please .. aku terdesak .. “ sahut Cut Keke dengan wajah menunduk.
“Hmm .. tapi Mbak .. Mbak Keke nggak bisa mengaturku .. aku sedang kesulitan Mbak .. “ sahutku dengan alasan yang kubuat dengan berhati hati
“Kamu minta uang berapa ? Mbak akan kasih asal kamu jaga rahasia donk .. kita friend aja “ sahut Cut Keke dengan sombongnya.
“Mahal Mbak .. mahal .. “ sahutku
“Duuh .. kamu nich gimana .. kuliahmu dulu yang bayarin uang muka juga aku, kamu nggak tahu terima kasih .. “ debat Cut Keke tak mau kalah.
“Itu sudah lain Mbak … ya sudahlah Mbak .. kalo nggak mau silakan pulang .. besok lihat saja .. “ ancamku membuat Cut Keke menjadi lemas karena aku menjual mahal diriku. Cut Keke menunduk dan merasa sedih tidak bisa mempengaruhi aku. Ketika menunduk dan pengin menangis itu, aku langsung berdiri, kutarik celana kolorku ke bawah dan langsung saja mengacungkan kontolku ke hadapan Cut Keke.
“Aku pengin Mbak Keke aja .. “ sahutku sampai membuat Cut Keke terlonjak
“Bangsaaaaaaaaaaaaat “ maki Cut Keke dengan kesal, Cut Keke kaget alang kepalang melihat kontolku ngaceng itu.
“Aku hanya bisa dibayar dengan cara ini Mbak .. beri aku kenikmatan .. akan kujaga rahasia Mbak Keke “ ancamku, Cut Keke sampai gemetar dan tidak berani menatap ke kontolku, Cut Keke hendak bangun, namun aku sudah bertekad bulat, kulepas celana kolorku, kutindih Cut Keke dengan gemas
“Handooo … jangaaaaaaaaaan … pleasee aaaaaaaah “ sungut Cut Keke.
cut_keke hot“Aku sudah lama pengin dirimu Mbaaaaaaaak .. ayo Mbaaaaaaaaak “ ajakku dengan menekan ke tubuh Cut Keke agar tidak menendang ke selakanganku, bisa kacau urusan kalo ketendang kontolku.
Cut Keke merah padam mukanya
“Tolong .. aku bukan bangsa orang murahan .. “
“Oh yaa .. katanya mau aman ? “ bujukku dengan nakal memegang buah dada Cut Keke yang montok itu.
“Jangan gitu Doo .. aku nggak mau .. “ ucap Cut Keke dengan ketakutan, kutindih wanita itu dan kulumat bibirnya, namun Cut Keke tidak balas, aku dengan buas menarik celana panjangnya itu dengan paksa, Cut Keke berusaha melawan. Namun akhirnya cuma diam ketika aku membuka celana panjangnya itu. Dadanya bergemuruh.
“Gimana Mbak ?” tanyaku lagi
“Baiklah Do .. sekali saja .. “ sahut Cut Keke mengalah karena pengin aman.
“Nggak bisa Mbak .. aku pengin selalu dengan Mbak .. sudah lama aku mengagumi Mbak .. marilah Mbak .. kontolku enak kok .. ayo emut donk “ ajakku dengan melepas tindihan tubuhnya, kunaikan kaki kananku ke sofa dan kuserongkan kontolku ke muka Cut Keke, bibir Cut Keke gemetar melihat kontolku itu.
“Kita ke kamar aja Mbak .. agar lebih indah .. “ ajakku dengan menyelusupkan tanganku ke bawah tubuh artis itu, dengan lemas Cut Keke tidak menolak, aku membopongnya menuju ke kamar, aku melemparkan wanita itu ke ranjang. Celana panjangnya hanya lepas sampai pahanya.
“Aku pengin Mbak Keke melepaskan baju Mbak sendiri .. “ ajakku. Namun Cut Keke hanya diam.
“Ayolah Mbaak … “ buaiku lagi dengan nakal mengelus elus memek Cut Keke yang masih tertutup celana dalam warna putih itu.
“Barangmu besar Do “ sahut Cut Keke dengan tanpa melihatku, tangannya kemudian menggenggam kontolku dan diremasnya.
“Iyaaa .. ayo deh “
“Buka kaosku sendiri Do .. “ sahut Cut Keke dengan suara pelan, aku kemudian menarik kaos Cut Keke ke atas, terlihat buah dadanya benar benar menatang, bra warna coklat muda itu menggairakan sekali, seperti tidak muat saja bra itu menyokong buah dadanya.
Cut Keke mengocok kontolku pelan pelan, membiarkan aku mempreteli sisa sisa pakaiannya, kulepas bra itu dan kemudian langsung kuemut punting susunya yang besar itu. Cut Keke kemudian memejamkan matanya
“Teruusu Doo .. aaaaaaaaaaah Hando .. aaaaaaah kamuuuuuuuuu nakaaaaaaaal “ lenguh Cut Keke mulai mendapatkan kenikmatan dicumbu susunya itu, kukenyot punting susunya itu, kutindih Cut Keke di ranjang itu, kemudian aku naik menyerbu bibir Cut Keke, lumatanku dibalas oleh Cut Keke.
“Ssssssssssssssh ..hhhhh .. Doo .. jangan bernafsu gitu aaaaaaaaah “ sungut Cut Keke melihatku yang sangat bernafsu menggumuli wanita ini. Kuusap usap kepalanya yang berambut sampai sebahu itu, tangan Cut Keke masih memegang kontolku
“Tolong Do .. ini hanya kita berdua .. “ sahut Cut Keke dengan nafas memburu tidak tahan melihat kontolku yang besar dan terasa hangat
“Tenang Mbak .. akan kujaga rahasia kita .. asal aku selalu minta jatah sama Mbak Keke” buaiku lagi
“Aaah Do .. jangan gitu aaaaaaaaaaah “ elak Cut Keke dengan tersenyum. Kutangkap arti senyum Cut Keke itu.
“Mbak suka kontolku ya ?” sahutku
“Punyamu lebih hangat Do .. tak biasa aku merasakan penis sehangat ini “
“Kontol namanya Mbak .. sebut kontol deh .. “ rayuku
“Uuuh .. kamu benar benar liar Do .. aku kulum ya Do “ sahut Cut Keke dengan tanpa menunggu langsung mengulum kontolku masuk mulutnya.
“Aaaaaaaaaaaaaah Mbaaaaaaaaak enaaaaaaak ayoo Mbaaaaaak .. Mbak Keke pasti ketagihan kontolkuu “ ajakku dengan meremas kedua bukit kembarnya itu, Cut Keke membungkuk itu menjadi santapan empuk bagiku, buah dadanya benar benar kenyal.
Dengan rakus Cut Keke mengulum kontolku keluar masuk, kontolku disepong tak karuan, disedot sedot dengan kuat berkali kali sampai aku tengadah merasakan emutan Cut Keke.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. Mbaaaaaak aaaaaah .. teruus Mbaak .. jangan cuma diemut .. jilati donk, memek Mbak Keke pasti nikmat “ erangku dan kuteruskan dengan membisikan kata kata vulgar lagi.
cut keke memekCut Keke kemudian menjilati kontolku dengan rakus naik turun, diludahi kontolku dengan air liurnya, kemudian menjilati lagi, kulihat kontolku basah oleh air liur Cut Keke itu. Lama lama Cut Keke mulai menikmati permainan es krimnya itu, kontolku dianggap bak es krim yang tidak pernah habis dijilati oleh lidah Cut Keke.
“Uuuuuuuuuh ..hhhhhhhmmmm .. kontolmu nikmat Do .. “ ucap Cut Keke dengan nafas memburu
“Ucapkan sayaaang Mbak .. Cut Keke sayaaaaaaang .. ayo deeh .. mainin kontolku .. “ bujukku dengan memegang kepalanya yang memandangku itu
“Baik sayaaaaaang .. “ ucap Cut Keke dengan tersenyum
Selesai sudah perjuanganku mendapatkan artis ini, aku merasa puas kini Cut Keke yang pernah kubantu mau melayani nafsuku, akan kubuat mengerang ereng kukontoli di kamarku ini. Dengan nakal Cut Keke mengocok kontolku dengan cepat.
“Uuuh .. keras banget kontolmu sayaaaaaaaang “ celetuk Cut Keke dengan tersenyum
“Mbak geser yaaa .. aku pengin lihat memekmu Mbak Keke “ ajakku dengan menarik celana panjangnya agar lebih melorot
“Panggil saja tanpa make mbak aaaaaah “ sungut Cut Keke.
“Baiklah Cut .. aku pengin kita berdua telanjang bulat…” ajakku dengan membuang kaosku, celana kolorku kubuang jauh jauh, Cut Keke mulai menarik celana panjangnya, aku tak sabaran ingin melihat memeknya yang basah itu, kutarik cepat sampai membuat Cut Keke terpekik
“Nakaaaaaaaaaal “ teriak Cut Keke dengan manja, terlihat memek Cut Keke penuh dengan jembut
“Memekmu enak Ke .. Cut Keke memang mempunyai memek yang indah .. “ pujiku sambil melebarkan kaki Cut Keke.
Aku langsung mendorong dada Cut Keke dan langsung kujilati memeknya, bau harusm tubuhnya bercampur bau khas kelamin, bau terindah yang selalu kurasakan selama ini. Hari ini aku bisa menikmati kemolekan wanita ini.
“Teruuuuuus Doo ..sayaaaaaaang aaaaaaaaaah ..lidahmu nakaaal .. Ayoo Do .. Hando sayaaang .. beri aku kejantananmu ..jilati terus memekku sayaaaaaaaang ..Ooooooooough .. sayaang aaaaaah .. kamu liaaar Do .. sayaaaaaaaaang .. ayoo .. isaaaaaap .. aaaaaaauh sssssssssshhh hh “ teriak Cut Keke keenakan memeknya aku oral dengan bibir dan lidahku, sesekali tanganku nakal mencolek masuk memeknya itu
“Uuuuh .. jarimu nakaaaaal sayaaaaaaaaaaaaang .. enaaak Do .. lagi .. lagi ..colekin memekku “ erang Cut Keke tak karuan dengan tubuh penuh dengan peluh dan keringat itu, Cut Keke mengerang erang merasakan oralku
“Rasakan sekarang kau lonte .. sudah lama aku pengin tubuhmu .. tak cukup aku dibayar dengan uangmu .. tubuhmu yang paling kuinginkan .. tidak digaji pun tak apa .. asal kau selalu kukontoli “ batinku dengan penuh kemenangan memperdaya artis pujaanku ini

cut keke hotCut Keke mendesis desis keenakan memeknya aku oral, tubuhnya benar benar menggairahkan montok dan benar benar mulus, terlihat lipatan lipatan lemak di tubuhnya namun tidak mengurangi kemolekan tubuh artis ini tanpa busana di ranjangku. Benar benar aku kepincut dengan kemolekan satu lonte ini, rambutnya yang panjang, buah dadanya sekal dan montok, pahanya lebih besar dibanding jaman mudanya, ketika sudah mencapai paruh baya, Cut Keke justru lebih menarik dan merangsang, memeknya penuh dengan jembut, menambah nafsuku untuk menggumuli wanita ini sepuasku, aku pengin menyemburkan air maniku di dalam memeknya, pengin merasakan kontolku dijepit memek Cut Keke yang aku yakini bakalan sangat hangat. Cut Keke sampai mengerang erang tak karuan akibat colekan tanganku serta jilatan lidahku.
“Handoooooookoooooooo ..aaaaaaah sayaaaaaaaang .. please … pelaaan aaaaaaah .. kamu nafsuin banget . “ erang Cut Keke dengan mata merem melek keenakan.
Daging kenyal di belahan lubang memeknya itu aku buka dengan lidahku, setiap lidahku menjulur menjilat, dada Cut Keke sampai membusung ke atas, sehingga tanganku bergerak untuk meremas buah dadanya yang besar itu, geliat dan gelinjangan tubuh Cut Keke semakin membuat aku tidak tahan pengin segera mengkontoli artis ini.
“Oooooooh Doooooooo aaaaaaaaaaaaaaaaaaah ..sssssssssssshh sssssssshhh ..hhh hhh .. teruuuus Doo .. Dooo sayaaaaaaaang .. Handokooo sayaaaaaaaang .. kamu pinter Do .. kamu pinter .. ayo Doo .. puaskan aku .. puasku aaaaaakuu “ erang Cut Keke semakin tenggelam dalam lautan birahi yang telah kami jalani ini.
Tubuh Cut Keke semakin penuh dengan keringat, rambutnya sampai berantakan, kepalanya kadang menggeleng geleng dan dibenturkan ke ranjang, kedua tanganku naik memegang kedua bukit kembarnya itu dan kuremas remas, tangan Cut Keke sebelah kanan memegang telapak tanganku untuk membantuku meremas buah dadanya.
“Uuuuuuuuuuuuh .. Do ..sayaaang .. kamu nakaaal bangeeet .. awas yaaa kalo nggak mau sama aku lagi .. “ erang Cut Keke semakin meracau tak karuan. Kuhentikan jilatan dan hisapan bibirku dan aku bangun dari membungkuk, wajah Cut Keke sedikit kecewa
“Cut mau aku yang mengkontoli terus ?” tanyaku dengan tersenyum
“Uuuuuuuuuh Do .. sayaaang .. iyalaaah Do .. kenapa selama ini aku buta sama kamu .. ayo Do .. masukin kontolmu donk .. genjotin aku .. “ ajak Cut Keke dengan nafas tak karuan kemudian tersenyum padaku.
“Baik Cut … segera kontolku mau masuk .. tahan ya Cut “ sahutku dengan melebarkan kedua paha mulus Cut Keke itu, aku kemudian maju memegang kontolku, Cut Keke memegang kedua bukit kembarnya dan diremas remas, bibirnya terjilat oleh lidahnya sendiri, matanya memandang bagaimana kontolku mau masuk
“Pelaan sayaaaaaaang .. kontolmuu besaaaaaar .. Do .. sesak pasti ..aaaaaaaaaaaaauh Doo ..aaaaaaaaaaaaaaaaaaauuh ooouh .. Yaaa Tuhaaaaaaaaaaaan .. aduuuh .. enaaaknya .. teruuuuuus Doo .. tarik dulu .. tekaaan lagi .. “ erang Cut Keke dengan tak karuan menatap ke kontolku yang masuk perlahan lahan mili demi mili itu.
“Uuuh .. aku suka memekmu Cut .. benar benar hangaaaaaaaat .. Cut Keke sayaang .. selalulah jadi istriku yang sering aku kontoli .. “ racauku penuh keenakan kontolku masuk dalam memeknya yang hangat.
cut keke bahenol doyan kontol“Doo sayaaaaaang .. uuuuuuuuh .. kalo ginian kita lebih mesra jadi suami istri yaaa …… aaaaaaaaaaauh ssssssssssssshh sshhhhh .. Do sayaaaaaaang .. suamiku sayaaaaaaang … masukin teruuuuuuuus “ erang Cut Keke dengan melepaskan remasan tangannya kemudian mencakar cakar ke sprei karena kontolku masuk lebih dalam. kedua kaki Cut Keke terlihat mulai gemetar, memeknya sesak dimasuki kontolku.
“Doooo saaayaaaaaaaaang .. ayoo .. duuuh enaaaknyaaaaaaaaaaa “ erang Cut Keke dengan menggeleng geleng
“Cut .. aku juga nggaaak tahaaaaaaan .. bisa muncraaaaaat .. memekmu sesaaaaaaak “ erangku dengan menatap ke kontolku yang sudah masuk lebih separo, aku menarik dan mendorong lagi lebih dalam, tekanan demi tekanan itu, aku akhirnya menekan dengan kuat agar kontolku amblas, disertai pekikan kami bersamaan.
“Uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Cut Keke dengan mata terpejam kemudian membuka. Aku sampai tengadah merasakan kontolku mentok di dasar memeknya terdalam.
“Aaaaaaaaaaaaaaaauh .. “ erangku keenakan, kontolku terasa lebih hangat di dalam memek Cut Keke yang berkedut kedut itu, kontolku terasa dipijat dan dipilin pilin oleh dinding memeknya itu, buah dada yang ranum itu ikut bergerak seiring aku menekan maju mundur.
“Ayo sayaaaaaaang .. genjotin donk .. genjotin istrimuuu “ sahut Cut Keke tidak sabaran merasakan kontolku benar benar nikmat dan Cut Keke merasakan sendiri kontolku
“Kontolmu enaaak banget sayaaaaaaaaaaaang aaaaaaaaaaaaaaaaaaauh …….sssssssssshhh … “
“Cut .. aku nggak tahaaan … bisaaa muncraaaaaaaat “ sahutku
“Awas kamu ya .. jangan kecewakan aku yaaa .. aku yakin kamu pasti pinter ngewe cewek .. ayo Do .. awas kalo keluar di dalam .. “ ancam Cut Keke dengan mata jalang
“Di dalam Cut … lebih nikmaaat “ sahutku tidak tahan dengan mulai menggenjot Cut Keke ini.
“Doo aaaaaaaaaaah .. jangaan Do .. di luaaaaaaaar .. aaaku bisa hamil tauk “ sahut Cut Keke dengan ketus.
Aku tak mengubris kata kata Cut Keke itu, aku maju mundur dengan mengangkang kedua kaki Cut Keke dan kupegang, kunaikan kedua kaki itu sehingga bagian pantat Cut Keke naik mengambang di udara, aku menggenjotnya dengan mantap membuat tubuh Cut Keke tak karuan menggeliat bak cacing kepanasan.
“Ooh Dooo aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuh .. rasanyaa aaaaaaaaaaaaaaaaah … duuuh .. duuh aaaaaaaaaaaaauh ..mmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhhhhhh ..aaaaaaouuuuuuuhh ..ooooought … “ lenguh Cut Keke tak karuan.
Genjotan demi genjotan aku lakukan dengan irama lebih cepat membuat Cut Keke semakin tak karuan, kepalanya sampai menggeleng geleng dengan keras ke kanan dan kekiri, tangan Cut Keke sampai mengepal merasakan kontolku keluar masuk memeknya dengan lancar.
“Cuut ..aaaaaaaaaaaaaah ..enaaaak .. memekmu enaaaaaaaak .. oooooooooooouh “ lenguhku tak karuan dengan menggenjotnya.
“Teruuus sayaaang .. suamiku sayaaaaaaaaang .. genjotin teruuuuuuuuus “ ajak Cut Keke dengan tubuh tak karuan, dadanya ikut naik turun seiring genjotanku.
Aku kemudian berhenti dan mengubah posisi, kutarik kakinya sebelah kiri melewati depan dadaku, kemudian kuangkat sehingga membuat Cut Keke menggeliat bertumpu dengan pinggangnya, aku kemudian membungkuk lebih dekat, kususupan tanganku lewat bawah tubuhnya lalu kuremas bukit kembarnya sebelah kanan.
“Ooh Do .. kamu pinter .. remes susuku sayaaang .. remeess .. ayo sodok lagi .. sodok lagi “ racau Cut Keke dengan penuh keenakan.
Aku kemudian menggenjot dan kutindih wanita bahenol ini dengan tubuhku, Cut Keke memandangku dengan tersenyum.
“Di dalam ya Cut … “ ajakku yang dijawab dengan gelengan Cut Keke tak mau. Aku terus menggenjotnya membuat Cut Keke tak karuan teriakannya
“Doo jangaaaaaaan aaaaaaaaaaah .. jangaaaaaaaan .. di luaaaaaar aaaaaaaaaah “ erang Cut Keke tak karuan.
Aku menggenjot lebih cepat lagi, bunyi keciplak alat kelamin kami semakin santer.
“Uuuh Cuut aaaaaaaaaaaah .. mau sampaaai “ erangku tak karuan
“Iyaa di luaar aaaaaaaaah .. di luaaaaaaar “ erang Cut Keke yang berusaha melepaskan diri agar kontolku tidak muncrat di dalam, Cut Keke berusaha kuat menahan perutku yang menyodok nyodok itu.
“Auuuh Cuuuuuuut aaaaaaaaaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. “ lenguhku lagi merasakan jepitan memek Cut Keke semakin menyempit, tangan Cut Keke yang menahan ke perutku itu terlepas, tangannya mencakar cakar ke ranjang, kedua tanganku meremas kedua buah dadanya itu membuat Cut Keke semakin takl karuan erangan dan lenguhan itu.
Kurasakan memek Cut Keke menyempit dengan cepat, kulihat Cut Keke pun semakin tegang, matanya terpejam erat, dan Cut Keke mendapatkan orgasmenya dengan menegang tak karuan
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaooouuuuuuuuuuuuuuuuh “ lenguh Cut Keke panjang mendapatkan orgasmenya, aku pun menghujamkan kontolku dalam dalam karena juga tak tahan, dadaku panas dan merambat cepat ke selakanganku
“Crooooooooooooot ..crooooooooooot ..croooooooot ..crooooooot “
Aku benar benar tegang tak karuan. Kontolku terjepit sangat eratnya itu, air maniku aku muntahkan dan seolah olah di sedot dari dalam.
cut perek keke“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erangku panjang dengan jatuh berdebam mendidih tubuh lemas Cut Keke yang mendapatkan orgaasme, Cut Keke masih ngos ngosan dengan tubuh lemah tak berdaya, aku juga ngos ngosan, kudiamkan tubuhku menindih tubuh molek penuh keringat Cut Keke itu.
Pelan pelan Cut Keke membuka matanya, kemudian menjewer telingaku.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh Cut “ erangku kesakitan ditengah menikmati sisa sisa orgasme
“Kamu kurang ajaaaaaar aaaaaaaaaah .. aku bilang di luaar .. kamu maksa “ ucap Cut Keke dengan jengkel itu.
“Sudahlah sayaaaaaaaaang .. enak kok .. aku pengin menghamili dirimu Cut “ kataku dengan memandangnya tajam
“Enak aja .. aku istrimu apa ?” debat Cut Keke dengan nada masih marah
“Lho tadi khan kita dah janjian suami istri .. “ debatku lagi dengan gemas mencium pipi Cut Keke.
“Huuuh .. lelaki mau menang sendiri .. “ maki Cut Keke dengan wajah lemas
“Pokoknya setiap aku ngontoli dirimu .. harus di dalam .. nggak mau aku perkosa kamuu Cut “ ancamku
“Aaaah Do … jangan kasar gitu aaaaaaaaaah .. “ elak Cut Keke dengan wajah malu
“Enak enak kok ditolak .. make KB sono .. aku nggak mau make kondom .. “ sahutku dengan berusaha merangsang Cut Keke agar kembali bergairah
“Sudahlah Do .. ini juga salahku … tapi kamu pinter kok Do .. enak juga aku dikontoli sama kamu “ sahut Cut Keke dengan tersenyum
“Naaaaaaah ! Naaaaaaaah ! pengin enak tapi nggak mau nanggung resiko .. payaaah “ sudutku membuat Cut Keke hanya diam memejamkan matanya.
“Ntaar dulu Do .. beri aku istirahat … baiklaah Do .. cabut kontolmu yaa .. jangan tindih aku seperti ini ..sakit tauk “ cocor Cut Keke dengan mendorong dadaku
Kutarik kontolku pelan pelan, kulihat dari keluarnya kontolku itu lendir kental putih meleleh keluar dari memek Cut Keke, Cut Keke langsung menggulingkan badannya memelukku yang telentang
“Kamu hebat Do .. Handoko sayaaang .. kontoli kayak tadi yaaa “ ajak Cut Keke dengan memagut bibirku mesra. Kami berdua kemudian saling menggoda bak sepasang suami istri. Kami akan melanjutkan persetubuhan kami selanujutnya.
“Kita akan mulai yang lebih panas, Handoko sayaang .. keluarkan semua kemampuan kontolmu .. aku yakin .. kontolmu kuaaat .. .. memekku pengin lagi dkontoli “ goda Cut Keke dengan wajah bersemu merah padaku untuk menggoda.

Wednesday 17 April 2013

Ines Model Bugil Pemula



Aku, seorang model yunior, diperkenalkan oleh temanku pada seorang fotografer ternama supaya aku bisa diorbitkan menjadi model terkenal. Temanku ngasi tau bahwa om Andi, demikian dia biasanya dipanggil, doyan daun muda. Bagiku gak masalah, asal benar2 dia bisa mendongkrak ratingku sehingga menjadi ternama.

Om Andi membuat janjian untuk sesi pemotretan di vilanya di daerah Puncak. Pagi2 sekali, pada hari yang telah ditentukan, om andi menjemputku. Bersama dia ikut juga asistennya, Joko, seorang anak muda yang cukup ganteng, kira2 seumuran denganku.

Tugas Joko adalah membantu om Andi pada sesi pemotretan. Mempersiapkan peralatan, pencahayaan, sampe pakaian yang akan dikenakan model. Om Andi sangat profesional mengatur pemotretan, mula2 dengan pakaian santai yang seksi, yang menonjolkan lekuk liku tubuhku yang memang bahenol. Pemotretan dilakukan di luar.

Bajunya dengan potongan dada yang rendah, sehingga toketku yang besar montok seakan2 mau meloncat keluar. Joko terlihat menelan air liurnya melihat toketku yang montok. Pasti dia ngaceng keras, karena kulihat di selangkangan jins nya menggembung. Aku hanya membayangkan berapa besar kontolnya, itu membuat aku jadi blingsatan sendiri.

Setelah itu, om Andi mengajakku melihat hasil pemotretan di laptopnya, dia memberiku arahan bagaimana berpose seindah mungkin. Kemudian sesi ke2, dia minta aku mengenakan lingeri yang juga seksi, minim dan tipis, sehingga aku seakan2 telanjang saja mengenakannya. Pentil dan jembutku yang lebat membayang di kain lingerie yang tipis.

Jokopun kayanya gak bisa konsentrasi melihat tubuhku. Aku yakin kon tolnya sudah ngaceng sekeras2nya. Om Andi mengatur gayaku dan mengambil poseku dengan macam2 gaya tersebut. Tengkurap, telentang, ngangkang dan macem2 pose yang seksi2. Kembali om Joko memberiku arahan setelah membahas hasil pemotretannya.

Sekarang sekitar jam 12 siang, om Andi minta Joko untuk membeli makan siang. Sementara itu aku minta ijin untuk istirahat dikolam renang aja. Om Andi memberiku bikini yang so pasti seksi dan minim untuk dikenakan. Tanpa malu2 segera aku mengenakan bikini itu. Benar saja, bikininya minim sehingga hanya sedikit bagian tubuhku yang tertutupinya. Aku berbaring di dipan dibawah payung. Karena lelah akibat sesi pemotretan yang padat dan angin sepoi2, aku tertidur.

Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh selangkanganku tiba-tiba mataku terbuka, aku melihat om Andi sedang menggerayangi tubuhku.

“Nes, kamu seksi sekali, om jadi napsu deh ngeliatnya. Om jadi pengen ngentotin Ines, boleh gak Nes. Nanti om bantu kamu untuk jadi model profesional”, katanya.

Karena sudah diberi tahu temanku, aku tidak terlalu kaget mendengar permintaannya yang to the point.

“Ines sih mau aja om, tapi nanti Joko kalo dateng
gimana”, tanyaku.

Om Andi segera meremas2 toketku begitu mendengar bahwa aku gak keberatan dientot.

“Kamu kan udah sering dientot kan Nes, nanti kalo Joko mau kita main ber 3 aja, asik kan kamunya”, katanya sambil tersenyum.

Aku diam saja, om Andi berbaring di dipan disebelahku. Segera aku dipeluknya, langsung dia menciumku dengan ganas. Tangannya tetap aktif meremas2 toketku, malah kemudian mulai mengurai tali bra bikiniku yang ada ditengkuk dan dipunggung sehingga toketku pun bebas dari penutup. Dia semakin bernapsu meremas toketku.

“Nes, toket kamu besar dan kenceng, kamu udah napsu ya Nes. Mana pentilnya gede keras begini, pasti sering diisep ya Nes”.

Dia duduk di pinggir dipan dan mulai menyedot toketku, sementara aku meraih kontolnya serta kukocok hingga kurasakan kontol itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai selangkanganku dan menggosok-gosok nonokku dari luar.

“Eenghh.. terus om.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut om Andi yang sedang mengisap toketku.

Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di puserku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk nonokku dari samping cd bikini ku. Aku sampai meremas-remas toket dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan nonokku mengeluarkan cairan hangat.

Dengan merem melek aku menjambak rambut om Andi. Segera tangannya pun mengurai pengikat cd bikiniku sehingga aku sudah telanjang bulat terbaring dihadapannya, siap untuk digarap sepuasnya. Dia segera menyeruput nonokku sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah om Andi melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.

“Jembut kamu lebat ya Nes, pasti napsu kamu besar. Kamu gak puas kan kalo cuma dientot satu ronde”, katanya.

Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap.

Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku sampai wajahku basah oleh liurnya.

“Ines ga tahan lagi om, Ines emut kontol om ya” kataku. Om Andi langsung bangkit dan berdiri di sampingku, melepaskan semua yang nempel dibadannya dan menyodorkan kontolnya. kontolnya sudah keras sekali, besar dan panjang. Tipe kontol yang menjadi kegemaranku. Masih dalam posisi berbaring di dipan, kugenggam kontolnya, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut.

Mulutku terisi penuh oleh kontolnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala kontolnya, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga om Andi bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan.

“Eemmpp..nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya.

Kepala kontol itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan pejunya itu, tapi karena banyaknya pejunya meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar kontolnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku.

Kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa peju yang
menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu pager terbuka dan Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil.

“Jok, mau ikutan gak”, tanya om Andi sambil tersenyum.

“Kita makan dulu ya”. Segera kita menyantap makanan yang dibawa Joko
sampai habis.

Sambil makan, kulihat jakunnya Joko turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke toketku. Aku mengelus-elus kontolnya dari luar celananya, membuatnya terangsang

Akhirnya Joko mulai berani memegang toketku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya.

“Nes, toketnya gede juga ya.. enaknya diapain ya”, katanya sambil terus meremasi toketku.

Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka pakaiannya. Nampaklah kontolnya cukup besar, walaupun tidak sebesar kontol om Andi, tapi kelihatannya lebih panjang. Kugenggam kontolnya, kurasakan kontolnya bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan kontolnya ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga Joko mengerang keenakan.

“Enak, Jok”, tanya om Andi yang memperhatikan Joko agak grogi menikmati emutanku.

Om Andi lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kontolnya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua kontol yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian om Andi pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku.

Aku mulai merasakan kontolnya menyeruak masuk ke dalam nonokku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci kontolnya memasuki nonokku. Aku dientotnya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada toketku. Aku menggelinjang tak karuan waktu pentil kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada kontol Joko makin bersemangat.

Rupanya aku telah membuat Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang ngentot. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja dientot dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan kontol yang lain makin menghujam ke tubuhku. kontol Om Andi menyentuh bagian terdalam dari nonokku dan ketika kontol Joko menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan toket atau meremasi pantatku.

Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh kontol Joko. Bersamaan dengan itu pula entotan Om Andi terasa makin bertenaga. Kami pun nyampe bersamaan, aku dapat merasakan pejunya yang menyembur deras di dalamku, kemudian meleleh keluar lewat selangkanganku.

Setelah nyampe, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya.

“Nes, aku pengen ngen totin nonok kamu juga”, kata Joko.

Aku cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi,

“Tapi Ines istirahat aja dulu, kayanya masih cape deh”. Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, om Andi duduk di sebelah kiriku dan Joko di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya.

“Nes, aku masukin sekarang aja ya, udah ga tahan daritadi belum rasain nonok kamu” kata Joko mengambil posisi berlutut di depanku.

Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala,dia mengarahkan kontolnya yang panjang dan keras itu ke nonokku, tapi dia tidak langsung
menusuknya tapi menggesekannya pada bibir nonokku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas kontol om andi yang sedang menjilati leher di bawah telingaku.

“Aahh.. Jok, cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan.

Aku meringis saat dia mulai menekan masuk kontolnya. Kini nonokku telah terisi oleh kontolnya yang keras dan panjang itu, yang lalu digerakkan keluar masuk nonokku.

“Wah.. seret banget nonok kamu Nes”, erangnya.

Setelah 15 menit dia gen tot aku dalam posisi itu, dia melepas kontolnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke kontolnya. Dengan refleks akupun menggenggam kontol itu sambil menurunkan tubuhku hingga kontolnya amblas ke dalam nonokku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku, secara
bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami.

Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua toketku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka. Joko
memperhatikan kontolnya sedang keluar masuk di nonokku.

Goyangan kami terhenti sejenak ketika om Andi tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan toketku makin tertekan ke wajah Joko. om Andi membuka pantatku dan mengarahkan kontolnya ke sana.

“Aduuh.. pelan-pelan om, sakit ” rintihku waktu dia
mendorong masuk kontolnya.

Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua kontol kontol besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika om Andi menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, om Andi malah makin buas menggentotku.

Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut. Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Joko erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Joko.

Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah
lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, pentilku disedot kuat-kuat oleh Joko, dan om Andi menjambak rambutku. Aku lalu merasakan peju hangat menyembur di dalam nonok dan pantatku, di air nampak sedikit cairan peju itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan kontol masih tertancap.

Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Mereka mengikutiku dan ikut mandi bersama. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. nonok dan toketku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir

“Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami.

Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun mengemut kontol mereka secara bergantian sehingga langsung saja napsu mereka memuncak. aku segera diseret ke ranjang.

Om Andi mendapat giliran pertama, kelihatannya mereka dia main berdua aja dengan ku. Jembutku yang lebat langsung menjadi sasaran, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus2 nonokku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia mudah mengakses nonokku lebih lanjut. Segera kontolnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2.

“Nes, diisep dong”, pintanya. Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan2, dan kepalaku mengangguk2 memasukkan kontolnya keluar masuk mulutku, kenyotanku jalan terus.

“Ah, enak Nes, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah”, erangnya keenakan.

Tangannya terus saja mengelus2 no nokku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak.

“Nes, kamu udah napsu banget ya, nonok kamu udah basah begini”, katanya lagi. kontolnya makin seru kuisep2nya. Kulihat Joko sedang mengelus2 kontolnya yang sudah ngaceng berat melihat om Andi menggarap aku.

Tiba2 dia mencabut kontolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. kontolnya diarahkan ke nonokku, ditekannya kepalanya masuk ke nonokku. terasa banget nonokku meregang kemasukan kepala kontol yang besar, dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk nonokku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang panjang ambles di nonokku.

“Enak om , kontol om bikin nonok Ines sesek, dienjot yang keras om “, rengekku keenakan.

enjotan kontolnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh
kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya. Gak lama dientot aku udah merasa mau nyampe,

“om lebih cepet ngenjotnya dong, Ines udah mau nyampe”, rengekku.

“Cepat banget Nes, om belum apa2? jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya. A

khirnya aku menjerit keenakan “Om, Ines nyampe mas , aah”, aku menggelepar kenikmatan.

Dia masih terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 dia mencabut kontolnya dari nonokku.

“Kok dicabut om, kan belum ngecret”, protesku.

Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya anjing.

“Om, masukkin dinonok Ines aja ya, kalo dipantat gak asik”, pintaku.

Dia diam saja. Segera kontolnya ambles lagi di nonokku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di nonokku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi,

“Om , nikmat”, erangku lagi.

Jarinya terasa mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya nonokku ikut berkontraksi meremas kontol besar panjang yang sedang keluar masuk,

“Aah Nes, nikmat banget, empotan nonok kamu kerasa banget”, erangnya sambil terus saja mengenjot nonokku.

Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas2 toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke i tilku, sambil dientot i tilku dikilik2nya dengan tangannya. Nikmat banget dien tot dengan cara seperti itu.

“Om , nikmat banget ngentot sama om , Ines udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om ,” erangku saking nikmatnya.

Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya. Tak lama kemudian,

“Om, Ines mau nyampe lagi, om , cepetan dong enjotannya, aah”, akhirnya aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengentotkan kontolnya dalem2 di nonokku dan terasa pejunya ngecret.

“Aah Nes, nikmat banget”, diapun agak menelungkup diatas punggungku.

Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari nonokku.

“Om , nikmat deh, sekali entot aja Ines bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran Joko ya”, kataku.

“Iya”, jawabnya sambil berbaring disebelahku.

Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku. “Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nes”, katanya lagi.

Aku hanya tersenyum, “Om, Ines mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya”, aku pun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.

Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat om Andi sudah tidak ada dikamar. Joko sudah berbaring diranjang. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh napsu. kontolnya keelus2. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku.

Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 nonokku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku. Pentilku diplintir2nya,

“Jok enak, Ines udah napsu lagi nih”, erangku.

Tanganku masih mengocok kontolnya yang sudah keras banget. Kemudian ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh napsu,

“Jok , nikmat banget “, erangku.

Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di nonokku.

“Aah Jok , enak banget, belum dientot aja udah nikmat banget”, erangku.

Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati nonok dan i tilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dientot. Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2, sementara dia terus menjilati nonokku yang basah berlendir itu.

Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya.

“Nes, kamu pinter banget sih”, dia memuji.

Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku,
kontolnya kuisep kuat2. Dia merem melek keenakan.

Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2kan kepala kontolnya di bibir nonokku, lalu dienjotkan masuk,

“Jok , enak”, erangku.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolnya nancep semua di nonokku.

“Nes, nonokmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kontol berkali2ya”, katanya.

“Tapi enak kan, abis kontol kamu gede dan panjang sampe nonok Ines kerasa sempit”, jawabku terengah.

Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya.

“Enak Jok, aah”, erangku keenakan.

enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Terasa nonokku mulai berkedut2,

“Jok lebih cepet dong, enak banget, Ines udah mau nyampe”, erangku.

“Cepet banget Nes, aku belum apa2?, jawabnya.

“Abisnya kon tol kamu enak banget sih gesekannya”, jawabku lagi.

enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku

“Terus Jok , enak”. Toketku diremas2 sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk.

“Terus Jok , lebih cepat, aah, enak Jok, jangan brenti, aakh…” akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget rasanya. Padahal dengan om Andi, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih terasa nikmat banget. Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kontolnya nancep. nonokku kudenyut2kan meremas kontolnya sehingga dia melenguh,

“Enak Nes, empotan nonok kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nes”, erangnya

sambil terus mengenjot nonokku. Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya ngecret didalam nonokku, banyak banget kerasa nyemburnya

“Nes, aakh, aku ngecret Nes, nikmatnya nonok kamu”, erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya.

“Trima kasih ya Nes, kamu bikin aku nikmat banget”. Setelah kontolnya mengecil, dicabutnya dari nonokku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikmat sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya.

Aku terbangun karena merasa ada jilatan di nonokku, ternyata om Andi yang masih pengen ngentotin aku lagi. kulihat kontolnya sudah ngaceng lagi. nonokku dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas supaya nonokku makin terbuka.

“Om , nikmat banget mas jilatannya”, erangku.

Ngantukku sudah hilang karena rasa nikmat itu. Aku meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di nonokku. Pentilku kuplintir2 juga. Kemudian itilku diisep2nya sambil sesekali menjilati nonokku, menyebabkan nonokku sudah banjir lagi.

Aku menggelepar2 ketika itilku diemutnya. Cukup lama itilku diemutnya sampai akhirnya kakiku dikangkangkan.

“Om, masukin dong om , Ines udah pengen dientot”, rengekku.

Dia langsung menindih tubuhku, kontolnya diarahkan ke nonokku. Begitu kepala kontolnya menerobos masuk,

“Yang dalem om , masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om “, rengekku karena napsuku yang sudah muncak.

Dia langsung mengenjotkan kontolnya dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancap semuanya dinonokku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga kontolnya terasa masuk lebih dalem lagi.

“Ayo om , dienjot dong”, rengekku lagi.

Dia mulai mengenjot nonokku dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya. enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku menggeliat2 saking nikmatnya,

“Om , enak om , terus om , Ines udah mau nyampe rasanya”, erangku. Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolnya.Toketku diremas2nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi,

“om enak, Ines nyampe om , aah”, erangku lemes.

Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan keadaanku, kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus2. nonokku kudenyut2kan meremas kontolnya. Dia meringis keenakan.

“Nes, terus diempot Nes, nikmat banget rasanya. Terus empotannya biar om bisa ngecret Nes”, pintanya.

Sementara itu enjotan kon tolnya masih terus gencar merojok nonokku. Toketku kembali diremas2nya, pentilnya diplintir2nya.

“Om , Ines kepengin ngerasain lagi disemprot peju om “, kataku.

Terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya,

“Nes, aku mau ngecret Nes, aah”, erangnya dan terasa semburan pejunya mengisi bagian terdalam nonokku. Nikmat banget rasanya disemprot peju anget. Dia ambruk dan memelukku erat2,

“Nes, nikmat banget deh ngen tot ama kamu”, katanya.

Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian. Kami kembali ke Jakarta. Diperjalanan pulang aku hanya terkapar saja dikursi mobil. Lemes banget abis dien tot 2 cowok berkali2.

“Om, jangan lupa orbitin Ines ya”, kataku.

“Jangan kawatir, selama om masih bisa ngerasain empotan nonok kamu, pasti kamu melejit keatas deh. Bener gak Jok”, jawabnya.

Wallahualam


-Sekian-



Teman Suami Menikmatiku - Pipis



          Cerita ini berawal dari kesuksesan Rona bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar . Karena kadang Rona harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.

          Beberapa bulan yang lalu , Rona mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek pembanguan perumahan dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Mario dari Bandung . Waktu pertama Rona memperkenalkanku pada Mario , Mario langsung seperti terkesima dan sering menatapku , hal itu membuatku risih. Mario memang tampan , gagah dan kekar, walau kulitnya tampak hitam .

          Mario, yang nama pangilannya Rio itu belum berkeluarga alias bujangan . Umurnya pun dua tahun lebih muda dari suamiku . Dia seorang insinyur sipil . Rio adalah orang  pribumi dari suku Jawa , dia lahir di Surabaya . Yah memang berbeda suku dengan suamiku , yang mana suamiku dan aku terlahir sebagai seorang  keturunan chinese . Sekarang ini Rio diBandung , tapi dia sering ke Jakarta . Walau berbeda suku , suamiku dan Rio sudah sangat akrab , boleh di bilang seperti saudara . Itu sebabnya Rio tinggal di rumah kami sementara , selagi proyek ini berjalan Mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Rio tidur di kamar tamu persis di seberang kamar kami.

          Malam hari itu , aku ingin pamit tidur . Aku berjalan ke ruang kerja suamiku . Disana ada Rio . Aku mengenakan gaun tidurku yang sexy . Saat itu aku melihat mata Rio seakan tak lepas memandang setiap lekuk tubuhku . Aku bisa memakluminya , karena Rio memang seorang pria . Aku tak berlama lama "pi ..saya tidur dulu yah.." kataku . "oh , oke , mami tidur dulu , nanti saya nyusul , lagi nangung nih .." jawab suamiku .

          Aku sebel juga , kenapa gak ikut tidur sih , padahal aku lagi horny banget malam itu , sudah seminggu ini , Rona sibuk dengan proyeknya itu . Akhirnya aku mengalah , aku masuk ke kamar , dan berusaha untuk tidur . Besok malamnya , aku lebih di buatnya kesal , sudah jam 10.00 malam Rona belum pulang . Aku duduk di ruang makan , sambil menantinya . Berkali kali aku menge HP , dia jawab ,? lagi jalan pulang..? .

          Jam 10.30 dia baru pulang bersama Rio . Wajahku masam , ? hi , mami ?koq di sini , lagi mau makan ya..? sapa suamiku . Aku diam saja . Mario hanya tersenyum , lalu dia berjalan masuk ke kamarnya .

          Suamiku ikut duduk di meja makan itu , ada pertengkaran kecil yang terjadi . Aku protes , karena suamiku terlalu sibuk bekerja . Tapi toh aku harus mengalah lagi . Rona , dengan cepat menciumku , minta maaf , karena dia belakangan ini begitu sibuk dengan proyeknya .

          Dan yang lebih gila Rona , membuka bajuku di ruang makan itu . ? jangan di sini dong pi , nanti si Rio keluar gimana ..? kataku . ? tenang aja dia sudah kecapen , tadi aja dia tertidur di mobil kata suamiku , sambil tangannya meremas buah dadaku . Aku jadi terangsang , memang suasana jadi lain . Sudah seminggu lebih aku tak di sentuhnya , dan sekarang Rona ingin bercinta di ruang makan .Rona mendudukkan ku di atas meja makan , lalu dia mulai menjilati puting susuku .
          Lidah Rona pun dengan nafsu menjilati puting susuku . Aku menhan desahku . Lidahnya terus menyedot nyedot puting susuku . Birahiku saat itu naik tinggi , vaginaku rasanya sudah becek sekali . Dengan segera , Rona menarik celana dalamku , Lalu dia jongkok , kepalanya tepat derada di selangkanganku , lalu mulai menjilati vaginaku . Desahku tak tertahan lagi ? ahhh?. Ahh?..? .

          Saat itu , tiba tiba Mario muncul . dia berada kira kira lima meter di depanku . Sedang Rona , menghadap ke tubuhku , jadi dia tak tahu Mario ada di belangkang , berdiri tertegun melihat permainana kita . Aku diam tak bergerak , sedang suamiku masih asik menjilati vaginaku .

          Mario segera berlalu . Aku hanya diam, merasa tak enak , karena malu .Tapi lidah Rona terus saja mengelitik klitorisku , membuatku benar benar tak tahan . Aku mendesah lagi .

          Aku terus di bawa Rona ke puncak kenikmatanku . ? ahhh..pi? ahh papi enak ? enak?? erangku. Tak beberapa saat kemudian , aku pun bergejet , aku orgasme , sambil mencengkram erat pundak suamiku . Lagi lagi aku melihat Mario , yang berdiri di tempat yang sama dihadapanku .
          Aku tak bisa berkata kata , aku ingin menyudahi permainan ini , tapi entah apa yang terjadi aku hanya diam saja . Lalu Rona pun melepas celananya , dan penisnya mulai masuk ke vaginaku . ? ahhh..papi? papi?? erangku . Rona pun langsung memompaku , sambil bibirnya menciumi bibirku dengan nafsu .

          Aku masih melihat Mario yang berdiri dari jauh , aku tak bisa berbuat apa apa , dia menonton permainan kami . Aku pun hanya diam , pura pura tak tahu sedang di intip .
          Malah sepertinya aku menjadi tambah bergairah , main dengan di tontonin pria lain .
          Rona terus saja mengesek penisnya , di dalam vaginaku . Lagi lagi aku tak tahan di buat suamiku . Aku mengejang lagi dan mendesah panjang .? ahhh?keluar?..aku keluar..? erangku .
          Rona diam sebentar , saat itu aku masih melihat Mario berdiri terpaku . Rona pun kembali bergoyang , dan penisnya mengesek vaginaku lagi . Sampai Rona ejakulasi , hangatnya spermanya aku rasakan di liang vaginaku . Rona melepas penisnya dari liang vaginaku , saat itu Mario melihat seluruh tubuhku , dangan kaki terbuka lebar , duduk di atas meja .

          Setelah beberapa detik , Mario menghilang , masuk ke dalam kamarnya . Aku tak tahu Rona sadar, atau tidak , Mario mengintip permainan kami . Tapi yang jelas aku tahu Mario mengintipku .

          Esok harinya , sewaktu sarapan pagi , aku melihat Mario yang cengar cingir melihatku , sebel rasanya . Tapi yang jelas Mario menjadi semakin berani , dalam menatap liar lekuk tubuhku . Saat Rona sedang berjalan ke lemari es , untuk mengambil juice jeruk , sengaja , aku menurunkan gaun tidurku sehingga buah dadaku hampir terlihat .? biar rasa loe , ngaceng sendiri ? ujarku dalam hati

          Setelah kejadian itu Mario lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Dan entah mengapa , aku pun tak merasa malu lagi , malah aku merasa bangga setiap kali melihat Mario terkesima , tertegun melihat tubuhku .

          Pernah malam itu aku duduk sendiri di ruang tamu , sambil membaca majalah , sedang Rona dan Rio berada di ruang kerja suamiku .
          Aku memperhatikan sudah dua kali Rio bolak balik ke dapur , yang melewati ruang tamu , di mana aku sedang membaca buku . Saat itu aku memang memakai gaun tidurku yang sexy .

          Setiap kali Rio kedapur , dia pasti berhenti beberapa saat menatapku , yang sedang membaca buku . Aku tahu dia menatap tubuhku , tapi aku pura pura tak tahu . Pada saat dia lewat yang ke tiga kali , aku sengaja duduk dengan kaki yang aku buka lebar sedikit , sehingga celana dalamku terlihat jelas . Rio benar benar tertegun , dia diam beberapa saat .

          "Rio ada apa??" tanyaku , tiba tiba , dan merapatkan kedua kakiku . " eh ? anu ? eh saya mau ambil air .." katanya , dengan grogi . Lalu Rio segera berlalu dari hadapanku .
          Aku tersenyum geli . Saat itu aku benar benar senang , mengerjainya . Tapi entah kenapa , aku juga jadi bergairah .

          Jam sudah menunjukan pukul 11.00 malam , aku beranjak dari ruang tamu , lalu menuju kamar kerja suamiku . ? pi , sudah jam sebelas , ayo tidur ..? ajakku . ? sebentar lagi mi , lagi tanggung nih ..? jawab Rona , sambil menekan nekan tombol kalkulatornya . Aku sebel banget , merasa di cuekin seperti itu , lalu aku berjalan ke kamarku dan berbaring , berusaha untuk tidur .

          Seperti biasanya pagi itu kami sarapan pagi , Hanya saja Rio terlihat , tak bersemangat pagi itu . Rona pun menyadarinya , lalu dia menegur Mario . ? kamu kenapa Rio , sepertinya tak semangat ..? . ? ah engak koq , cuma kepalaku agak pening..? jawab Rio .
          ? oh , kalau gitu biar saya ambilkan obat ..? kata Rona , tapi Rio segera menyela ? tak usah , saya sudah minum obat tadi ..? kata Rio .
          ? oke deh kalau gitu , hari ini kamu tak usah ke kantor , kamu istirahat saja ..? kata suamiku . ? oh gak usah , nanti juga sembuh koq?? jawab Rio . Aku hanya diam saja , menikmati sarapanku .

          Dan akhirnya mereka pamit padaku , mereka pun berangkat ke kantor . Aku masih duduk di ruang makan . Siang ini memang aku berencana mau ke mall , bersama temanku . Tapi aku rasanya masih malas untuk bersiap . Selang setengah jam kemudian , aku pun berjalan ke kamarku .

          Aku melepas gaun tidurku , lalu bercermin , sambil melihat tubuhku sendiri . Aku memuji betapa cantik dan sexy diriku . Buah dadaku yang berisi , tak terlalu besar , juga tak terlalu kecil . Pahaku yang putih mulus .? hmmm , tak heran si Mario nafsu melihat tubuhku ?ujarku dalam hati .

          Tanpa aku sadari ,Rio berdiri di belakangku . ? cantik dan sexy , sudah jangan ngaca terus..? katanya . Secara reflek aku menutup kedua buah dadaku dengan tanganku , tapi mata Rio menatap selangkanganku yang terbungkus celana dalam miniku . ? Mario , jangan kurang ajar gitu , cepat keluar ..? kataku . ? Chika , jangan gitu dong , aku kan sudah pernah lihat tubuh kamu seluruhnya koq pake di tutupi segala sih ..? ujar Rio .
          Aku bergegas hendak masuk ke kamar mandiku , tapi tangan Rio segera mencekal tanganku , lalu tubuhku di peluknya erat , lalu dia menciumi bibirku dengan nafsu . Aku meronta ronta . ? uff?ughh ? Rio , ingat aku ini istri teman kamu ..? kataKu . Tapi Rio seakan tak peduli , dia malah menarikku ke ranjangku , dan mengagahiku di atas ranjang tidur suamiku sendiri .

          Buah dadaku di remasnya dan lidahnya menjilati puting susuku . Aku meronta , ? rio tolong hentikan ..tolong..? kataku . Tapi Rio benar benar tak peduli , dia tak menghentikan , malah tangannya pun meraba raba selangkangan celana dalamku . Aku tak memungkiri , saat itu aku juga menjadi birahi , entah karena apa , mungkin sudah beberapa hari ini aku tak di sentuh Rona .

          Lidah Mario terus aktif menjilati puting susuku yang semakin mengeras , menonjol itu . Jarinya dengan lembut mengelitik klitorisku , yang berada di balik celana dalam miniku . Aku mendesah , tapi aku terus menolaknya ? ashhh..Rio ..Rio..hentikan tolong? ? . Tapi semua yang aku katakan hanya membuat Rio semakin agresive . Dan jujur aku juga sangat terangsang dengan permainannya.

          Puas dengan menjilati puting susuku , kepalanya terus turun mengarah ke selangkanganku . Rio membuka lebar kedua kakiku , saat itu aku sama sekali tak melawan . Hidung Rio pun mengendus endus selangkangan celana dalamku . Aku merasa malu , karena saat itu vagianku sudah begitu basah , aku memang tipe cewek yang over wet .

          Tak beberapa lama , jari Rio menguak celana dalamku ke samping . Kulihat mata Rio menatap nafsu vaginaku , dengan sedikit bulu bulu itu . Lidah Rio pun menjilati klitorisku yang sudah membesar menonjol itu . Rasa geli nikmat menjalar ke seluruh tubuhku . Aku bagai kesetrum . Memang Rona pun sering menjilati vaginaku , tapi entah kenapa saat Rio menjilati vaginaku aku merasa sensasi yang lain .
          Aku mendesah desah , aku benar benar di kuasainya sekarang ini . Tubuhku mengeliat geliat , seperti ular terkena garam . Lidah Rio terus menjilati klitorisku dengan lembut . Liang vagianku merekah , dan basah sekali , siap untuk penetrasi . Desah desah erotisku semakin membuat Rio menjadi , lidahnya terus menjilati klitorisku dengan nafsu , aku benar benar di buatnya tak tahan .
          .... ahhhs...Rio ..sudah..sudah?.? erangku . Saat itu aku benar benar sudah tak tahan , aku orgasme , tubuhku mengejang , dan aku mendesah panjang. ... ahhhh!!!. Rio??ahh...." erangku . Rio tersenyum , dan dia menghentikan kegiatannya , tubuhku mengejet beberapa kali .

          Lalu Rio melepas celana dalamku , aku hanya diam pasrah , kini tubuhku sudah telanjang , total . Rio pun melepas pakaiannya , mulai dari kemejanya , celananya juga kolornya . Aku melihat betapa gagah tubuh , dengan warna kulit gelap itu . Tubuh Rio begitu atletis , memang menarik untuk di pandang . Juga penisnya yang tegak dan besar . Lebih besar dari milik Rona .
          Rio mendekatkan penisnya ke mulutku dia minta di oral , tapi aku menolaknya.".. tidak Rio , tidak ..? ujarku , walau sebenarnya , aku juga ingin mengulumnya . Rio tak memaksa , lalu dia mulai melebarkan kedua kakiku , dan penisnya tepat di depan liang vaginaku .
          ? Rio , tolong , jangan lakukan ini , aku takut .. aku takut sama Rona? jangan?? ujarku .
          Rio hanya tersenyum , jangan takut , aku siap menjadi suami kamu ..? .

          Yang kurasa selanjutnya , liang vaginaku terasa penuh sesak . Penis besar milik Rio , mulai mengisi liang vagianku . Aku merasa sakit , aku mengaduh . Rio..aghh..sakit?..?.
          Rio pun bergerak pelan , menekan masuk penisnya , lalu perlahan menariknya keluar . Aku bisa mereasakan urat urat penisnya mengesek dinding vaginaku . Rasa sakit yang kurasakan sirna setelah beberapa saat , penis besar itu bergerak pelan di dalam vaginaku .
          Kini aku merasakan nikmat penis besar milik Rio itu .
          ... ashhh.ahh.. Rio ?? erangku , tanganku mencengkram kuat pinggangnya . Dan Rio terus bergerak , menekan penisnya hingga mentok dalam vaginaku . mendorong dan menarik , dalam ritme yang pas , membuat birahiku kembali menggebu gebu .
          Aku benar benar dibuatnya nikmat , belum lepas sepuluh menit , aku pun sudah tak bisa menahan birahiku . Aku menjerit kecil , sambil memeluk pinggangnya , dan menahan gerakkan Rio ," Rio...ahhh... aku gak tahan?aku keluar?? .

          Rio mencium bibirku , aku pun lupa dengan suamiku , saat itu pikiranku blank , aku seperti seorang wanita singel yang haus akan sex . Aku membalas lumatan Rio , dengan nafsu , lidah aku dan Rio saling memilit . Dan Rio terus bergerak pelan , penisnya terus memberi nikmat pada vaginaku .
          Tubuhku terus mengejet , setiap penis Rio menekan hingga mentok dalam liang vaginaku. Aku benar benar birahi , tak sampai beberapa menit kemudian , aku pun orgasme kembali . Aku menjerit , penuh kenikmatan .

          Hingga tiga kali aku orgasme , baru Rio melepas seluruh spermanya dalam liang vaginaku . ? ohh....Chika ..aku keluar" , begitu erang Rio . Setelah Rio melepas sperma di dalam liang vaginaku , Rio tetap membenamkan penisnya dalam liang vaginaku , aku bisa merasakan dengan jelas , denyut denyut penis besarnya itu .

          Hingga penisnya makin mengecil , Rio pun menarik keluar penisnya dengan perlahan , di ikuti spermanya yang kental dan banyak itu . Aku mendorong tubuhnya , lalu aku lari ke kamar mandiku , aku mengunci pintu kamar mandiku , dan duduk di atas kloset . Aku menatap wajahku di cermin besar yang tergantung di dinding .

          Aku merasa bersalah terhadap Rona , Aku telah mencurangi suamiku , yang begitu menyayangiku . . Tapi di lain pihak , aku merasa begitu nikmat bermain sex dengan Rio. Empat tahun , aku menikah dengan Rona , baru kali ini aku merasakan permainan sex yang berbeda .
          Hampir setengah jam aku melamun duduk di atas toilet itu . Aku benar benar takut , aku takut Rona mengetahui semua ini . Aku takut , vaginaku menjadi longgar , karena penis Rio lebih besar darinya . Pikiran itu begitu menghantui aku . Akhirnya aku beranjak , dan aku mandi dalam siraman air hangat dari shower . Aku mencuci seluruh tubuhku , membasuh vaginaku sebersih bersihnya .

          Selesai itu , aku keluar , dan aku tak melihat Rio , di kamarku , aku bergegas , mengunci pintu kamar tidurku . Aku pun berpakaian . Setelah rapi , aku keluar kamar . Dan aku tak menemukan Rio.Aku duduk di ruang tamu , masih terbengong , aku tak bisa berpikir jernih , dengan apa yang baru aku alami . Aku di perkosa , tapi aku juga menikmati , aku tak tahu apa yang harus aku lakukan .

          Tiba tiba hpku berbunyi , jantung berdegup , lalu aku menatap layar hpku , rupanya dari Sisca, temanku . " eh Chika , jadikan , kita pergi .... ".." aduh , kayaknya gak bisa deh , aku lagi pusing nih .." kataku menolaknya . ? ahh..gitu deh , gak bisa , aku jemput sekarang ." kata Sisca . Aku pun diam saja . Dan akirnya pergi dengan Sisca. Dalam perjalanan aku merenung , Sisca pun , bertanya :" ada sih si Chika , kamu lagi ribut yah sama Rona ? ? . Aku menggeleng .. enggak koq , cuma lagi pusing .." kataku. " aku tahu , pusing gak gituan yah sama Rona.." katanya mengejek . Aku mencubitnya ".. ih kamu jorok ..".

          Aku dan Sisca memang sudah berteman lama , sejak kuliah dulu . Boleh di bilang Sisca sudah seperti adikku sendiri. Dia juga sudah bersuami , dan suami juga mapan . Aku dan Sisca selalu terbuka , kita sering curhat dalam segala hal .Tapi kali ini aku tak sangup menceritakan hal itu kepadanya .
          " Sis , tahu gak sih , kira kira , kalau kita main sama cowok yang penisnya besar , vagina kita akan longgar gak yah..? tanyaku tiba tiba .
          Sisca menatapku , sambil bengong " maksud kamu apa sih ? ? . " yah maksud aku , kalau kita main sama cowok penisnya gede , terus vagina kita jadi longgar gak , suami kita nanti berasa longgar gak ..? kataku .
          Sisca tertawa " ha ha ha , kamu mau selingkuh sama cowok arab ..yah.." .
          Aku mencubitnya lagi . " kamu nih , orang tanya malah di ketawain.." . Sisca pun tertawa lagi " kamu aneh banget si Chika , koq tanya yang kayak gitu " .
          " bukan, aku hanya penasaran aja , kalau di filem bokep bule itu kan... " Chika .. Chika , pertanyaan kamu itu seperti orang dodol deh , vagina cewek itu elastis , kayak karet , walau di masukin penis besar , vagina akan kembali lagi seperti semula , kecuali ototnya udah pada kendor ..? jawab Sisca menerangkan . penisnya gede gede , apa vagina tuh cewek gak pada longgar yah..? kataku .
          Aku diem saja , berpikir , mungkin benar juga apa yang di katakan Sisca , otakku memang lagi error , gak bisa mikir rasional , aku benar benar takut Rona tahu kejadian tadi itu .
          " Chika , kita kan sering senam, maka vagina kita kan selalu rapat , itu kerena otot otot vagina kita terlatih , buktinya Rona gak pernah ngeluhkan ?? kata Sisca lagi . Aku mengeleng " engak sih , malah Rona selalu memuji tubuh ku .." .
          " nah itu lah , tapi kenapa sih kamu tadi tanya kayak gitu ? ? tanya Sisca lagi ." engak apa apa , aku cuma penasaran lihat film bokep "jawabku .
          Sisca tersenyum " he he he aku pikir kamu selingkuh..? " gila kamu yah ?? jawabku .
          " loh koq gila , wajar aja kalau mau selingkuh , asal gak ke tahuan aja" kata Sisca seenaknya . " nah , ketahuan yah , kamu pernah selingkuh yah ?? kataku , meyerang balik . Sisca menatapku" kamu gila yah ?.? . Kami berdua pun tertawa terkekeh kekeh .

          Malam harinya aku menjadi paranoid , aku ketakutan sendiri . Tapi Mario bersikap seakan akan tak terjadi apa apa . Di meja makan , saat kami makan malam besama , sikapnya cuek saja . Dia bercanda dengan suamiku seperti biasa ." kamu kenapa sayang , apa gak enak badan? ? tanya Rona . " ah enggak , enggak apa apa .." jawabku . " masuk angin kali .." kata Mario menimpali . Aku hanya tersenyum . Setelah makan , aku berlalu , masuk ke kamar tidurku . Aku berbaring diam , mataku menetap langit langit kamarku . Aku tak tahu , apa yang di lakukan dua cowok di depan itu . Mungkin mereka membicarakan bisnisnya .

          Tak beberapa lama Rona masuk ke dalam kamar . Dia tersenyum , aku semakin parno di buatnya .
          "eh , papi gak sama Rio " tanyaku .
          " ah engak , aku mau bobo saja sama kamu.."kata suamiku . Aku benar benar semakin takut . aku benar benar merasa tak enak .

          Suamiku langsung berbaring si sampingku , aku berharap dia langsung tidur . Tapi tidak dia menciumi bibirku , dan mau tak mau aku melayani ciumannya . Tangannya pun mereba raba buah dadaku , memancing birahiku . Tapi aku menjadi seperti es , aku tak bergairah , rasa takut masih menghantui diriku . Satu persatu pakaianku lepas , hingga bugil , dan Rona pun membuka pakaiannya sendiri. Kami sudah bugil total , biasanya saat seperti ini vaginaku sudah basah total , tapi kali ini aku benar benar tak ada gairah , vaginaku menjadi kering .

          Saat suamiku meraba vaginaku , dia menatap wajahku " kamu kenapa mi , koq gak bergairah , ada apa..? tanya suamiku . " ah gak apa apa koq..? kataku , lalu aku menarik pundaknya dan menciumi bibir Rona . aku berusaha membangkitkan gairahku sendiri .
          Setelah itu , aku membasahi vaginaku dengan air liurku sendiri , dan Rona tak mengetahui itu . Rona berpikir aku telah terangsang , dan Dia pun melakukan penetrasi.
          Aku memejamkan mata , berharap Rona tak tahu apa yang telah terjadi siang itu . Rona pun mulai bergoyang , dia tampak seperti biasanya .

          Rona mendesah desah " oh enak sekali sayang.." erangnya . Aku mulai tenang , birahiku bangkit , aku mendesah desah juga . Rona terus menggoyang penisnya dalam vaginaku . Tapi aku merasakan perbedaan . Kalau tadi waktu sama Rio , penisnya terasa menyesaki liang vaginaku , tapi dengan Rona , aku merasa biasa saja. Rona terus bergerak , maju mundur , nafasnya terengah engah . " ohh ohh.." erangnya . Aku pun mendesah desah , aku mulai merasa nikmat . Perasaan takut ketahuan dalam diriku pun mulai sirna . Rona tak mengetahuinya , dia terus menggoyang penisnya merasa nikmat dengan vaginaku .

          Sepuluh menit kemudian Rona , orgasme " ahh... enak banget" erangnya . Aku kembali menciumi bibirnya . Kami terus berciuman . Aku merasakan hangatnya sperma Rona , membasahi liang vaginaku . kami terus berpelukan , hingga tertidur .

          Saat duduk di ruang tamu membaca majalah , malam itu , aku mendengar bunyi klakson mobil suamiku. Aku melihat jam dinding, pukul 7.30 malam.
          Aku kembali meneruskan membaca majalah itu. Lebih dari 10 menit, aku tak melihat suamiku, tumben biasanya suamiku selalu mencari aku. Aku beranjak ke ruang kerja Rona , dia tak ada di situ .Aku mengintip , ke garasi , jelas mobil sedan Rona sudah ada di garasi .."loh kemana si Rona ujarku dalam hati.

          Aku berjalan ke kamar tidurku. Dan aku sungguh terkejut, aku melihat Mario di kamarku berbaring di ranjang tidurku .
          " hei ..ngapain kamu..? kataku . Mario hanya tersenyum "kamu benar benar cantik Chika " katanya.
          " Mario , jangan macem macem lagi , mana Rona ..? kataku . Mario berdiri , mendekatiku , aku mundur beberapa langkah , mendekati pintu kamar tidurku , tanganku siap di handel pintu , jadi aku siap untuk keluar dari kamar tidurku .
          " Rona masih di kantor , bos besar sedang merundingkan proyeknya dengan Rona .." Mario menjawab pertanyaanku.
          Aku diam saja , aku juga heran , kenapa hanya Rona sendiri yang meeting dengan bosnya , kenapa Mario tidak.

          Tiba tiba Mario memeluk tubuhku, dan mulai mencium bibirku, aku meronta dan melawannya.......
          " Mario , tolong hentikan ?? kataku . Tapi Mario terus saja, melumat bibirku, dan tangannya mulai meraba tubuhku.
          Buah dadaku di rabanya dan di remasnya dengan lembut . Lepas menciumi bibirku , lidahnya yang nakal , mulai menjilati leherku , dan kupingku .
          Mengelitik sehingga birahiku pun timbul. Semakin aku meronta semakin aku terperosok dalam birahi yang di buatnya . " Rio , apa yang kamu lakukan , kamu jahat sekali ?? katamu. "aku suka kamu , aku suka kamu Chika , aku tak peduli dengan Rona , aku suka kamu " begitu kata Rio , dan kembali menjilati leherku , yang aku hanya pasrah menerimanya , dan menikmati rangsangan yang di timbulkannya .

          Tangan Mario terus meraba setiap jengkal lekuk tubuhku , hingga ke pangkal pahaku . Selangkangan ku pun tak luput dari sentuhan dan rabaannya . Saat itu aku sudah terangsang , vaginaku sudah lembab sekali , aku tak lagi meronta , bahkan aku melebarkan kaki , agar Rio segera memainkan jarinya di selangkanganku.
          " ahhhss Rio ...ahhh.." erangku , saat jari jarinya tepat mengenai klitolisku di balik celana dalamku yang sudah basah itu . Mario kembali melumat bibirku, lidahnya memasuki mulutku, dan aku pun melayaninya, dua lidah saling memilit milit, dan aku semakin birahi .

          Tak lama Mario mulai melepas gaun tidurku, dan bra ku di singkap ke atas , lidahnya pun mulai menjilati puting susuku yang sudah menonjol keras .
          Aku semakin tak tahan di buatnya , aku mendesah desah , kenikmatan .
          Jari menyusup di balik celana dalamku , dan terus menyerang klitorisku . Liang vaginaku berdenyut, dan basah sekali . Desahku tak putus putus .

          Hampir sepuluh menit , Mario merangsang ku dalam posisi berdiri , dan aku tak bisa lagi menahan birahiku . " Rio ..ahhhhhss..aku gak kuat lagi .... Ahhh.." erangku . Kedua tanganku memeluk erat tubuh Mario , Aku menjerit dalam kenikmatan , jari Rio semakin cepat menggetarkan klitorisku . ".. Rio . Rio .. sudah..ahhh.. ahh keluar.." erangku . Dan tubuhku kejang , mengejet , sambil memeluk erat tubuh Mario .
          Vaginaku terasa basah sekali , dan tubuhku seperti lemas tak bertulang . Setelah beberapa saat , Mario membuka celananya , dan Sebelah kakiku di angkatnya .

          Tanpa melepas celana dalamku , hanya di sibaknya ke samping , penisnya yang sudah tegang di arahkan tepat ke liang vaginaku . "aghhh..Rio..aghh.."erangku , saat penisnya yang besar , mengisi ruang sempit di dalam liang vaginaku .

          Mario terus menekan masuk seluruh batang penisnya ke dalam liang vaginaku , aku menggigit bibirku , ada sedikit rasa nyeri . Mario lalu bergerak dengan lembut , sambil tangannya memegang pantatku . Penisnya bergerak keluar masuk dengan pelan , aku merasakan gesekan nikmat penisnya di dalam vaginaku .
          Penisnya yang besar itu , terus bergerak pelan di dalam vagianku .".. ashhh..ahh.. Rio ?? erangku . . Dan Rio terus bergerak , menekan penisnya hingga mentok dalam vaginaku . mendorong dan menarik , membuat semakin ku menjadi semakin birahi .
          Aku tak terpikir Rona lagi , yang saat itu ku tahu betapa nikmat permainan Mario .

          Menit demi menit berlalu , tubuhku dan tubuh Mario bercucuran keringat , aku pun sudah tak bisa menahan birahiku . Aku menjerit kecil , sambil memeluk tubuhnya dengan erat, Mario berhenti bergerak , dia tahu aku sudah akan orgasme , "Rio..ahhh aku gak tahan?aku keluar.." .

          Rio melumat bibirku dengan penuh nafsu , aku pun melayaninya , dengan penuh nafsu , lidah aku dan Rio saling memilit . Tak lama Rio terus bergerak pelan , penisnya kembali memberi nikmat pada vaginaku .

          Rio terus bergerak , hingga dia juga mendapat orgasme , Dia benar benar memuaskan diriku , dan dia juga terpuaskan . " ohh Chika , enak sekali ..sayang.." desahnya , lalu menciumi bibirku . Vaginaku terasa , basah dan hangat . Rio melepas sperma cukup banyak dalam liang vaginaku .
          Tak lama Rio mencabut penisnya , dan spermanya tertinggal dalam liang vaginaku . Selangkangan celana dalamku sekarang penuh dengan spermanya .

          Saat yang bersamaan , aku mendengar suara deru mobil , jantungku berdegup . .." Rona pulang!!seru Mario .
          Saat itu juga Mario , segera merapikan pakaiannya , dan langsung menyelinap keluar kamarku dengan cepat . Aku pun demikian , merapikan pakaianku dengan sebisanya , menyisir rambutku yang acak acakan .


Sunday 14 April 2013

PERSIB BANDUNG, HASIL KOMPLIT PERTANDINGAN LIGA BANK MANDIRI 2004


2004, Persib menggigit setelah sebelumnya harus lolos dari Degradasi lewat Playoff

Musim ke-2 Juan Antonio Paez, Claudio Lizama, Alejandro Tobar di Persib.
Semakin kuat dengan Striker Chile, Julio Lopez dari PSIS serta Adrian Colombo asal Uruguay. Keduanya berhasil masuk jajaran Top Skorer Liga dengan 9 dan 7 gol untuk PERSIB






Di paruh 2 kompetisi, justru Manajemen PERSIB yang masih bernaung dari dana APBD melepas Colombo dan J-Lo. Merekrut dua striker anyar, Osvaldo Moreno & Christian Molina. Alih-alih membawa tren positif Persib. Persib justru menjauhi 3 besar, bahkan jadi bulan-bulanan Deltras di Sidoarjo 4-0.

Ada insiden kartu merah untuk pelatih Persib, Juan Paez, kecewa keputusan wasit, Paez berujar: WASIT GOBLOG! dan dikenai sanksi oleh pengawas.

Di akhir musim, Juan Paez dipecat manajemen dan diganti Abah Thohir.


Cherry Bombshell - Biru Di Hatiku







Sebiru laut samudra
Sebiru langit angkasa
Biru di dalam hatiku
Biru warnai duniaku


Tak akan berhenti
Ku kan setia menanti
Engkau pujaan hati
Kau ku puja sampai mati

Terus berlari dan berlari
Jangan kau henti
Terus mengejar dan menikam
Terus menyerang dan melawan

bridge

Terus berlari dan berlari
Jangan kau henti
Terus mengejar dan menikam
Terus menyerang dan melawan

Ku kan berlari dan berlari
Tak kan ku henti
Ku kan mengejar dan menikam
Terus menyerang dan melawan


Cewe Tattoan Fans PERSIB BANDUNG




Bodohnya Aremania!

BODOHNYA AREMANIA ..!!

Apakah pernah Bobotoh Persib menganggap Aremania musuh???
Jawabannya adalah tidak, Tapi kenapa para Aremania ingin menjadikan Bobotoh sebagai musuh kedua mereka setelah Bonek. Inilah yang menjadikan kami Bobotoh Persib merasa ingin menelusuri lebih dalam apa mau dan keinginan Aremania.


Dari judul di atas, mohon untuk tidak mengkritik lebih dalam, meskipun kami tau kalau judul tersebut tidak pantas, tapi kami ingin para Aremania tau dan membacanya hingga selesai.


Kami tau kalau kami ini dianggap saudara
oleh Bonek, tapi apakah dengan
kesaudaraan tersebut, semua keseharian
dan kebiasaan kami itu sama???
Jawabannya adalah tidak. Menurut kami
Bonek hanyalah saudara kami dalam
masalah bangsa dan agama, tidak ada
unsur lain yang menjadikan kami itu
saudara, ya meskipun dari sebagian orang
banyak yang berpendapat kalau Viking
dan Bonek satu hati karena musuh
mereka sama yaitu The Jak. Tapi hal
tersebut sangat kami bantah, dengan
persaudaraan kami, bukan berarti kami ini
satu musuh, semua yang mengaku musuh
Bonek harus menjadi musuh Viking juga,
bukan seperti itu. Dan pemikiran seperti itu
yang terdapat di otak para Aremania, La
mania dan Pasoepati, yang menganggap
Viking sebagai musuh mereka karena
Viking bersaudara dengan Bonek, musuh
bebuyutan mereka.
Menurut kami, itu adalah pemikiran yang
salah. Viking ya Viking, Bonek ya Bonek.
Kami berdua mengalami perbedaan yang
luar biasa. Kami dengan sikap yang
berwibawa, sedangkan mereka dengan
sikap keanarkisannya. Meskipun
semboyan kami adalah saudara, tapi hati
kami dan jiwa raga kami jelas berbeda,
kami selalu mendukung Persib sedangkan
mereka sudah jelas pasti mendukung
Persebaya. Dalam hal ini, kami ingin
meluruskan pemikiran para Aremania
yang menganggap kami musuh karena
seolah-olah kami itu saudara dengan
Bonek. Saudara bukan segala-galanya,
mereka memakai atribut hijau, sedangkan
kami memakai atribut biru.
Ya, meskipun para Bonek sekarang
sedang gencar-gencarnya
mempromosikan satu hati dengan Viking di
dunia maya melalui gambar-gambarnya
yang bersifat mengejek. Dan tidak sedikit
dari ejekan Bonek terhadap Aremania
yang membawa juga nama Viking di
bawahnya, apakah itu pantas sebagai
saudara???
Musuh yang tercatat di lembaga kami
cuma satu, yaitu The Jak. Dalam kamus
kami nggak ada yang namanya Aremania
itu musuh, tapi kenapa Aremania
menganggap kami musuh??? Apakah
Viking dan Aremania pernah terlibat
tawuran secara nyata???
Dalam hal ini, kami bukan takut terhadap
Aremania, tapi kami ingin memberitahukan
betapa besar pengaruh pemikiran anak-
anak Aremania.
Setelah kami telusuri, ternyata pemikiran
Aremania menjadikan Viking musuh
hanyalah hal sepele, yaitu karena Viking
itu saudara dekat Bonek, sedangkan
Bonek adalah musuh Aremania. Dengan
pemikiran yang seperti itu, menjadikan
supporter-supporter lain yang
menganggap Bonek musuh, kini
menambah lagi catatan musuh mereka
dengan nama kami. Betapa ruginya
Aremania dengan pemikiran mereka yang
seperti itu. Apakah visi misi di dalam
organisasi Aremania itu adalah “Mencari
Musuh”??? Kami kira tidak seperti itu, tapi
kenapa Aremania dengan gencarnya
menjadikan Viking sebagai musuh,
padahal diantara Aremania dan Viking itu
tidak terlibat masalah apa-apa.
Sampai saat ini-pun dalam catatan musuh
kami belum tertulis nama Aremania.
Bagaimana dengan catatan musuh di
Aremania??? Mungkin nama kami sudah
tercatat.
Persepakbolaan di Indonesia itu pantas
menjadi persepakbolaan yang takkan
pernah maju, karena supporternya saja
mencari-cari musuh. Itu lah salah satu
sebab Indonesia itu sangat miskin dengan
prestasi bola. Karena menurut kami,
supporter juga sangat berperan dalam
kemajuan persepakbolaan.
Kalau misalnya supporter Indonesia ini
mempunyai misi mencari musuh,
sebaiknya di Indonesia itu nggak usah deh
ada yang namanya supporter, atau lebih
baik yang namanya PSSI di bubarin aza.
Karena menurut kami, percuma saja
persepakbolaan Indonesia maju, tapi
wilayah Indonesia ini terpisah-pisah
dengan permusuhan. Seperti contoh yang
sekarang ini, mobil yang berplat nomor B
datang ke Bandung, pasti akan di awasi
oleh anak-anak Bandung, mereka terus
mencari tau apakah di dalam mobil itu
para The Jak atau bukan, juga sebaliknya
buat mobil yang berplat nomor D datang
ke Jakarta.
Apa sieh gunanya supporter??? Kalau
menurut pemikiran kami, supporter itu tidak
lain pendukung klub kesayangannya,
apakah supporter juga fungsinya untuk
mencari-cari musuh??? NO…
Jadi kami tekankan buat kalian para
Aremania, kami sudah cukup dengan
musuh satu, kami tidak ingin lagi
mengoleksi banyak musuh yang dilakukan
saudara kami Bonek. Kalau kalian merasa
jantan, kalian tunjukkan dong sikap
kejantanan kalian, jangan seperti anak
kecil. Pemikiran kalian seolah-olah seperti
anak kecil, yang tidak memikirkan masa
depan. Kalau kalian menganggap kami
musuh, terus terang saja dong, datang
serombongan ke Bandung, terus kita
tawuran, atau sebaliknya, kalian telepon
kami buat datang ke Malang, kami akan
datang dengan tentara kami, terus kita
tawuran, dengan tawuran seperti itu kita
deklarasikan bahwa kita itu musuh…!!!
Apakah permusuhan Aremania dengan
Viking seperti itu??? Jelas tidak lah,
Aremania itu memancing-mancing emosi
kaum Viking untuk memusuhinya, melalui
cara ketika para Aremania menonton klub
kesayangannya yaitu Arema Indonesia,
mereka dengan sengaja mengejek dan
menghina Viking. Dengan keadaan seperti
itu lah, Viking juga membalasnya dengan
mengejek-ejek Aremania di lapangan
sendiri. Apakah itu menunjukkan
kejantanan??? Menurut kami sebagai
Bobotoh resmi, itu hanyalah perbuatan
anak-anak banci yang pengecut.
Dalam hati yang paling dalam, sebenarnya
kami ingin menjadikan Bobotoh ini sebagai
supporter yang tidak mempunyai musuh,
supporter yang cinta damai, tapi karena
terlibat masalah dengan para The
Jakmania, akhirnya kami pun mempunyai
musuh satu. Sebenarnya kami ingin
mendamaikan kedua belah pihak, tapi
sebelum kami satukan, ehhh malah ada
lagi yang ngajak musuhan… huhhhh,
dasar supporter Indonesia…
Sekian saja lah… Semoga informasi di
atas tersebut bisa menjadikan pelajaran
bagi kita semua, semoga juga para
Aremania bisa dibukakan pikirannya oleh
sang Maha Kuasa, agar tidak mempunyai
pemikiran yang sesat seperti yang
tercantum di atas. Amien…
Dan kami peringatkan kepada seluruh
anggota Bobotoh dan Aremania, untuk
memulai pikiran damai dari diri kita sendiri,
diawali dengan hal yang kecil yaitu tidak
mengejek dan menghina supporter yang
lain.
Sekian dan terima kasih atas
perhatiannya…

#KapoldaJahat

hashtag banci dari pda pendukung Jakmani

Tim juru kunci

AIB TERBESAR 
SEPAKBOLA INDONESIA


SAY NO TO: PERSIJABLAY!

Friday 12 April 2013

Mba Narsih Galak


Namaku Kuntadi Priyambada. Aku biasa di pangil Kun. Kedua orang tuaku sudah meninggal, Ketika itu aku baru kelas 2 SMP, Aku terpaksa ikut Mas Pras. Dia adalah anak ayah dari isteri pertama. Jadi aku dan Mas Pras lahir dari ibu yang berbeda. Mas Pras ( 30 tahun ) orangnya baik dan sayang kepadaku, tapi istrinya……… wah judes, dan galak.

Ketika Ibuku meninggal, yang mengakibatkan aku jadi sebatang kara di dunia, Mas Pras baru seminggu menikah. Kehadiranku di keluarga baru itu, tentu sangat mengganggu privasi mereka. Rumah kontrakan sempit hanya ada tiga kamar. Kamar tidur, kamar tamu dan dapur. Aku merasakan sikap yang kurang enak ini sejak aku hadir di situ.

“Kun, kamu tidur di kursi tamu dulu, ya…? Atau di karpet juga bisa. Kamu tau kan, memang tidak ada tempat?” Mas Pras menyapaku dengan lembut.”Sama Mbak-mu harus nurut. Bantu dia kalu banyak pekerjaan” Aku hanya mengangguk.
Aku tidak begitu akrab dengan Mas Pras, karena memang jarang bertemu. Aku di Jogja, Mas Pras kerja di Semarang. Nengok ibu (tiri) paling setengah tahun sekali. Sambil mengirim uang buat biaya sekolah aku.

Kakak lalu berangkat kerja. Dia adalah sopir truk antar-propinsi. Saat itu aku putus sekolah. Di Jogja belum keluar, tapi di Semarang belum masuk ke sekolah baru. Sehari-hari di rumah sempit itu menemani kakak ipar yg baru seminggu ini kukenal. Rasanya aku tidak krasan tinggal di “neraka” ini. Tapi mau ke mana dan mau ikut siapa?

Pagi itu aku sudah selesai menjemur pakaian yang dicuci Mbak Narsih. Kulihat dia lagi sibuk di dapur.

“Mbak, saya disuruh bantu apa?” aku mencoba pedekate dengan Mbak Narsih.
“Cah lanang, bisanya apaaa. Sana ambil air, cuci gelas, piring dan penuhi bak mandi.” Sakit telinga dan hatiku mendengar perintahnya yang kasar. Tanpa ba-bi-bu semua kulaksanakan. Karena tak ada lagi yang mesti dikerjakan lagi, iseng-iseng aku nyetel radio kecil di meja tamu (Kakak gak punya tivi)
“E…malah dengerin radio……….sana belanja ke warung” aku diberi daftar belanjaan. Untungnya aku sudah biasa membantu Ibu ketika beliau masih ada. Aku hidup bersama Ibu sejak kecil, karena ayah sudah lama meninggal. Agak jauh warung itu. Aku tidak malu-malu dan canggung beli sayuran, malah Bu Salamun, yang jual sayur heran, “Mbok, nyuruh pembantunya, to cah bagus. Kok belanja sendiri.” Aku cuma senyum saja. “Ini, Mbak, belanjaannya.

Ini susuknya.” Kuserahkan tas kresek dan uang kembalian, tapi Mbak Narsih tetep sibuk marut kelapa. Kutaruh saja tas kresek itu di kursi kayu dekat kompor minyak. Memang kesannya dia baru marah. Padahal aku tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. Tanpa disuruh aku ikut mengupas bawang, memetik sayur dan menyiapkan bumbu yang tadi kubeli. “Mau bikin sayur lodeh,to Mbak?”
“Sok tau………..” jawabnya ketus. Dia mulai masak. Aku keluar saja. Ada rasa ngeri deket-deket orang marah. Di luar aku nggak berani dengerin radio lagi. Ingin rasanya aku menangis dan pergi dari rumah ini. Aku duduk di teras rumah melihat orang berlalu lalang di depan rumah. Tiba-tiba aku membaui masakan yang gosong. Tapi aku tidak berani masuk. Takut dibentak istri Mas Pras yang cantik tapi guualakke pol itu.

“Kuuuuuunnn…………..sini” Mbak Narsih berteriak memanggil. Aku bergegas masuk. Kulihat dapur berantakan. Panci sayur di lantai, sayur tumpah. Kursi tempat menaruh bumbu sudah terguling.Bumbu bertebaran di lantai. Dan…. kompor menyala besaar sekali. Untung aku tidak ikut panik dan bisa berpikir cepat.

“Mbaaaakk…kenapa tanganmu?” Kulihat tangannya merah melepuh, Tangan Mbak Narsih sepertinya ketumpahan kuah tapi perhatianku lebih tertuju pada kompor yang menyala besar sekali,. Cepat kuambil keset di ruang tamu, kubasahi dengan air cucian dan kututupkan ke kompor yang menyala itu. Sesaat kemudian kompor itu padam. Cepat kupetik papaya di depan rumah ( padahal itu milik Lik Yanto, tetangga) kubelah pakai pisau. Lalu getahnya kuusapkan ke tangan Mbak Narsih yang melepuh.

“Jangan…nanti sakit….ngawur….aduuuuh,,,” Mbak Narsih menangis dan aku nekad menutup lukanya iu dengan sayatan-sayatan papaya mentah. Luka itu akhirnya tertutup semua dengan sayatan buah papaya. Keliatannya usahaku berpengaruh. Mbak Narsih agak tenang sekarang.

“Sudah dingin, Mbak?” aku menatap dengan iba kakak iparku yang malang ini. Air matanya meleleh. Dia diam membisu sambil menggigit bibirnya menahan sakit. Pasti panas dan perih, aku tahu itu.
“Kun, kita gak bisa makan siang.” Akhirnya keluar suara Mbak Narsih, pelan tidak galak lagi.

“Wis Mbak, istirahat saja, masih sakit kan?” kutegakkan kursi yang terguling dan kutuntun Mbak Narsih duduk. Dapur segera kubersihkan. Kompor bisa menyala lagi. Sisa-sisa bumbu yg ada kupakai untuk masak sayur pepaya. Aku sudah terbiasa membantu Ibu, jadi ini hanya suatu kebiasaan. Mbak Narsih hanya melihat aku sibuk di dapur tanpa komentar. Dia terus-terusan mengaduh kesakitan. Tapi aku mendahulukan selesainya pekerjaan di dapur. Sayur sudah masak. Nasi sudah ada. Semua kuatur di meja tamu yang sekaligus menjadi meja makan.

“Mbak, mau makan? Tak ambilke, ya?” Mbak Narsih hanya memandangku dengan mata basah.
“Kun, kamu baik, ya? Terimasih, ya Dik, tapi kedua tanganku melepuh begini, dan ini perutku perih sekali. Kulihat perut Mbak Narsih, Astaga…. Ternyata daster sebelah kiri sudah terbakar dan perut Mbak Narsih bengkak kemerah-merahan. Aku cari sisa-sisa irisan papaya tadi. Aku parut lembut dan kuparamkan di perutnya. Waktu itu aku tidak berpikir macem-macem, karena perhatianku pada penderitaannya. Dia agak tenang sekarang.
“Ambilkan daster Mbak yang utuh di lemari, Kun. Yang kupakai ini dibuang saja, sudah separo terbakar.”
Aku ambilkan daster pink di lemari lalu….aku berhenti dan termangu di depan Mbak Narsih.
“Ayo, buka daster yang terbakar ini. Tolong diganti dengan yang kamu ambilkan tadi.” Mbak Narsih melihat keraguanku tadi. ‘Pelan, pelan…. Ada yang masih lengket di kulit…ssss… adduuuh”
Akhirnya daster itu bisa kulepas. Baru kali ini aku melihat dengan jelas dan dari dekat, wanita setengah telanjang. Mbak Narsih berkulit putih bersih. Perutnya rata dan…. yang terbungkus di bra hitam itu bulat putih dan besaar. Aku terpesona sesaat.

“Ayoooo….. dingiiin, Kun. Cepat ambil daster pink itu” aku tersadar dari pesona keindahan di depanku segera memakaikan daster itu.
Siang itu aku menyuapi Mbak Narsih. “Enak, Kun, masakanmu. Kamu kok bisa masak, to?”
“Halah, aku Cuma liat Ibu masak dan sering membantu Ibu.” Tapi dalam hati aku bangga memperoleh perhatian seperti itu.

Lik Yanto dan Mbak Saodah, isterinya, datang menengok dan memberi salep dingin. Tiap hari, pagi dan sore aku mengolesi luka-lukanya. Kedua tangan, jari, dan perutnya. Tiga hari aku merawat Mbak Narsih ……. suasana sudah berubah total. Keadaan dia, dua tangannya nyaris nggak bbisa pegang apapun. Telapak tangan melepuh, membuat dia menyadari bahwa saat itu, aku diperlukan, selama Mas Pras belum pulang. Karena tiap pagi dan sore, mengepel tubuhnya, aku bisa melihat dari dekat seperti apa tubuh wanita dewasa itu. Saat aku mengelap tubuhnya, aku jadi tau, bentuk payudaranya yang bulat dan kenceng, putingnya yang coklat dipucuk gunung putihnya, Saat kulepas celdamnya, bisa kulihat bibir bawahnya yang indah berambut tipis. Pangkal pahanya lebih putih daripada sekitarnya. Memang Mbak Narsih wanita cantik sempurna. Kakakku tidak salah memilih pasangan hidupnya. Mas Pras ganteng, Mbak Narsih cantik. Hidungnya mungil tapi tidak pesek. Runcing indah di atas bibirnya yang mungil. Seperti Yuni Shara, tapi tubuh kakakku jauh lebih besar dan lebih tinggi. Tanpa kusadari, aku kok merasa asyik merawat kakakku ini. Pengen nya hari segera sore atau kalau malam ingin segera pagi. Ada kerinduan untuk melihat keindahan itu. Ah, berdosakah aku? Sering aku diam melamun diombang-ambingkan perasaan ingin menikmati tapi juga merasa bersalah kepada Mas Pras.

Setelah tiga hari hanya di lap dan dipel dengan handuk basah., pagi itu dia minta dimandikan dengan air hangat. Kusiapkan air hangat di baskom. Mbak Narsih duduk di kursi kayu, kamar mandi kubiarkan terbuka, agar ruangan lebih luas dan aku bisa ikut masuk mengguyur tibuhnya dan memandikannya. Aku merasakan kehalusan kulitnya saat aku menyabuni tubuhnya. Pahanya yang mulus dan bersih, pundak dan lehernya yang jenjang dan putih. Tadinya aku ragu-ragu untuk menyabuni susunya. Tapi Mbak Narsih dengan “marah” memaksaku menyabuni bukit kembarnya itu.

“Kun, terus saja gosok dan putar-putar di situ, biar bersih.” perasaan sudah bersih banget, kenapa disuruh menyabuni terus. Melihat kemontokannya terasa celanaku jadi sempit.
“Nah. Diputar putar gitu, Kun. Terus dari bawah diangkat sambil digosok.” Mbak Narsih terus member pengarahan. Kusangga payudaranya naik, lalu sedikit kuremas dan kupijit. Mbak Narti tidak protes, Cuma memandang ke payudaranya yang semakin menggembung montok itu. Apalagi kedua tangannya diangkat naik karena takut telapak tangannya yang luka terkena air, sehingga keteknya yang bermbut tipis itu terbuka lebar. Payudaranya terangkat naik.

“Sekarang, ambil air lagi, diguyur pelan-pelan. Sambil dihilangkan sabunnya.” Kuguyur merata, dan sisa-sisa busa larut ke bawah menampakkan kecerahan kulitnya yang semakin terang. Aku yakin tanpa lampu pun kamar mandi itu akan terang benderang karena kecerahan kulitnya.
“Dikosoki, Kun biar dakinya ilang.” Mbak Narsih mengulang lagi. Mulutku terkatub rapat sambil menggigit bibir, menahan perasaan aneh di hati, kugosok-gosok sisa sisa sabun yang terasa licin itu.
Memang enak rasanya menyentuh daging empuk ini. Aku malah setengah meremas pada ujung-ujungnya. Aku heran kenapa pucuknya keras. kenapa setiap aku remas ujung susunya, Mbak Narsih memejamkan matanya. “Masih sakit, Mbak?” Dia Cuma menggeleng tapi tetap mata terpejam.

“Kun, sudah tiga hari ini Mbak nahan untuk tidak ke WC, tapi perutku sudah sakit banget. Aku mau ke WC, Nanti tolong kamu semprot ya anuku, pakai toler air. Tanganku masih melepuh.” Mbak Narsih jongkok di WC, pintu kututup. Wah, baunya sampai juga di luar. Aduuuh, tugas berat nih, keluhku dalam hati membayangkan kotoran yang baunya saja sudah begitu menyengat. Kupijit hidungku.

“Kun, buka pintu WC dan semprot aku ya” kudengar suaranya dari dalam. Sudah kusipkan air yg kuberi sedikit obat pel yang wangi. Kubuka kran dan kutembakkan “water kanon” itu untuk membersihkan kotoran yang menempel di sana. Lalu Mbak Narsih membalikkan badan, membelakangiku. Pantatnya yang besar dan putih itu terpampang di hadapanku,”Semprot, Kun….!” Aku arahkan dari bawah air itu menyemprot lubang anusnya.

“Sudah bersih belum Kun?” Mbak Narsih nungging, terlihat dua lubang dobel. Berwarna pink semuanya. Ooo, seperti ini bentuk tempik perempuan dewasa dari dekat? Celanaku semakin mengggembung.
“Sudah belum? Kok lama sekali lihatnya?” dia protes
“SSssuudah…Mbak, jelas sekali…eeehh bersih sekali” aku jadi salah tingkah dan keseleo lidah.
“Sekarang ambil sabun. Tolong sabunilah biar hilang baunya. Tanganmu gak akan kena kotoranku lagi”
Haaaa…. Menyabuni “ituuu?” Aku kok jadi bersemangat, tapi kusembunyikan kegiranganku itu dengan bersikap senormal dan setenang mungkin. Kugosok anusnya dengan sabun, lalu kemaluannya secukupnya, kemudian kubilas lagi dengan semprotan air wangi tadi..

Pengin-nya aku mau lama-lama, tapi aku malu. Waktu meraba belahan kemaluan Mbak Narsih tadi, punyaku berkedut-kedut hebat seperti mau kencing.
“Kun, kok cepet-cepet, ya nggak bersih dong.” Sergah Mbak Narsih dengan raut marah.”Ayo lagi”
Aku ambil sabun lagi. Lubang duburnya kuusap-usap pelan, dari belakang kulihat bokong putih itu terangkat-angkat saat aku mengusap tadi. Seluruh permukaan bokongnya kusabuni dengan penuh perasaan. O, bersihnyaaaa..ooo putihnya…. Lalu kutelusupkan jariku maju ke “garis” di depan sana. Ternyata jariku “keceplos” ke dalam alur yang basah dan hangat. Di dalam terasa ada keduta-kedut yg menjepit jariku. Seperti aliran listrik, menjalar ke celanaku terasa juga kedutan kedutan liar di yang semakin terasa.

“Terus saja, Kun, teruussss….. nah.. pinter kamu, Kun…” Mbak Narsih menggumam seperti ngomong sendiri. Aku semakin tak bisa menahan kedutan di celanaku. Tak terasa dan tak kusadari, jariku bergerak menusuk semakin dalam ke “sana” seiring rasa yg kurasakan. Ujung jariku terasa menggapai-gapai sesuatu yang menonjol di dalam “sana” dan Mbak Narsih mendesis ; “Aaaaahhhh.. ssssshhh…” mendengar rintihan Mbak Narsih, aku semakin “menderita” karena ada semacam gelombang getaran yang mau menjebol benteng. Jariku bergerak maju-mundur semakin cepat, dan gelombang itu semakin mendekat.”Aaaahhhh…Mbak..”
Bersamaan dengan itu Mbak Narsih juga merintih,”Ahh ssshhh,,,, aku keluaarrrr…oooohhhh”

Aku merasa ada yang keluar di celanaku. Aku ngompol! Padahal aku tidak tidur? Tapi kok enaaak sekali? Tiba-tiba aku merasa malu, takut kalau Mbak Narsih menoleh dan melihat celanaku basah. Mbak Narsih keliatan lemes tapi wajahnya mengekspresikan kepuasan. Setelah kulap dengan handuk seluruh tubuhnya, aku kenakan daster yang bersih. Rambutnya aki sisir rapi. Mbak Narsih diam saja dengan sikap manis. Pagi ini terlihat dia sangat cantik. Sambil menyisir rambutnya, kupandangi sepuasnya makhluk cantik di hdapanku sepuas-puasnya.

Seminggu kemudian Mas Pras pulang. Perban sudah dilepas, tapi tangan jadi belang.
“Kenapa, Sih, tanganmu?” Mas Pras terlihat kuwatir.
“Kompornya meledak. Untung ada pahlawan kecilmu.” Mas Pras mengelus kepalaku. dia tersenyum. Aku jadi bangga campur nalu. Aku khawatir Mbak Narsih cerita kalau aku menyeboki dia. Aku berdebar-debar terus. Untung Mbak Narsih malah cerita kalau aku ternyata pinter masak.
“Dik Narsih, Kuntadi ini juara masak dalam lomba masak di sekolahnya. Dia juga bintang lapangan basket.” Pujian Mas Pras membikin aku semakin malu saja. Meskipun itu memang benar.

Malam itu aku sudah bebas tugas menjaga Mbak Narsih. Kecuali tangannya sudah pulih, Mas Pras sudah datang. Jadi biarlah semuanya dilayani oleh suaminya. Aku menjatuhkan diri di sofa kamar tamu disergap rasa lelah luar biasa dan langsung tertidur lelap. Padahal itu baru jam enam sore. Tengah malam, aku terjaga. Sayup- sayup aku mendengar suara orang menangis, tetapi diberangi suara mendengus-dengus….Aku diam mendengarkan. Itu datangnya dari kamar Mas Pras. Ahhh…rupanya Mas Pras sedang “anu” dengan Mbak Narsih.
Aku harus pura-pura tidur lelap. Aku merasa tidak sopan kalau nguping kegiatan mereka. Tetapi mataku tak mau dipejamkan lagi. Aku memang sudah puas tidur sejak petang tadi. sekarang mendengar suara Mbak Narsih nerintih dan menangis…. jadi ingat kejadian di kamar mandi kemarin. Terbayang lagi tubuh Mbak Narsih yang seksi dan putih mulus. wajah cantiknya ketika menangis sambil berkata,” kamu …baiiik… Kun”. Ada perasaan aneh menguasai diriku. Tak ada lagi wanita galak, yang ada wanita cantik yang pernah aku raba seluruh tubuhnya. Beraneka pikiran berkecamuk di kepala mengantarkanku ke alam mimpi indah, bertemu wanita cantik… wanita itu memperliatkan tubuhnya yang telanjang bulat. Kemaluannya didekatkan ke batangku Dia mendekatkan lubang itu ke arahku lalu memasukkannya ke sana. Suatu rasa yang nikmat menjalari sekluruh pori-pori kulitku dan…….ketika terbangun celanaku basah.

Tak terasa sudah dua bulan aku ikut Mas Pras. Beliau masih sering tugas luar kota. Kali ini beliau ada di Lampung dan Palembang selama dua bulan. Gaji hanya dititipkan kantor. Aku sering disuruh Mbak Narsih mengambil gajinya di kantor Mas Pras. Meskipun Mbak Narsih sudah baik, tapi sifat judesnya tak mau hilang. mungkin sudah pembawaan. Wah…. Kalau memerintah… harus dilaksanakan tanpa protes. Aku membuat kelalaian sedikit saja, bisa dia “menyanyi” sepanjang hari. Maka aku harus hati-hati kalau ngomong atau bertanya sesuatu. Aku harus membereskan semua pekerjaan di rumah, baru aku berani keluar untuk maen. Paling suka aku ke lapangan maen sepakbola dengan anak-anak tetangga pada sore hari. Kalo pagi aku suka “menghilang” di rumah Oom Yanto tetangga depan rumah untuk baca Koran atau majalah. Bulik Saodah cukup ramah. Dia mengerti kalo aku sedang “mengungsi” di situ, Aku sering curhat kepada Om Yanto dan isteriya tentang perlakuan Mbak Narsih.

“Kenapa ya, makin hari Mbak Narsih makin sering marah-marah tanpa tahu sebabnya?”
“Sabar dan cuek saja. Mungkin dia jengkel karena Mas Pras nggak pulang-pulang.” Om Yanto mencoba menganalisa. “Maklum kan manten anyar?”
“Dia tidak marah sama kamu Dik Kun,” Bulik Saodah menambahkan, “ tapi sama keadaan rumah yang membosankan. Dia butuh hiburan, penyegaran.” Aku sedikit memahami penjelasan mereka.
“Dik Kun saya nilai anak yang baik, lho. Jaman sekarang, hampir tidak ada anak laki-laki yang bisa trampil ngurus pekerjaan rumah tangga.” Bulik mencoba memberi support dan aku merasa terhibur.
Meskipun aku di rumah Om Yanto, tetapi aku selalu mengawasi keadaan rumah. Supaya kalau sewaktu-waktu dicari, aku sudah siap datang. Terlambat sedikit, bisa pecah kemarahannya.

Jam satu, saatnya makan siang. Aku harus pulang, menyiapkan meja makan. Memang aku merasakan, sepertinya aku ini bukan sebagai adiknya Mas Pras, tetapi lebih sebagai pembantu rumah tangganya Mbak Narsih. Tetapi sampai di rumah, aku melihat piring kotor dan gelas kosong di meja makan. Sayur juga sudah ada di meja makan. Berarti Mbak Narsih sudah makan. Tetapi kok nggak ada. Aku menengok ke kamar tidurnya, tidak ada. O, pasti di kamar mandi. Ya, sudah aku makan sendiri saja. Baru satu sendok aku makan, terdengar suara dari kamar mandi, “Hooeeeek……” Aku berhenti makan dan berdiri bimbang, harus apa aku? “Hoooeeeek….” O, mungkin ini tanda Mbak Narsih hamil.

Aku mendekati pintu kamar mandi. “Sakit, Mbak?” “Hoooeeeek…” itu jawabannya. Aku mencoba mengetuk pintu kamar mandi yg terbuat dari seng itu, ternyata tidak dikancing, Kriiiit… terbuka dengan sendirinya. “Kun, aku mual banget.” Aku masuk dan menggandengnya keluar. Kududukkan di kursi ruang makan. Dia lalu merebagkan kepalanya di meja makan. Lemas. Badannya basah kuyup keringat dingin. “Sudah makan, Mbak?” sebetulnya aku nggak perlu Tanya, jelas baru saja dia makan dan habis banyak. Itu bisa dilihat dari sisa nasi di tempat nasi. “Sudah. …..Kun….bawa aku ke tempat tidur.” Lirih suaranya. Kupapah jalannya ke kamar. Satu tangannya di pundakku. Satu tanganku di pinggangnya.

Kurebahkan pelan-pelan tubuhnya dan kuberi bantal yang agak tinggi.
‘Kamu kok lama sekali di rumah Mas Yanto. Enak di sana ya?” pelan suaranya, tapi terasa menusuk perasaanku. Aku merasa bersalah.
”Aku …aku cuma baca-baca koran kok Mbak. Di rumah kan nggak ada bacaan.”
“Aku tau Kun” Mbak Narsih meraih tanganku disuruh duduk di tepi tempat tidur. “Mbak Narsih galak, kan?” Aku benar-benar jadi kikuk. Mau ngomong apa? Mau bilang tidak, nyatanya memang dia galak. Mau bilang nggak, pasti dia tau kalau aku bohong.
“Aku cuma takut saja, Mbak, kalau pas marah.”

“Maafin Mbak, ya Kun. Aku merasa sendirian kalau kamu pergi main atau kamu begitu krasan di rumah Mas Yanto.” Mbak Narsih menarik diriku hingga mukaku jatuh ke wajahnya. Diciumnya bibirku.
Lidahnya memaksa mulutku untuk terbuka. Di kulumnya bibirku. Aku gelagapan, tapi aku tidak berusaha menghindar. Rengkuhan tangannya begitu lembut penuh kehangatan. Kita berdua berciuman beberapa saat. Mula-mula aku pasif tapi lama-lama aku bisa mengikuti caranya. Lidanya pun kadang kusedot. Karena aku tidak bisa benafas aku mencoba melepaskan diri.

“Kun, …… jangan tinggalkan Mbak sendirian” matanya sayu dan mengiba. Sama sekali tidak terlihat galak dan judesnya. Sungguh penampilan yang sangat berbeda.
“Bisa pijit aku ya Kun, biar agak enteng mualku?” pintanya sambil memegang erat kedua telapak tanganku. Tatapan matanya menyihirku untuk mengangguk. “Pintunya ditutup dulu, nanti ada kucing masuk” Aku segera menutup pintu depan. Memang kucing putih punya tetangga sudah dua kali membongkar tudung saji di meja makan. Aku kembali ke kamar sambil membawa obat gosok.

“Gak usah pake minyak itu. Panas. Dipijit saja pelan-pelan. Lututnya dinaikkan dan roknya melorot ke pangkal paha. Kini nampaklah pahanya yang putih itu. Kupijit lututnya pelan-pelan. Aku tidak berani pegang pahanya. Tetapi dia malah menarik roknya lebih ke atas dan menyuruh pijit pahanya. Aku pijit dengan ragu-ragu. Telapak tanganku merasakan kulit Mbak Narsih begitu hangat. Pijatan-pijatan ku menjadi tidak terarah, karena saat kulirik ke atas, di pangkal paha itu….. tak ada secuil kain pun menutupi kemaluan Mbak Narsih. Keringat bermunculan di wajahku, mataku jadi terasa panas. Gigiku gemeletuk seperti kedinginan. Aku heran, kenapa aku ini. Apa aku ketularan sakitnya Mbak Narsih.

“Mijitnya pindah ta, Kun. Kok di situ terus. Paha yang satunya.” Sambil bilang begitu dia mengangkat pantatnya dan melolos roknya lepas. Kini tubuhnya bugil-sebugil-bugilnya. Tanganku dipegang dan dituntun ke garis di tengah tenpiknya. Aku menurut saja. Kuurut-utur bibir bawahnya yang segera basah dan terbuka sendiri. Kulihat cairan bening mengalir. Tubuhku semakin gemetar dan rasanya ingin sekali aku kencing. Kemaluanku mengeras sehingga seperti terjepit rasanya.
“Mbak, aku mau pipis dulu….” Aku memberanikan diri memohon.
“Sini, sini, aku lihat. Apa kamu benar-benar mau pipis.” Diturunkannya celanaku dan dikuakkan CD-ku ku samping, sehingga batangku yang sudah sekeras pentungan satpam itu teracung. Aku malu sekali. Tapi aku juga ingin benda itu dipegangnya. Dibelai-belainya “helm”ku dengan lebut. Segera gelombang kenikmatan mengalir seperti listrik ke pusat syarafku. Tangan kiriku masih di lubang tempiknya dan terus mengorek-ngorek di kedalamannya. Kurasakan dinding-dinding lembut yang hangat dan basah itu berkedut-kedut. “Mbak…Mbak…aduuuuh sudah Mbak…aku mau kencing Mbak…”

Dilepaskannya kemaluanku dan menurun pula irama gelombang itu, Anehnya, aku merasa kecewa, ingin dipegang tangan Mbak Narsih lagii. Aku melihat susu yang begitu montok dan putih menntang dan didorong oleh nafsu yang sudah mendidih, kuremas dan kuelus bukit kembarnya. Aku lupa diri. Malahan tanpa disuruh aku mengulum ujung susunya yang kemerah-merahan itu. Kiri, kanan, kiri lagi. Mbak Narsih menggelinjang dan mendesis. “Enak Kun….yang kanan Kun…”

“Terusss…Kun, kamu pinter yang kiriiii……terussss…. Dipijit-pijit terus…”
Entah kapan aku melepaskan pakaianku, tau-tau aku sudah tak berpakaian lagi. Aku berdiri di samping tempat tidur. Mbak Narsih menyorongkan lubangnya di depanku. Pahanya dinaikkan di pundakku. Terasa berat kakinya bagi tubuhku yang masih kerempeng.

“Kun, masukkan ke situ,,,,,cepat….aku sudah nggak tahan…”
Aku kagum melihat punyaku bisa sebesar dan sepanjang itu. Belum pernah kulihat sebelumnya. Sepertinya hari ini sudah berubah jadi naga raksasa. Kudorong pelan-pelan kerah lubang Mbak Narsih yang putih kemerahan itu. Pertama kali menyentuh bibir bawahnya, aku merasakan kenikmatan yang belum pernah aku rasakan. Geli tetapi enak. Makin ke dalam semakin hangat dan nikmat. Tak kuhiraukan rintihan Mbak Narsih, dia menangis seperti malam-malam dulu ketika bersama Mas Pras.

“Kuuuuunnnnn……. tusuk yang dalam…..dalam….dalam….ahhhhh”
Kini gemeretak gigiku sudah hilang, tetapi keringat membanjir luar biasa. Demikian pula Mbak Narsih, sprei jadi kusut dan basah kuyup. Diputar-putarnya pantatnya, sehingga aku makin kesetanan menusuk. Mbak Narsih terus duduk dan aku diberi dua bola bulat putih untuk kupetik dan kukulum. Tapi aku tidak kuat menahan beban tubuhnya. Kujatuhkanlah dia ke kasaur, lalu aku naik. Setan sudah menguasaiku. Mbak Narsih kini telentang, wanita cantik yang galak dan judes itu, kini menyerah di bawah sana. Kedua pahanya yang mulus dan putih kubentangkan, sehingga kemaluannya semakin terbuka. Sambil berlutut kusodokkan lagi senjataku ke sana. Terasa lebih dalam sekarang, karena ada ruang yang lebih bebas. Terdengar suara crop crop crop, seperti memompa dengan kelep yang basah. Wajahnya yang cantik itu menyeringai jadi jelek karena menahan rasa nikmat yang luarbiasa .

Mulutnya menganga, matanya menatap liar. Hossss…..husssss…hhhhh…..napasku dan napas Mbak Narsih seperti seperti nafas orang berlari mendaki bukit. Makin cepat gerakan maju-mundurku semakin memuncak terasa gelombang datang bergulung-gulung berusaha menjebol benteng pertahanan. Mbak Narsih mengangkat pantatnya, tangannya menekan kuat-kuat pantatku sehingga batangku tertancap dalam-dalam di lubang kenikmatan itu saat pertahanku jebol. Mbak Narsih juga sama, cengkeraman tangannya di pantatku begitu kuat seakan kuku-kukunya tertancap di dagingku.


“Kuuuunnnn……………akuuuuuuuuu……keluar…..”
“Mbaaaaaakk……..oooohhhhh……..” berapa kali senjataku memuntahkan peluru aku tak sempat menghitungnya. aku terkulai di perut Mbak Narsih.
Keadaan jadi sunyi sekarang. Kupeluk kakak iparku. Dia pun memelukku bagaikan seorang ibu memeluk bayinya di pangkuannya. Badanku memang terlalu kecil dibandingkan tubuhnya yang bongsor
Mulai saat itu secara teratur aku diberi ( atau memberI ) ” jatah harian” di saat-saat Mas Pras tidak ada di rumah. Kalau sifat galaknya kambuh itu tanda Mbak Narsih “minta”. Benar kata Bulik Saodah, Mbak Narsih kesepian dan haus minum “es lilin”

Sekarang baru aku tau bahwa saat itulah aku kehilangan keperjakaanku. Setaun kemudian aku lulus SMP Saat itu Mbak Narsih melahirkan. Anaknya cewek berkulit hitam seperti kulitku. Padahal Mas Pras dan Mbak Narsih itu putih semua. Nggak taulah. Itu anak siapa? Tapi sampai cerita ini kutulis, Mas Pras tetap mengira kalau Shamira itu anaknya. Anak tunggalnya, Mbak Narsih tak pernah hamil lagi, menurut dokter (Mbak Narsih member tahuku ) Mas Pras punya gangguan kesehatan.